Mitos Ari-Ari Tidak Dikubur, Benarkah Bisa Menyebabkan Bayi Sakit?

Banyak mitos yang beredar tentang ari-ari, termasuk bisa menyebabkan bayi sakit jika tidak dikubur

17 Juli 2023

Mitos Ari-Ari Tidak Dikubur, Benarkah Bisa Menyebabkan Bayi Sakit
birthbecomesher.com

Bagi beberapa kepercayaan, ari-ari bayi menjadi satu hal yang sakral saat seorang anak dilahirkan. Oleh karenanya, mitos tentang ari-ari bayi banyak beredar di masyarakat.

Salah satu mitos ari-ari bayi jika tidak dikubur yakni anak bisa jatuh sakit hingga diganggu oleh makhluk halus. Ari-ari bayi menjadi 'kembaran' si Kecil yang lahir bersama saat bersalin. Ini yang membuatnya jadi satu hal sakral tadi.

Lantas bagaimana sebenarnya ari-ari bayi ini? Berikut Popmama.com rangkum mitos ari-ari bayi tidak dikubur.

1. Mitos ari-ari bayi jika tidak dikubur menurut orang Jawa

1. Mitos ari-ari bayi jika tidak dikubur menurut orang Jawa
Youtube.com/Internet Cerdas

Setiap masyarakat di Indonesia punya kepercayaan dan tradisi sendiri berkaitan dengan melahirkan atau bayi baru lahir. Bagi masyarakat Jawa, memendam plasenta atau ari-ari bayi setelah terlepas dari rahim memiliki tujuan serta makna tertentu.

Tidak hanya soal gaib, mengubur ari-ari dipercaya bertujuan menjaga kenyamanan masyarakat. Ini juga menjadi bentuk penjagaan agar bayi bisa selamat dari malapetaka.

Editors' Pick

2. Tak hanya orang Jawa, tradisi mengubur ari-ari juga banyak di daerah lain

2. Tak ha orang Jawa, tradisi mengubur ari-ari juga banyak daerah lain
themoderndoula.com.au

Tidak hanya penting untuk masyarakat Jawa, mengubur ari-ari juga dilakukan di beberapa daerah lain seperti Makassar dan Bali. Meski maknanya berbeda-beda, tujuannya tetap sama yakni menjaga agar bayi selamat dan sehat selama hidupnya.

Mengubur ari-ari di beberapa daerah adalah bentuk pemuliaan terhadap bagian tubuh manusia yang terlepas. Sebab, mereka meyakini bahwa tubuh manusia yang sudah tidak bernyawa pada akhirnya harus dikubur.

Selain mengubutu, ada beberapa kalangan masyarakat yang membiarkan ari-ari bayi digantung di depan rumah. Di sisi lain, ada pula yang mempercayai bahwa plasenta harus dihanyutkan ke sungai atau laut.

3. Tujuan dikuburkannya ari-ari untuk menjaga bayi dari bahaya

3. Tujuan dikuburkan ari-ari menjaga bayi dari bahaya
Freepik/mdjaff

Di dunia medis ari-ari disebut dengan plasenta. Pertumbuhan dan perkembangan bayi begitu besar selama di kandungan ditentukan dari keadaaan plasenta itu sendiri.

Sehingga wajar jika keberadaan ari-ari ini sangat mengistimewakannya. Setelah bayi lahir, ari-ari yang terputus biasanya diambil kemudian dibersihkan menggunakan air.

Biasanya suami atau saudara dekat istri akan menguburkannya. Mengubur ari-ari merupakan adat yang telah dilaksanakan secara turun temurun masyarakat tradisional Indonesia, terutama Jawa.

Tujuannya dari mengubur ari-ari untuk menyampaikan harapan baik kepada bayi. Masyarakat percaya bahwa bayi selama 35 hari pertama akan dijauhkan dari berbagai hal-hal negatif jika ari-ari dikubur dengan benar.

4. Mitos tidak mengubur ari-ari bayi dengan benar

4. Mitos tidak mengubur ari-ari bayi benar
Instagram.com/rachelle.momof4.and1bonus

Ada beberapa hal buruk yang dipercaya dapat terjadi apabila tidak menguburkan ari-ari. Salah satunya anak menjadi sakit. Ini merupakan mitos turun-temurun yang berkembang di masyarakat.

Faktanya, secara medis, kepercayaan mengubur ari-ari tak berhubungan dengan kesehatan bayi.

Selain itu, mitos yang berkembang juga bayi yang baru lahir sangat mudah menarik makhluk halus. Sehingga ketika ari-ari dibiarkan dan tidak dikubur akan semakin menarik untuk mereka bisa mengambil bayi tersebut.

5. Fakta jika tidak mengubur ari-ari bayi setelah dilahirkan

5. Fakta jika tidak mengubur ari-ari bayi setelah dilahirkan
Freepik/bearfotos

Kelahiran bayi biasanya diawali dengan pecah ketuban. Baru setelahnya jabang bayi keluar diikuti ari-ari. Ini yang menjadi awal masyarakat Jawa kerap menyebut ari-ari sebagai adik atau 'kembaran' karena keluar setelah jabang bayi dilahirkan.

Meski penting saat bayi dalam kandungan, justru setelah keluar secara fisik ari-ari bayi sudah tidak memiliki fungsi. Sebab, organ bayi untuk mengerjakan proses pencernaan. Selain itu, asupan nutrisi juga telah tergantikan oleh ASI.

Oleh karenanya, terlepas dari cara membuangnya baik dikubur, digantung hingga dihanyutkan ke sungai tidak ada ketentuan tertentu secara medis. Selain itu, mitos ari-ari bayi dan hal yang bisa terjadi akibat tidak dikubur, dihanyutkan atau sebagainya tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.

Itulah tadi mitos ari-ari bayi tidak dikubur. Semoga bisa menjadi pengetahuan dan informasi baru untuk Mama dan Mapa.

Baca juga:

The Latest