TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Himbauan Gubernur Babel agar Menunda Kehamilan saat Pandemi Covid-19

Kebijakan bekerja di rumah memengaruhi tingkat kehamilan di Babel

www.freepik.com

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan mengimbau para ibu rumah tangga untuk menunda kehamilan selama pandemi Covid-19. Alasannya karena ibu hamil rentan terpapar virus berbahaya tersebut.

Ia mengatakan menunda kehamilan juga dapat menekan ledakan jumlah penduduk selama pandemi Covid-19.

Berikut Popmama.com akan mengulas berita selengkapnya.

1. Dampak kebijakan bekerja di rumah pada tingkat kehamilan

Freepik/ jcomp

"Kami berharap para ibu untuk selalu menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama pandemi Covid-19 ini," katanya di Pangkalpinang, Rabu (27/5/2020).

Bangka Belitung sekarang berada dalam zona merah tingkat kehamilan yang tinggi. Ini disebabkan oleh kebijakan pembatasan keluar rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

"Kebijakan bekerja di rumah ini berdampak terhadap peningkatan kehamilan," ujarnya.

Berdasarkan data BKKBN, selama masa pandemi Covid-19, penggunaan alat kontrasepsi memang jauh menurun. Sebab, banyak Mama yang khawatir untuk melakukan pemasangan KB ke pusat kesehatan.

2. Video BKKBN yang viral soal alat kontrasepsi dan penundaan kehamilan

Pexels/Edward Jener

Gubernur Erzaldi Rosman memberikan apresiasi dan penghargaan terkait dengan video staff Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang viral di dunia maya. Harapannya melalui video ini, program KB dan BKKBN dikenal oleh masyarakat, tidak hanya di Babel tapi juga seluruh Indonesia.

Analis Hubungan Antar Keluarga dan Bina Lini Lapangan Perwakilan BKKBN Babel, Tomi Sah, melalui media sosial mengimbau masyarakat menunda kehamilan di tengah pandemi Covid-19.

"Ibu-ibu, kami dari perwakilan BKKBN Provinsi Bangka Belitung dan Puskesmas Kecamatan Bakam ingin mengimbau kepada masyarakat Bakam. Jangan hamil dulu di masa pandemi Covid-19," katanya dalam video tersebut.

Tomi juga mengingatkan para ibu yang sedang dalam usia kehamilan muda untuk lebih waspada. Menurutnya, di usia tersebut rawan banyak keluhan, daya tahan menurun, mual, muntah, dan mudah terserang virus corona.

3. Masalah yang sering dialami saat hamil muda

freepik.com/comzeal

Hamil muda di tengah pandemi Covid-19 memang dikhawatirkan akan merepotkan Mama. Sebab daya tahan tubuh seorang wanita akan menurun di usia kehamilan tersebut.

Mual dan muntah adalah gejala umum yang bahkan sudah diketahui perempuan sebelum hamil.

Meski tidak semua perempuan hamil mengalami masalah ini, namun tetaplah waspada supaya gejala mual dan muntah tidak mengganggu aktivitas sehari-hari mama.

Masalah saat hamil muda ini tidak akan memberi dampak pada tumbuh kembang janin dan biasanya akan menghilang dengan sendirinya saat memasuki minggu ke-12 atau 14 masa kehamilan.

Akan tetapi ada juga kondisi mual dan muntah yang berat, sehingga dapat membahayakan kandungan. Biasanya kondisi ini juga dibarengi dengan gejala berat badan menurun, dehidrasi, kelelahan, sampai elektrolit yang tidak seimbang di dalam tubuh.

Saat hamil muda, Mama juga bisa mengalami demam tinggi.

Tapi berbeda dengan gejala-gejala lain, Mama harus waspada jika sudah mengalami demam.

Bisa jadi ini adalah awal dari masalah yang lebih serius, walau terkadang hanya disebabkan oleh flu atau penyakit ringan.

Mama harus mewaspadai peningkatan suhu tubuh ini, karena bisa jadi itu adalah gejala infeksi. Bahayanya, infeksi ini dapat berdampak buruk bagi janin di dalam kandungan. Jadi, jangan remehkan jika mengalami demam tinggi saat hamil muda.

Semua keluhan yang dialami oleh ibu yang sedang hamil muda dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Sehingga sangat berisiko terhadap infeksi virus, salah satunya adalah virus corona.

Nah, untuk mencegah risiko tersebut, sebaiknya masyarakat mengikuti imbauan pemerintah untuk menggunakan alat kontrasepsi terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

Baca juga:

The Latest