TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Penyebab Keluar Cairan Bening saat Hamil 9 Bulan

Apakah kondisi ini berbahaya bagi ibu hamil dan janin?

Freepik/Pch.vector

Saat hamil, Mama mengalami banyak perubahan tubuh dan ketidaknyamanan. Sebagian mungkin membuat Mama bertanya-tanya: apakah ini normal?

Pasalnya, terlambat mengenali gejala gangguan kehamilan bisa berisiko bagi janin dan Mama.

Salah satu yang sering dialami oleh ibu hamil adalah keputihan. Keputihan ini biasanya dipicu oleh perubahan hormon selama kehamilan, Ma. Keputihan biasanya berupa cairan bening atau kental.

Namun jika cairan bening keluar di akhir kehamilan, apakah ini normal? Untuk mempersiapkan diri menjelang persalinan, simak dulu ulasan Popmama.com berikut ini soal penyebab keluar cairan bening saat hamil 9 bulan.

Cairan Bening Keluar di Usia Kehamilan 9 Bulan

Freepik/Tirachardz

Cairan yang keluar dari vagina dikenal sebagai keputihan. Keputihan biasanya berwarna putih atau bening.

Jika Mama hamil, Mama mungkin menyadari ada cairan yang keluar, tetapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Keputihan yang encer saat hamil biasanya tergantung pada stadium kehamilan. Berdasarkan tahap kehamilan, karakteristik dan implikasi dari keputihan yang encer atau cairan bening mungkin berbeda. Cairan bening yang keluar saat hamil bisa juga mengindikasikan ketuban pecah.

Apakah Ini Normal?

Pexels/Cliff Booth

Cairan bening berupa keputihan yang keluar selama kehamilan adalah hal yang normal, dan jarang menjadi perhatian. Ini juga menunjukkan bahwa tubuh bekerja keras untuk menjaga Mama dan janin tetap aman selama kehamilan.

Menjelang akhir trimester ketiga, cairan encer meningkat dan mungkin juga termasuk darah dan lendir. Ini menunjukkan tubuh akan melahirkan dalam beberapa hari.

Penyebab Keluarnya Cairan Bening di Akhir Kehamilan

Pexels/Vlada Karpovich

Ada beberapa penyebab cairan bening keluar saat hamil, tergantung pada usia kehamilan. Berikut beberapa sebabnya:

  • Tubuh merespons perubahan terkait kehamilan

Keputihan adalah cara tubuh membersihkan sel-sel mati dari jalan lahir untuk meningkatkan tingkat bakteri yang optimal dan mencegah infeksi. Pada dasarnya, ini melindungi Mama dan janin. Cairan ini juga membantu agar Mama dan janin tetap sehat.

  • Ketuban pecah jelang persalinan

Namun, cairan bening tidak selalu keputihan. Bisa juga cairan ketuban – cairan yang memberi nutrisi dan melindungi janin di dalam kantung ketuban. Cairan ketuban terlihat sedikit berbeda dari keputihan. Ini berair dan berwarna jerami (seperti urine pucat), bukannya keputihan dan konsistensi seperti lendir. Dan biasanya menetes terus menerus setelah dimulai.

  • Ketuban pecah sebelum waktunya

Keluarnya cairan yang berlebihan atau banyak pada akhir trimester ketiga dapat berarti bahwa air ketuban pecah dan Mama akan melahirkan. Selain itu, bisa juga artinya Mama mengalami kebocoran cairan ketuban sebelum waktunya. Tanda-tanda yang jelas dapat membantu Mama membedakan kedua kondisi tersebut.

Mama mungkin mendapatkan aliran tetesan yang stabil atau semburan cairan ketuban saat ketuban pecah. Namun jika itu merupakan ketuban yang pecah sebelum waktunya, biasanya itu terjadi sebelum hari perkiraan lahir, yaitu sebelum minggu ke-37.

Jika Mama mengalami kebocoran cairan ketuban sebelum waktunya, segera hubungi dokter untuk diperiksa. Demikian juga jika sudah waktunya untuk melahirkan.

Bahkan jika air ketuban tidak pecah, perubahan keputihan dapat menunjukkan bahwa persalinan tidak lama lagi. Keputihan cenderung menjadi lebih berat pada hari-hari atau jam-jam menjelang persalinan. Dan bukannya bening atau seperti susu, Mama mungkin memperhatikan bahwa warnanya merah muda atau sedikit berdarah.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Freepik/DCStudio

Keputihan yang encer, bening, atau seperti susu adalah bagian kehamilan yang normal dan sehat. Tetapi Mama harus menghubungi dokter jika melihat ada perubahan dari keputihan yang biasa termasuk:

  • warna kuning tua atau hijau,
  • bau yang menyengat,
  • konsistensi kental,
  • terbakar atau iritasi di vagina, yang bisa menjadi tanda infeksi,
  • warna merah muda atau kecoklatan atau garis-garis darah, yang bisa menjadi tanda persalinan di akhir kehamilan atau tanda pendarahan implantasi sejak dini,
  • warna dan konsistensi urine pucat, yang bisa berarti air ketuban pecah atau cairan ketuban bocor.

Cairan bening yang encer adalah gejala kehamilan yang umum dan jarang menimbulkan kekhawatiran. Tapi, perhatikan saja apa yang normal dan amati perubahan apa pun agar Mama bisa mengambil tindakan yang cepat.

Sekarang Mama sudah mengetahui tentang penyebab keluar cairan bening saat hamil 9 bulan. Apakah Mama pernah mengalaminya?

Baca juga:

The Latest