Kebiasaan pilih-pilih makanan pada anak bisa diubah, Ma. Namun kebiasaan tersebut tidak dapat diubah dalam sekejap, butuh waktu, kesabaran, dan konsistensi dari orangtua, apalagi jika penyebab anak picky eater adalah karena genetik.
Lalu, kebiasaan picky eater ini perlu diubah sedari dini waktu masa anak-anak. Kebiasaan picky eater umumnya sulit diubah jika sudah menginjak masa remaja atau dewasa.
Cara Mengubah Perilaku Picky Eater pada Anak
Mama bisa mencoba cara-cara berikut agar kebiasaan picky eater anak dapat berubah:
Berikan makanan yang bervariasi
Para peneliti menyarankan orangtua untuk menyajikan makanan yang bervariasi setiap harinya agar anak bisa mengenal berbagai jenis makanan.
Hanya memberikan anak satu jenis makanan bisa membuat anak menjadi tidak mau mencoba jenis makanan yang lain.
Terus mencoba kenalkan makanan dengan perlahan
Apabila anak menolak mencoba makanan yang Mama berikan, jangan cepat menyerah dan berhenti mencoba membujuk anak mencoba makanan tersebut.
Mama perlu tetap mencoba membujuk si Kecil untuk mencoba makanan yang Mama sediakan.
Jika si Kecil tetap tidak mau mencoba, Mama bisa mencoba menyajikan makanan tersebut dengan cara yang berbeda. Misalnya, mengubah tampilannya menjadi lebih menarik atau mengubah cara pengolahannya dari cara digoreng menjadi direbus atau dikukus.
Libatkan anak dalam memilih makanan
Anak umumnya akan lebih semangat untuk makan jika diberikan kesempatan untuk memilih makananya sendiri yang ia mau.
Lalu, Mama juga bisa ajak si Kecil berbelanja bahan makanan atau menyiapkan makanannya agar ia mau mencoba berbagai jenis makanan.
Ciptakan pengalaman makan yang menyenangkan
Anak bisa jadi tidak mau makan apabila dipaksa. Jika anak tidak mau mencoba makanan, hindari memaksa dan memarahinya karena hal tersebut hanya akan membuat si Kecil semakin tidak mau makan.
Mama bisa memberikan semangat atau pujian pujian sederhana pada si Kecil saat saat mencoba makanan baru agar ia mau terus mencoba dan makan.
Itu tadi informasi mengenai penelitian mengenai anak picky eater bisa jadi karena faktor genetik. Semoga informasi ini bermanfaat!