Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pinterest.com/echtemamas
Pinterest.com/echtemamas

Intinya sih...

  • Jalan Jinjit atau toe walking umum pada anak yang belajar berjalan, karena otot dan koordinasi tubuh masih berkembang. Namun, jika terus berlanjut hingga usia lebih dari dua tahun, perlu dicari tahu penyebabnya.

  • Kondisi jalan jinjit bisa menjadi tanda adanya permasalahan otot atau kelemahan tubuh. Beberapa kondisi medis seperti autisme, cerebral palsy, gangguan keseimbangan, pemrosesan sensori, dan sensitivitas terhadap tekanan di persendian dapat menjadi penyebabnya.

  • Pertimbangkan konsultasi ke dokter jika anak tidak bisa menapak saat diminta atau jinjit disertai dengan tanda lain seperti keterlambatan bicara, susah kontak mata, atau gangguan perkembangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah nggak, Ma, melihat si Kecil jalan sambil jinjit seperti penari balet kecil? Kelihatannya lucu dan bikin gemas, tapi hal ini juga bisa bikin Mama bertanya-tanya, normal nggak, ya? Apalagi kalau kebiasaan ini sering terjadi dan nggak juga hilang seiring waktu.

Sebenarnya, jalan jinjit pada anak cukup sering terjadi, terutama saat mereka baru belajar berjalan. Tapi penting juga buat Mama tahu, kapan jalan jinjit masih tergolong normal, dan kapan sebaiknya mulai waspada. Karena bisa jadi ada gangguan terhadap tumbuh kembangnya si Kecil, Ma!

Nah, supaya Mama bisa lebih tenang menghadapi si Kecil yang lagi sering jinjit, yuk, simak penjelasan lengkap seputar anak jalan jinjit, apakah berbahaya? seperti yang sudah Popmama.com rangkum di bawah ini.

Anak Jalan Jinjit, Apakah Berbahaya?

Pinterest.com/reginazarse

Jalan Jinjit atau toe walking cukup umum terjadi pada anak dan tidak berbahaya, terutama saat mereka mulai belajar berjalan, karena otot dan koordinasi tubuh mereka masih berkembang. Kondisi ini dapat terjadi ketika anak berjalan dengan ujung jari kaki atau hanya sebagian telapak kaki yang menyentuh lantai, dan dapat menapak dengan normal seiring berjalannya waktu. 

Namun, menurut Dokter Spesialis Anak, dr Lucky Yogasatria Sp.A, dalam Instagram pribadinya @dr.lucky.sp.a, jika anak masih terus menerus berjalan jinjit hingga usianya lebih dari dua tahun, maka perlu dicari tahu lebih lanjut penyebabnya. Hal ini karena jinjit bisa juga menjadi tanda adanya permasalahan otot terutama di daerah betis, atau adanya kelemahan otot tubuh yang menyebabkan anak lebih nyaman dan aman saat berjalan jinjit, Ma.

Kemungkinan Adanya Penyebab Medis

Pinterest.com/gofeminin

Meskipun sebagian besar kasus jalan jinjit pada anak tergolong normal dan akan hilang seiring waktu, ada juga beberapa kondisi atau adanya gejala gangguan neurologis yang bisa menjadi penyebab di balik kebiasaan ini, seperti:

  • Autisme 

    Pada beberapa anak dengan spektrum autisme, jalan jinjit bisa muncul sebagai bagian dari pola gerakan repetitif atau sensorik tertentu. Meskipun bukan satu-satunya tanda, jalan jinjit yang terus-menerus bisa menjadi sinyal awal yang patut diperhatikan, apalagi jika disertai dengan keterlambatan bicara, kesulitan berinteraksi sosial, atau tidak merespons panggilan nama.

  • Cerebral palsy 

    Salah satu tanda awal cerebral palsy ialah adanya gangguan perkembangan yang mempengaruhi otot dan koordinasi gerak adalah jalan jinjit. Hal ini bisa terjadi karena kekakuan otot (spastisitas), terutama di bagian betis, yang membuat tumit sulit menyentuh lantai saat berjalan.

  • Gangguan keseimbangan 

    Beberapa anak berjalan jinjit karena merasa lebih stabil dengan posisi tersebut, terutama jika mereka mengalami masalah pada sistem keseimbangan. Gangguan ini bisa berasal dari telinga bagian dalam yang mengatur keseimbangan tubuh atau dari sistem saraf pusat. Jalan jinjit bisa jadi bentuk kompensasi agar anak merasa lebih aman saat bergerak.

  • Gangguan pemrosesan sensori 

    Anak dengan gangguan pemrosesan sensori mungkin memiliki kepekaan berlebih terhadap rangsangan tertentu, Ma, termasuk sentuhan pada telapak kaki. Mereka bisa merasa tidak nyaman saat tumit menyentuh permukaan lantai, sehingga lebih memilih berjalan dengan ujung jari. Jalan jinjit pada kondisi ini bukan karena gangguan otot atau saraf, melainkan cara anak merespons sensasi yang terasa bagi mereka.

  • Sensitivitas terhadap tekanan di persendian

    Beberapa anak mungkin merasa tidak nyaman saat menapak penuh karena adanya sensitivitas terhadap tekanan di area persendian kaki, seperti pergelangan atau lutut. Rasa tidak nyaman ini bisa membuat mereka cenderung berjalan dengan ujung jari untuk mengurangi beban di tumit dan persendian lainnya.

Kapan Sebaiknya Periksa ke Dokter?

Pinterest.com/dreamstime

Meski banyak kasus jalan jinjit masih tergolong normal, ada saatnya Mama perlu lebih waspada dan mempertimbangkan konsultasi ke dokter. Dengan coba memperhatikan, apakah anak bisa menapak saat diminta, atau memang tidak bisa sama sekali? Apakah jinjitnya muncul sendirian, atau disertai dengan tanda lain seperti keterlambatan bicara, susah kontak mata, atau gangguan perkembangan lainnya. 

“Coba perhatiin, apakah anak kita bisa menapak kalau disuruh? Atau anak tuh jinjit karena memang iya nggak bisa jinjit atau ada hal lain nih yang menyertai kaya telat berbicara, susah kontak mata, atau ada gangguan perkembangan lainya. Kalau iya, sebaiknya segera konsultasi ke dokter anak, biar dicari apa yang menjadi dasar masalah terjadinya hal tersebut,” ujar dr. Lucky Yogasatria, Sp.A.

Dengan berkonsultasi ke dokter, Mama bisa tahu apakah jalan jinjit ini masih dalam batas normal atau perlu pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Nah, itu tadi penjelasan soal anak jalan jinjit menurut dokter. Jalan jinjit memang bisa jadi hal normal saat anak belajar jalan, namun juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan lainnya jika kebiasaan ini berlanjut hingga usia anak lebih dari dua tahun.

Editorial Team