TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Hati-Hati! Jenis Infeksi ini Dapat Menyebabkan Persalinan Prematur

Jika tidak segera diatasi, infeksi di tubuh Mama ini bisa menyebabkan kelahiran prematur

pixabay/ Suchart Sriwichai

Persalinan dapat dianggap prematur ketika seorang perempuan melahirkan pada usia 37 minggu atau lebih awal. Karena, kerangka waktu yang tepat untuk melahirkan adalah 40 minggu.

Memiliki bayi sebelum waktunya dapat menyebabkan komplikasi. Infeksi dapat menyebabkan persalinan prematur. Beberapa bayi baru lahir dapat mengalami cacat fisik atau intelektual jika infeksi tidak diatasi lebih awal sebelum bayi lahir.

Infeksi apa pun dapat menyebabkan pecahnya kantung ketuban saat sebelum waktunya sehingga terjadinya persalinan prematur. Lebih dari 12 persen bayi yang lahir di Amerika Serikat adalah prematur. 40 persen dari kelahiran itu berhubungan dengan infeksi.

Berikut ini, Popmama.com berikan informasi seputar infeksi yang menyebabkan kelahiran prematur. Berikut informasinya:

1. Infeksi dapat sampai ke janin melalui darah yang melewati plasenta dan dapat mengancam jiwa

Freepik/Macrovector

Jika perempuan yang sedang hamil terpapar infeksi, memiliki risiko yang mengerikan bagi si Janin dan bisa mengancam jiwa. Infeksi intrauterin dapat sampai ke bayi melalui darah mama yang melewati plasenta.

Infeksi intrauterin dapat disebabkan oleh rubella (campak Jerman), toksoplasmosis (dari kotoran kucing), atau virus herpes. Semua infeksi bawaan ini, dapat berbahaya bagi janin yang sedang tumbuh. Selain itu, contoh lain dari infeksi bawaan adalah sifilis.

Infeksi serius juga dapat masuk ke rahim melalui vagina, hal ini yang disebut dengan infeksi vagina atau infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi vagina (bacterial vaginosis atau BV) dan ISK dapat menyebabkan infeksi di dalam rahim hamil, bakteri yang dapat menyebabkan infeksi antara lain E. coli, strep Grup B, atau bakteri lainnya.

Perempuan yang terkena infeksi bisa kembali pulih, namun konsekuensinya terjadi pada bayi yang serius. Peningkatan bakteri atau virus melalui vagina, pada akhirnya akan menginfeksi kantung dan cairan ketuban yang menyebabkan pecahnya kantung dan terjadinya persalinan prematur.

2. Sekitar 10-30 persen perempuan hamil terpapar BV selama kehamilan dan memiliki risiko tinggi ISK

Freepik/Doucefleur

Sekitar 10 hingga 30 persen perempuan hamil terpapar BV selama kehamilan yang diakibatkan dari ketidakseimbangan bakteri normal di vagina. Ini bukan infeksi menular seksual, tetapi terkait dengan seks vaginal.

Menurut American Pregnancy Association, infeksi kandung kemih adalah peradangan pada sistem urine. ISK dapat terjadi di ginjal, kandung kemih, ureter, atau uretra. Mereka paling sering mempengaruhi kandung kemih dan uretra.

Perempuan hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk ISK, umumnya antara minggu 6-24 kehamilan. Meningkatnya berat rahim, saat tumbuh selama kehamilan, dapat menghalangi drainase urine ke kandung kemih. Ini dapat menyebabkan ISK.

3. Kenali gejala BV dan ISK untuk menurunkan risiko komplikasi dan mencegah persalinan prematur

Freepik/Spukkato

BV merupakan infeksi yang mengganggu keseimbangan bakteri di vagina. Gejala dari BV meliputi:

  • Gatal pada vagina,
  • bau yang tidak biasa,
  • keputihan,
  • sensasi terbakar saat buang air kecil.

Untuk kondisi ISK umumnya menyakitkan. Gejala umumnya dapat meliputi:

  • Keinginan kuat untuk buang air kecil,
  • sensasi terbakar saat buang air kecil,
  • urine keruh atau merah,
  • urine berbau kuat,
  • nyeri pada bagian panggul.

Penting untuk mendapatkan tes infeksi jika kamu mengalami gejala-gejala ini. Mengobati BV atau ISK akan menurunkan risiko komplikasi selama kehamilan dan membantu mencegah persalinan prematur.

4. Cara ahli kesehatan dalam menguji infeksi BV dan ISK

Freepik/Pressfoto

Untuk menguji BV, dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan panggul dan mungkin juga mengambil sampel dari cairan vagina Anda dan sel-sel yang melapisi vagina. Kemudian, dokter akan menguji tingkat pH di vagina.

Untuk menguji ISK, dokter akan mengambil sampel urine untuk mencari sel atau bakteri darah putih dan merah. Jika kamu sering mengalami infeksi, dokter akan dapat melakukan CT scan atau MRI untuk melihat saluran kemih untuk melihat apakah ada kelainan.

Dokter juga dapat melakukan Cystoscopy dengan menggunakan tabung tipis yang memiliki kamera untuk memeriksa uretra dan kandung kemih.

5. Penanganan dan perawatan yang tepat untuk mengurangi infeksi pada saat kehamilan

Freepik/Pressfoto

Penanganan yang tepat untuk mencegah infeksi seperti rubella adalah lakukan imunisasi sebelum hamil atau segera setelah melahirkan. Lalu, perempuan yang sedang hamil seharusnya tidak pernah menangani kotoran kucing dan kotak kotoran.

Jangan lewatkan janji perawatan pranatal. Pada kunjungan pranatal pertama dengan dokter atau bidan, kamu akan diperiksa untuk banyak kondisi infeksi yang ada. Ajukan pertanyaan tentang tes yang dilakukan. Pengambilan sampel darah dan cairan vagina dilakukan untuk meminimalisir banyak kondisi.

Perempuan hamil memiliki risiko lebih tinggi tertular BV dan ISK. BV dan ISK umumnya mudah dihilangkan dengan bantuan antibiotik. Krim dan antibiotik dalam bentuk pil tersedia untuk mengobati BV. Namun, bahkan setelah perawatan tidak memungkinkan untuk kambuh, biasanya dalam 3-12 bulan.

Infeksi intrauterin dapat menyebabkan kelainan atau penyakit pada bayi baru lahir, kelahiran prematur, atau berat lahir rendah. Karena itu, Calon Mama disarankan untuk mendapatkan perawatan secepat mungkin untuk menghindari komplikasi.

Baca juga: 

The Latest