6 Masalah Reproduksi Anak Laki-laki yang Wajib Diketahui Sejak Dini

Semakin cepat kelainan diketahui, semakin sempurna penanganannya

11 Januari 2020

6 Masalah Reproduksi Anak Laki-laki Wajib Diketahui Sejak Dini
Mustbestmom.com

Memiliki bayi laki-laki atau perempuan, bahkan keduanya, punya keistimewaan masing-masing. Tak hanya itu, satu hal yang perlu Mama ketahui adalah menyoal kesehatan reproduksi dan kesehatan alat kelamin masing-masing bayi yang berbeda.

Bayi dan anak laki-laki memiliki masalah kesehatan reproduksi dan kesehatan alat kelamin yang khusus. Meskipun begitu, beberapa kasus bisa sembuh jika diobati sejak dini. Berikut Popmama.com merangkum 6 masalah reproduksi dan kesehatan alat kelamin bayi dan anak laki-laki, dilansir dari verywellhealth.com:

1. Testis yang tidak turun

1. Testis tidak turun
Freepik/Shangarey

Masalah yang seringkali ditemui ahli urologi anak adalah testis yang tidak turun saat lahir. Kondisi ini sering terjadi pada bayi prematur ketimbang bayi yang lahir cukup bulan. Testis yang tidak turun ini biasanya terjadi pada kedua testis.

Testis yang tidak turun hingga usia enam bulan akan mendapatkan penanganan berupa pembedahan saat anak berusia 1 tahun. Jika tidak segera diatasi, maka anak berisiko kanker. 

2. Penis abnormal

2. Penis abnormal
Freepik/Oleshkoart

Tidak jarang bayi laki-laki dilahirkan dengan kelainan pada penis. Kelainan bentuk itu harus ditindak jika mempengaruhi fungsinya. Misalnya, menyulitkan anak saat harus buang air kecil dengan berdiri atau mempengaruhi kenyamanan hubungan seksual saat ia dewasa kelak. 

Kelainan penis yang umum dialami adalah:

Hipodispasia

Yaitu lubang kemih yang salah posisi, penis bengkok (korda) dan kulup yang tidak lengkap. Kondisi ini ditangani dengan pembedahan dalam satu prosedur tunggal saat anak berusia 6-18 bulan.

Epispadias

Lubang kemih muncul di bagian atas penis. Pembedahan dilakukan untuk memindahkan lubang ke ujung penis anak.

Editors' Pick

3. Hidrokel

3. Hidrokel
Pixabay/PublicDomainPictures

Hidrokel adalah kondisi dimana bayi laki-laki dilahirkan dengan skrotum berisi cairan yang disebut hidrokel. Biasanya akan menghilang dengan sendirinya saat anak menginjak usia 1 tahun. 

Pada anak yang lebih besar, hidrokel bisa disebabkan karena adanya trauma, tumor atau penyakit menular seksual. Untuk itu, dokter perlu mengevaluasi cairan dalam skrotum lewat USG.

4. Torsio testis

4. Torsio testis
Freepik/KamranAydinov

Ketika seorang anak melewati masa pubernya, testisnya menjadi lebih berat. Hal ini dapat menyebabkan testis terputar dan memotong aliran darah. Gejalanya meliputi timbulnya nyeri tiba-tiba, pembengkakak dan kemerahan pada skrotum. Jika tidak segera ditangani, anak bisa kehilangan testisnya. Situasi ini sangat berbahaya dan anak harus segera dilarikan ke IGD.

5. Epididimitis

5. Epididimitis
freepik.com

Ketika wadah yang menyimpan dan membawa sperma (epididimis) meradang, anak bisa merasakan sakit pada testisnya. Biasanya kondisi ini dialami anak remaja laki-laki hingga pria dewasa berusia 30 tahunan.

Penyebab paling umum dari epididimitis adalah trauma, jarang buang air kecil yang menyebabkan infeksi ginjal serta penyakit menular seksual. 

6. Kanker testis

6. Kanker testis
rawpixel.com/McKinsey
Mitos fakta posisi tidur bayi

Kanker testis kini banyak ditemukan pada pria-pria muda. Untuk itulah, para dokter menyarankan agar orangtua memeriksakan skrotum anak laki-lakinya secara rutin setiap bulan, dari usia remaja hingga usia 35 tahun.

Pembengkakan atau benjolan di testis diiringi rasa sakit harus segera dikonsultasikan ke dokter. Berita baiknya, 95 persen kanker testis bisa disembuhkan hingga 100 persen jika gejalanya diketahui lebih awal. 

Itu dia 6 masalah reproduksi dan kesehatan kelamin bayi laki-laki yang perlu orangtua perhatian. Di sinilah butuh keterlibatan Papa untuk mengecek kondisi kesehatan bayi laki-lakinya dan peran aktif kedua orangtua untuk berkonsultasi ke dokter anak jika ditemukan gejala-gejala yang tak beres pada kesehatan reproduksi anak. 

Baca juga:

The Latest