TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

6 Cara Mudah Mengajarkan Mengalah Pada Anak

Pasti di rumah kakak dan adik sering bertengkar gara-gara rebutan mainan ya ?

Pexels/Pixabay

Memiliki kakak atau adik tentunya menyenangkan bagi setiap anak.

Akan tetapi ada saja hal-hal yang membuat mereka bentrok.

Misalkan saja perilaku adik yang mengusik kakaknya saat sedang asyik bermain, pada akhirnya pertengkaranpun terjadi.

Sering juga terjadi salah satunya memiliki sifat egois karena keinginannya tidak dituruti.

Nah, tanpa disadari orangtua sering meminta sang kakak untuk mengalah pada adiknya. 

Tentu membesarkan lebih dari satu anak tidaklah perkara mudah.

Orangtua harus terus mengajarkan sikap serta pola perilaku mengalah secara konsisten karena dengan mengalah anak akan belajar berbagi, memahami perasaan orang lain sehingga bisa mengembangkan kemampuan sosialnya.

Di sini ada tips-tips bagus untuk mengajarkan mengalah pada anak:

1. Bersikap netral

Pexels/Andrii Nikolaienko

Mama harus selalu bersikap netral ketika anak bermain bersama siapa saja.

Misal: sang anak bertengkar ketika bermain dengan temannya. Yang Mama lakukan sebaiknya jangan langsung memarahi, membela apalagi mengambil keputusan sepihak.

Tetapi ajak mereka berdiskusi dan mencari solusi bersama.

2. Ciptakan kedamaian

Pexels/Trinity Kubassek

Saat anak-anak bertengkar, orangtua tetaplah bersikap lemah lembut. Jangan ada kata-kata kasar.

Tunjukkanlah pada mereka bahwa kelemah lembutan akan membawa kedamaian.

Ajari anak bahwa tidak semua keinginan bisa dipenuhi dengan merengek atau bertengkar.

Mama bisa jelaskan pada mereka bahwa merengek atau menangis bukanlah hal yang terbaik dalam meminta sesuatu. 

3. Memberikan pengertian

Pexels/Josh Wilink

Ketika sang anak sedang kesal atau sedih pada sesuatu hal yang membuatnya tidak tercapai dengan keinginannya, seperti memukul adiknya atau melampiaskan kemarahan dengan cara kasar.

Pada kondisi itu Mama perlu memberinya pemahaman yaitu sebuah pengertian bahwa perasaan-perasaan semacam itu dapat diekspresikan dengan cara yang lebih baik. 

4. Jaga ketenangan hati

Pexels/mohamed Abdelgaffar

Saat anak tidak terpenuhi keinginannya, maka tetaplah pada pendirian Mama.

Apabila sang adik mulai menangis bersuara keras dan kakak tetap kukuh meminta keinginannya, maka orangtua tetap bersikap sabar.

Jangan menunjukkan wajah marah atau panik, yaitu jaga emosi agar tetap tenang menangani keduanya.

Jelaskan pada mereka tentang sisi positif dan sisi negatif dari permintaan mereka.

5. Rekonsiliasi untuk hubungan yang lebih baik

Pixabay/benscherjon

Ketika anak-anak kecewa pada hal yang membuat keinginannya tidak tercapai, yang Mama lakukan sementara yaitu menunggu kekecewaan mereka reda.

Dan saat mereka sudah tenang mulailah mendekati serta memberikan nasihat kepadanya.

Katakan bahwa yang Mama lakukan adalah demi kebaikan mereka.

Apabila anak menuruti keinginan Mama, bawalah mereka jalan-jalan atau membelikan apa yang dia suka.

Kemudian Mama bisa mengajaknya melakukan evaluasi tentang aturan yang diterapkan.

Karena proses rekonsiliasi tadi dapat menghilangkan kekecewaan anak yang masih tersisa di benaknya.

6. Ajarkan cara berbagi

Pexels/Kim Stiver

Salah satu cara mengatasi anak yang maunya menang sendiri adalah dengan mengajarkan anak akan kepedulian.

Mama dan mereka bisa melakukan kebaikan-kebaikan seperti megunjungi panti asuhan.

Dengan begitu mereka menjadi peduli terhadap sesama, sifat egois anak pun perlahan akan berkurang.

Anak-anak juga bisa lebih bersikap sabar dan mau mengalah. Dengan memberikan pelajaran indahnya berbagi, anak-anak menjadi pribadi yang selalu berempati karena anak yang berempati akan memikirkan perasaan orang lain saat keadaan berselisih atau bertengkar.

Mengapa orangtua harus mengajarkan sikap mengalah?

Sebab di usia anak-anak yang masih terlalu dini mereka mampu menerima nilai-nilai seperti kejujuran, kesetiaan, dan berbagi pada sesuatu yang baik.

Tentunya sejalan dengan memberi pengertian pada sang kakak maupun adik dan mereka dapat mengendalikan keinginannya pada situasi sosial tertentu.

The Latest