Kenali Tanda Cara Menangani Bayi yang Mengalami Growth Spurt
Bayi berusia di bawah satu tahun memang kerap mengalami growth spurt
25 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah bayi mama sering rewel akhir-akhir ini? Apakah si Kecil juga tampak lebih aktif dibanding hari-hari sebelumnya? Jika Mama melihat tanda-tanda tersebut, mungkin bayi mama sedang mengalami growth spurt.
Bayi berusia di bawah 1\satu tahun memang kerap mengalami growth spurt. Sebab, bayi akan mengalami proses tumbuh kembang yang cukup pesat pada satu tahun pertamanya. Dalam proses pertumbuhannya itu, bayi akan mengalami lonjakan pertumbuhan pada waktu-waktu tertentu. Kondisi itulah yang disebut growth spurt.
Mama tak perlu panik meski si Kecil mengalami growth spurt. Dilansir dari Today’s Parent, growth spurt memang normal dialami bayi yang berusia di bawah 1 tahun. Kondisi tersebut biasanya terjadi saat bayi berusia 1-3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan.
Tanda-tandanya di antaranya bayi akan sering rewel dan cranky. Lalu, apa tanda-tanda lain ketika bayi mengalami growth spurt? Bagaimana cara menangani growth spurt?
Informasi selengkapnya mengenai tanda growth spurt pada bayi telah dirangkum oleh Popmama.com seperti di bawah ini.
1. Bayi tidur atau terjaga sepanjang malam
Sebelum mengalami growth spurt, si Kecil umumnya akan tidur lebih lama dari biasanya. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan fisiologis pada tubuhnya untuk menghasilkan hormon pertumbuhan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi dapat tidur hingga 4,5 jam lebih lama dari waktu tidur biasanya ketika si Kecil akan mengalami growth spurt. Namun, ada pula bayi yang terjaga sepanjang malam saat mengalami growth spurt.
Jika kondisi itu terjadi pada si Kecil, Mama tak perlu khawatir karena kondisi itu hanya terjadi selama beberapa hari saja.
Editors' Pick
2. Berat badan bayi bertambah
Tanda lainnya ketika bayi mengalami growth spurt adalah tubuhnya yang semakin membesar. Kondisi itu bisa ditandai dengan pakaian bayi yang tampak kekecilan padahal beberapa hari sebelumnya pakaian tersebut masih pas untuk dikenakan.
Mama juga merasa si Kecil bertambah berat ketika digendong. Selain berat badannya, growth spurt juga menyebabkan tinggi badan dan lingkar kepala bayi meningkat.
Untuk memastikan penambahan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala bayi dalam kondisi normal, Mama bisa membawa si Kecil ke rumah sakit atau puskesmas.
3. Lebih rewel dan manja
Telah disinggung sebelumnya bahwa bayi yang mengalami growth spurt akan lebih rewel dan manja dibanding sebelumnya. Mereka akan lebih rewel dan ingin selalu berada di samping Mama. Ada kalanya, si Kecil ingin digendong dan dipeluk.
Beberapa mama mungkin berpikir bahwa kondisi itu disebabkan si Kecil sedang terserang penyakit. Namun, bisa saja bayi lebih rewel karena sedang mengalami growth spurt. Keadaan tersebut biasanya hanya berlangsung beberapa hari saja.
4. Lebih sering menyusu
Bayi yang mengalami growth spurt akan lapar terus menerus. Oleh karena itu, mereka akan lebih sering menyusu. Jika pada hari-hari sebelumnya bayi hanya menyusu sekitar delapan kali sehari, maka saat mengalami growth spurt, si Kecil bisa menyusu hingga 12 sampai 14 kali.
Untuk mengimbangi nafsu makan si Kecil yang meningkat, Mama harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan menghindari aktivitas berat agar produksi ASI tidak terhambat.
Cara Menangani Growth Spurt
Meski tergolong kondisi normal, Mama masih dapat melakukan beberapa cara untuk menangani growth spurt agar si Kecil tetap tenang. Pertama, cobalah menenangkan si Kecil dan mengajaknya bermain ketika bayi mulai rewel. Jika bayi tidak suka bermain, Mama bisa membacakan buku cerita atau mengajaknya jalan-jalan.
Kemudian, apabila bayi terjaga sepanjang malam, Mama sebaiknya membatasi aktivitas bayi pada siang hari agar si Kecil tidak kelelahan. Terpenting adalah Mama tetap perlu beristirahat saat bayi tidur agar tubuh mama tidak mudah lelah saat menghadapi bayi rewel.
Bila bayi mama mengalami tanda-tanda growth spurt disertai demam dan menurunnya intensitas menyusu, bisa saja hal itu menandakan si Kecil sedang sakit. Untuk memastikannya, Mama perlu konsultasi ke dokter.
Baca juga:
- Benarkah Bayi ASI Cenderung Lebih Rewel dan Cepat Lapar? Ini Faktanya
- Rewel saat Mama Pergi, Cek 5 Tanda Bayi Mengalami Separation Anxiety
- Bayi Rewel dan Menangis saat BAB, Bisa Jadi Ini Penyebabnya