Rewel saat Mama Pergi, Cek 5 Tanda Bayi Mengalami Separation Anxiety

Jika si Bayi mengamuk saat mama pamit pergi, artinya perkembangan otaknya sedang berlangsung

15 Juli 2021

Rewel saat Mama Pergi, Cek 5 Tanda Bayi Mengalami Separation Anxiety
Pixabay/Pinkpig0416

Bagi beberapa Mama, tidur di kamar yang terpisah dengan bayi memang menjadi pilihan terbaik. Cara ini dipercaya dapat membuat anak tumbuh lebih mandiri, berani, dan tidak manja. Apakah bayi tidak ketakutan tidur sendiri? Ternyata itu bukan masalah, Ma. Mungkin karena sudah terbiasa juga ya untuk tidak tidur di samping Mama.

Nah, walau beberapa anak sudah terbiasa tidur sendiri, namun beberapa bayi akan menangis kalau ditinggal Mama. Ini juga sering terjadi saat Mama pamit pergi ke luar rumah. Apa anak mama pernah mengalami ini? Jika ya, mungkin ia sedang mengalami separation anxiety atau rasa khawatir saat berjauhan dengan Mama.

Hal ini sebenarnya sangat normal terjadi dalam tumbuh kembang anak, Ma. Namun tidak ada salahnya jika Mama mengenali tanda-tanda anak mengalami separation anxiety.

Mama mau tahu apa saja tandanya? Yuk, simak penjelasan Popmama.com berikut ini:

1. Pola tidur bayi terganggu

1. Pola tidur bayi terganggu
Freepik/Freephoto

Sangat normal jika bayi mengalami separation anxiety hingga menggangu tidurnya. Biasanya anak akan lebih sering terbangun dan menangis mencari Mama. Bahkan untuk anak yang tidur bersama Mama, ia masih bisa bangun tidur dalam keadaan menangis.

“Perkembangan besar ini umumnya terjadi ketika bayi berusia 9 sampai 18 bulan. Itu artinya, semua telah berubah bagi bayi, dan dia butuh Mama untuk menenangkannya kembali, khususnya di malam hari,” ujar Sarah Ockwell-Smith, sleep expert.

Editors' Pick

2. Bayi menjadi bangun lebih cepat

2. Bayi menjadi bangun lebih cepat
Freepik/A3pfamily

Masalah separation anxiety, juga membuat bayi bangun tidur lebih cepat dan kesulitan untuk tidur kembali, kecuali jika ditemani Mama.

Walau fase ini sangat melelahkan (bagi bayi dan Mama), namun separation anxiety adalah pertanda baik. Maksudnya, berarti anak memiliki kedekatan yang baik dengan Mama, dan itu tanda psikis yang kuat bahwa anak akan tumbuh menjadi sosok yang percaya diri dan mandiri.

3. Bayi menangis jika diasuh oleh orang lain

3. Bayi menangis jika diasuh oleh orang lain
Freepik/Indylooker

Ini masalah terberat untuk Mama yang sering menitipkan anak di daycare atau diasuh orang lain, meski di rumah sendiri. Saat anak mengalami separation anxiety, biasanya ia tidak mau ditinggal Mama dan dibiarkan bersama orang lain selain Mama.

“Coba gunakan essential oil sebagai parfum selama empat sampai enam minggu. Kemudian minta orang lain yang mengasuh si Bayi untuk menggunakannya juga. Dengan begitu, anak bisa mencium ‘aroma’ mama kapan pun ia mencium wangi essential oil tersebut,” saran Sarah.

4. Bayi menangis ketika ditinggal sendiri

4. Bayi menangis ketika ditinggal sendiri
Freepik/Jcomp

Baru semenit Mama meninggalkan si Kecil, namun ia sudah menangis sedih sekali. Itu bahkan tidak hanya terjadi di malam hari. Bayi yang mengalami separation anxiety biasanya tidak suka ditinggal sendirian.

“Jangan memaksakan anak untuk bisa segera mandiri. Ide meninggalkan bayi sendiri untuk berapa lama pun tidak akan membantunya lebih mandiri di usia ini,” jelas Sarah.

Ciri lain bayi mengalami separation anxiety adalah ia bukan hanya mau ada di dekat Mama, tetapi juga mau lebih sering digendong, dan lebih manja.

5. Bayi tidak suka main sendirian

5. Bayi tidak suka main sendirian
Freepik/Peoplecreations

Jangankan tidur sendirian, main sendirian saja dia bisa menangis tersedu-sedu, Ma. Tandanya adalah bayi bisa tidak memedulikan mainan favoritnya, demi bisa bermanjaan dengan Mama.

Bayi mau Mama ikut bermain dengannya, dan ia akan selalu memastikan Mama tidak pernah meninggalkannya.

Nah, sekarang Mama tahu tanda-tanda anak mengalami separation anxiety. Bila iya, kabar baiknya adalah Mama telah berhasil membangun kedekatan emosional dengan si Kecil. Nikmati saja masa-masa ini, Ma. 

Namun, bila hal ini sudah mengganggu kenyamanan dan aktivitas si Kecil, Mama bisa berkonsultasi ke psikolog.

Semoga informasi ini membantu Mama dalam mengasuh si Kecil ya.

Baca juga:

The Latest