Saat si Kecil baru lahir, perjuangan Mama adalah membuatnya tidur nyenyak. Kadangkala, pendengaran bayi begitu sensitifnya sehingga, sedikit saja mendengar suara, misalnya saat Papa batuk, bisa membuatnya terbangun.
Mungkin saat Mama menidurkan si Kecil di kamar bayi, dan semua orang Mama peringati agar tidak berisik: suara ponsel dimatikan, suara telepon rumah dikecilkan, suara televisi sebisa mungkin tak mengganggunya. Mama takut si Kecil terganggu tidurnya akibat suara berisik. Apalagi ia sulit sekali untuk terlelap dalam waktu lama.
Mama tentu berharap si Bayi bisa tidur nyenyak sepanjang malam sehingga Mama dan Papa juga bisa beristirahat. Tapi, apakah tepat membuat situasi kamar yang sunyi senyap itu untuk menjamin si Bayi nyenyak?
Jika Mama melakukan hal tersebut, berarti Mama sengaja membiasakan si Kecil untuk tidur dalam kondisi hening. Walaupun niat Mama baik, yaitu agar ia bisa cukup tidur, namun hal ini bisa menyulitkannya saat ia semakin besar. Bisa jadi ia kesulitan untuk tidur saat suasana sedikit ribut. Bagaimana jika Mama harus mengajak bayi berlibur dan menginap di tempat yang tak bisa Mama kendalikan kondisinya?
Simak bahasan Popmama.com ini yuk.
