Berikut posisi berhubungan intim yang aman dilakukan di bulan ke-9 kehamilan:
Woman on top: Berada di atas suami berarti Mama dapat mengontrol kecepatan dan tingkat penetrasi. Ini juga berarti tidak ada beban yang dibebankan pada Mama atau perut. Ini adalah posisi favorit yang mungkin sudah Mama gunakan sebelumnya.
Misionaris yang dimodifikasi: Posisi misionaris klasik pasti bukan pilihan terbaik di akhir kehamilan. Besarnya ukuran perut membuat Mama dan suami sulit merasa nyaman. Posisi misionaris klasik juga memiliki risiko di mana suami memberikan terlalu banyak tekanan pada rahim. Belum lagi, berbaring telentang dengan perut besar akan menyebabkan Mama merasa pusing.
Namun, Mama bisa mencoba posisi misionaris yang sedikit dimodifikasi dengan menggunakan bantal untuk menopang tubuh. Pastikan suami menopang dirinya sendiri sehingga ia tidak bersandar pada perut Mama. Mungkin lebih mudah bagi suami untuk berbaring menghadap ke atas (sekali lagi, dengan bantal di bawah Mama sebagai penyangga) dengan pantat di tepi tempat tidur dan lutut ditekuk. Suami kemudian dapat berlutut atau berdiri (tergantung ketinggian tempat tidur) di antara kedua kaki Mama.
Berdampingan: Mama dan suami berbaring miring saling berhadapan. Mama mungkin perlu memiringkan tubuh agar bisa menekuk lutut dan menyandarkan kedua kaki di pinggulnya. Karena saling berhadapan, posisi ini dapat memberikan Mama semua keintiman posisi misionaris tanpa rasa tidak nyaman saat berbaring telentang.
Spooning: Mirip dengan posisi berdampingan, tetapi Mama dan papa menghadap ke arah yang sama. Berbaring miring sedikit meringkuk. Papa kemudian dapat berpelukan di belakang Mama dan masuk dari belakang.
Merangkak: Dukung diri Mama dengan tangan dan lutut (bantal dapat membantu menopang perut) saat suami berlutut di belakang. Karena suami yang mengontrol tingkat penetrasi pada posisi ini, pastikan untuk berkomunikasi dengannya jika Mama merasa tidak nyaman.