TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kenali Jenis-jenis Termometer untuk Bayi, Mana Paling Oke Nih?

Beda bentuk, beda juga cara pemakaian dan fungsinya

Freepik/Preechab

Demam adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada anak (dan paling membuat Mama khawatir!). Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 30 persen dari total keseluruhan kunjungan ke dokter adalah demam.

Demgam merupakan reaksi normal tubuh yang bermanfaat melawan kuman. Perlu diingat, demam bukan penyakit, melainkan gejala dari adanya penyakit yang sedang menyerang si Kecil. 

Menurut IDAI, penurunan suhu tubuh dapat dibantu dengan penggunaan obat penurun panas (antipiretik) dan terapi fisik seperti istirahat dengan tidur, kompres hangat, dan banyak minum.

Kapan anak disebut demam? Suhu tubuh normal seorang anak berkisar antara 36,5-37° Celcius. Jika lebih dari itu, maka bisa dibilang anak mengalami kenaikan suhu tubuh, atau demam. Untuk itu, Mama perlu alat pengukur suhu yang tepat untuk bisa mengetahui suhu tubuh anak dengan akurat.

Nah, bicara soal termometer, ternyata jenisnya ada banyak lho, Ma. Kegunaannya pun banyak, dan setiap jenis tentu memiliki pro dan kontra. Mau tahu lebih lengkap mengenai jenis-jenis termometer? Yuk, simak info penting di bawah ini.

1. Termometer digital

Freepik/Freephoto

Umumnya termometer digital memiliki sensor panas elektronic untuk merekam suhu tubuh si Kecil. Termometer jenis ini dapat disematkan di ketiak, mulut, atau bahkan dubur.

Temperatur di ketiak biasanya paling tidak akurat. Sedangkan mengukur suhu di dubur adalah cara terbaik dan paling akurat untuk mengetahui suhu tubuh anak bayi, terutama bayi baru lahir. Sedangkan untuk balita dan orang dewasa, mengukur temperatur di mulut biasanya akurat.

Pro:

- Kebanyakan termometer digital bisa mengukur temperatur dari mulut, ketiak, atau dubur, dalam waktu kurang dari 1 menit.

- Digital termometer bisa digunakan untuk newborn, bayi, anak, dan bahkan lansia.

Kontra:

- Anak mungkin merasa tidak nyaman ketikan diukur suhunya.

- Jika menggunakan termometer digital di mulut, anak harus menunggu 15 menit setelah makan atau minum. Kalau tidak menunggu 15 menit, suhu yang dideteksi termometer tidak akurat.

- Orangtua mungkin akan kesulitan untuk meminta anaknya menutup mulut selama 1 menit, dengan termometer di mulutnya.

2. Termometer telinga

Flickr/Marco Verch

Termometer yang sering disebut tympanic thermometers ini juga termasuk termometer digital, yang menggunakan sinar infrared untuk mengukut suhu tubuh melalui dalam telinga.

Pro:

- Jika posisinya tepat, termometer telinga ini sangat cepat dan nyaman bagi anak.

- Termometer telinga ini cocok untuk bayi di atas 6 bulan hingga dewasa.

Kontra:

- Ini tidak direkomendasikan untuk bayi baru lahir.

- Sedikit saja ada kotoran telinga, bisa memengaruhi keakuratan informasi suhu tubuh.

3. Digital pacifier thermometer

Amazon/Summer

Jika bayi Mama menggunakan empeng atau pacifier, maka pemberian termometer empeng ini mungkin akan sangat tepat bagi bayi. Caranya mengukur suhunya sangat mudah, semudah memberikan empeng pada anak.

Pro:

- Anak mungkin tidak akan sadar ketika Mama mengukur suhu tubuhnya.

Kontra:

- Ini tidak direkomendasikan untuk bayi baru lahir.

- Untuk pengukuran suhu yang paling akurat, anak harus mengisap termometer empeng ini selama 3 hingga 5 menit.

- Ada penelitian yang menguak fakta bahwa termometer jenis ini tidak memberikan data yang akurat.

4. Temporal artery thermometer

Celebrity Parents

Ini adalah alat pengukur suhu tubuh anak yang ditempelkan ke dahi anak. Alat ini menggunakan sinar infra merah untuk mengukur suhu di pembuluh darah arteri di bagian dahi. 

Pro:

- Proses pengambilan suhu tubuhnya sangat cepat.

- Bisa digunakan untuk bayi yang usianya sudah lebih dari 3 bulan.

- Sebuah penelitian mengatakan ini adalah alternatif terbaik untuk mengukur suhu tubuh dengan akurat, setelah termometer rektal.

Kontra:

- Biasanya harga termometer ini lebih mahal dari termometer jenis lainnya.

5. Termometer merkuri

Pixabay/Gadini

Ini mungkin jenis termometer yang selalu ada di kotak P3K semua orang. Jenis termometer paling klasik ini menggunakan tabung kaca yang diisi cairan merkuri.

Walau murah dan mudah didapat, namun termometer merkuri ini sudah tidak direkomendasikan lagi karena mudah pecah, dan cairannya bisa mengenai kulit bayi dan berbahaya jika terhirup. 

Pro:

- Murah dan mudah didapat.

Kontra:

- Mudah pecah.

- Cairan merkuri (termasuk racun!) berbahaya bagi kulit anak.

Jangan salah pilih termometer yang paling tepat untuk si Kecil ya, Ma.

Baca juga: Cara-cara mengatasi demam dengan bahan alami

The Latest