Sejumlah penelitian menunjukkan perbedaan antara kemampuan motorik kasar dan halus antara bayi laki-laki dan perempuan.
Motorik halus mengacu pada kemampuan tangan untuk membuat gerakan-gerakan kecil. Seperti menggambar, menaikkan dan menurunkan risleting, dan membuka pintu.
Sementara, motorik kasar mengacu pada kemampuan menggerakkan otot saat melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan seluruh tubuh seperti berlari dan berguling.
Dr. Sharifa Glass, seorang ahli gizi bersertifikat nasional, menyampaikan bahwa bayi perempuan mengembangkan kemampuan motorik halus dengan lebih baik.
Sementara secara umum bayi laki-laki memiliki kemampuan motorik kasar yang lebih tinggi.
Hal ini berkaitan dengan pernyataan Dr. Freilich, bahwa kemampuan berbahasa dan motorik halus bayi perempuan berkembang lebih awal dibanding bayi laki-laki.
Sebaliknya motorik kasar bayi laki-laki berkembang terlebih dahulu dibanding bayi perempuan seusianya.
Namun, tentu saja hal ini bukan hanya karena perbedaan jenis kelamin. Riset membuktikan bahwa persepsi dan pengaruh orangtua dapat menjadi faktor signifikan perbedaan ini.
Artinya, cara orangtua mendidik anak berpengaruh besar terhadap perbedaan kemampuan motorik kasar dan halus pada kedua jenis kelamin.
Umumnya, orangtua akan medorong anak laki-laki untuk melakukan aktivitas yang melibatkan seluruh fisik seperti main bola.
Sementara anak perempuan akan terlebih dahulu diajarkan untuk mengandalkan kemampuan pada tangannya seperti main boneka.
Oleh karena itu, kemampuan motorik anak lebih terasah di satu sisi sesuai dengan apa yang diajarkannya terlebih dahulu.