Preeklamsia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi berbahaya pada ibu hamil dan janin

27 April 2023

Preeklamsia Gejala, Penyebab, Cara Mengatasinya
Freepik

Selama kehamilan, ibu hamil tidak jarang ditemukan mengalami ketidaknyamanan yang membuatnya mengajukan keluhan kehamilan. Kondisi tersebut sering disebut wajar, tetapi juga dapat berujung pada kondisi medis yang serius. Salah satunya adalah preeklamsia.

Preeklamsia adalah permasalahan kesehatan yang sering ditemukan saat kehamilan. Permasalahan ini dapat berujung pada komplikasi apabila tidak segera diberikan penanganan.

Untuk membantu Mama mengetahui informasi selengkapnya, berikut telah Popmama.com rangkum gejala, penyebab, dan cara mengatasi preeklamsia. Yuk, disimak, Ma!

Apa itu Preeklamsia?

Apa itu Preeklamsia
Freepik/valeria_aksakova

Preeklamsia adalah kondisi tekanan darah serius yang sering terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Kondisi ini menandakan tingginya tekanan darah dan kadar protein dalam urine.

Dengan indikasinya tersebut, preeklamsia dapat memengaruhi organ lain dalam tubuh sehingga berbahaya bagi ibu hamil dan janin dalam kandungan. 

Bahkan, preeklamsia dapat berkembang menjadi eklamsia atau komplikasi kehamilan lanjutan dari preeklamsia yang dapat mengancam nyawa mama dan bayi.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui gejala, penyebab, dan cara mengatasi kondisi medis yang satu ini agar dapat berjaga-jaga, ya, Ma.

Editors' Pick

Bagaimana Gejala Preeklamsia?

Bagaimana Gejala Preeklamsia
Freepik

Preeklamsia merupakan kondisi tingginya tekanan darah dan kadar protein dalam urine. Dengan begitu, gejala yang muncul menyertai kondisi yang satu ini tentu berkaitan dengan kedua hal tersebut beserta retensi air.

Cleveland Clinic menyebutkan di antara gejala yang dapat muncul menyertai preeklamsia pada ibu hamil meliputi:

  • Sakit kepala. Pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia, salah satu gejala yang akan dialami adalah sakit kepala berat.

  • Penglihatan buram. Buramnya penglihatan sebagai gejala preeklamsia ini maksudnya adalah pandangan yang kabur hingga sensitif terhadap cahaya.

  • Sakit perut pada bagian sebelah kanan. Gejala lain yang dapat dialami ibu hamil dengan preeklamsia adalah sakit perut sampai nyeri pada bagian sebelah kanan atas atau ulu hati.

  • Sesak napas. Sekalipun sesak napas saat hamil sering terjadi, sesak napas pada kasus ini dapat menandai gangguan kesehatan berupa preeklamsia.

  • Edema. Edema merupakan kondisi membengkaknya bagian tubuh tertentu, seperti tangan dan wajah, karena penumpukan cairan berlebih.

Namun demikian, beberapa preeklamsia sering tidak disertai dengan gejala yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, apabila merasa kurang nyaman dan curiga dengan kondisi kehamilan, Mama lebih baik segera mengonsultasikannya pada dokter, ya!

Apa Penyebab Preeklamsia?

Apa Penyebab Preeklamsia
Freepik/valuavitaly

Preeklamsia diperkirakan berasal dari permasalahan kesehatan plasenta, yakni organ yang berkembang dalam rahim selama kehamilan sekaligus bertanggung jawab untuk menyediakan oksigen dan nutrisi bagi janin.

Permasalahan plasenta memicu pembuluh darah menyempit sehingga muncul reaksi tubuh ibu hamil yang berbeda terhadap perubahan hormon. Akibatnya, terjadi gangguan pada ibu hamil dan bayi.

Pada sisi lain, di luar perkiraan tersebut, preeklamsia dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang memicu kondisi ini seperti halnya penyakit-penyakit lainnya, seperti:

  • Riwayat kesehatan. Riwayat kesehatan mama tentu dapat berpengaruh pada kesehatan saat hamil, termasuk mengenai preeklamsia. Apabila Mama memiliki riwayat penyakit ginjal, diabetes, hipertensi, autominun, gangguan darah, hingga riwayat preeklamsia itu sendiri dalam keluarga, preeklamsia lebih memungkinkan terjadi.

  • Riwayat kehamilan. Pada kasus kehamilan pertama dan kehamilan yang terjadi dengan jeda kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun dari kehamilan awal, preeklamsia juga dapat terjadi. Kemungkinan ini disebabkan usia saat mengandung yang berkisar kurang dari 20 atau lebih dari 40 tahun. Selain itu, mengandung bayi kembar juga dapat berpengaruh, ya, Ma!

  • Obesitas saat hamil. Tak hanya memberikan dampak buruk bagi kesehatan mama, obesitas saat hamil juga dapat memicu terjadinya preeklamsia. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memastikan indeks massa tubuh (IMT) terjaga.

Bagaimana Cara Mengatasi Preeklamsia?

Bagaimana Cara Mengatasi Preeklamsia
Freepik/rawpixel.com

Preeklamsia dapat dideteksi melalui USG rutin yang dilakukan selama kehamilan. Dengan begitu, dokter mama juga dapat memberikan penanganan yang tepat mengenai kondisi yang dialami.

Namun di luar itu, risiko yang dihasilkan dari preeklamsia dapat diatasi dengan menguranginya melalui:

  • Menurunkan berat badan. Obesitas telah disebutkan sebagai salah satu kondisi yang memicu terjadinya preeklamsia saat hamil. Oleh karena itu, menurunkan berat badan dapat membantu mengatasinya.

  • Mengontrol tekanan darah dan gula darah. Preeklamsia adalah kondisi tingginya tekanan darah dan kadar protein dalam urine. Dengan begitu, kontrol atas tekanan darah sebelum dan selama hamil dapat membantu mengatasi kondisi ini menjadi serius.

  • Menjaga pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat yang dimaksudkan dalam hal ini adalah olahraga yang teratur, tidur yang cukup, dan makan makanan yang sehat.

Selain itu, pastikan Mama selalu mengonsultasikan keluhan kehamilan yang dialami pada dokter untuk mencegah kondisi yang terjadi mengalami peningkatan menjadi lebih serius sebelum ditangani, ya!

Nah, itulah penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan cara mengatasi preeklamsia. Semoga informasi membantu, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest