Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pixabay/Felix Baby Lama
Pixabay/Felix Baby Lama

Intinya sih...

  • Genetika memainkan peran penting dalam langkah pertama bayi

  • Studi menemukan korelasi antara gen yang memengaruhi berjalan lebih lambat dengan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi

  • Lingkungan dan pola makan yang bergizi juga mempengaruhi kemampuan berjalan bayi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Penelitian baru menyimpulkan bahwa lingkungan bukan hanya tentang anak.

Langkah pertama bayi yang goyah merupakan sumber kebanggaan bagi banyak orangtua. Selain itu, berjalan juga merupakan salah satu tonggak perkembangan yang penting bagi bayi, Ma.

Lingkungan anak telah lama dikaitkan dengan kapan mereka akan berjalan. Namun, sebuah studi inovatif dari Surrey University menemukan bahwa genetika juga memainkan peran penting. Apa arti penelitian ini bagi orangtua dan bayi mereka?

Pada ulasan kali ini, Popmama.com akan membahas tentang hal yang menentukan langkah pertama si Kecil. Agar orangtua bisa mendukung perkembangan bayi, yuk, simak dulu ulasan berikut ini, Ma.

Pixabay/Felix Baby Lama

Studi Tentang Hal yang Menentukan Langkah Pertama Bayi

Sebuah penelitian menganalisis informasi genetik lebih dari 70.000 bayi.

Tim peneliti mengidentifikasi 11 penanda genetik yang dapat memengaruhi perkembangan otak bayi sejak lahir dan waktu berjalan mandiri. Studi ini mengungkapkan bahwa genetika menyumbang hampir 25% variasi dalam tonggak perkembangan ini.

Studi ini juga mengungkapkan kabar baik bagi bayi yang terlambat berjalan.

Meskipun beberapa studi sebelumnya mengaitkan berjalan lebih awal dengan pencapaian yang lebih tinggi di kemudian hari, studi ini menemukan korelasi antara gen yang memengaruhi berjalan lebih lambat dan gen yang terkait dengan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa berjalan lebih lambat mungkin terkait secara genetik dengan penurunan risiko terkena gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD). Perlu diingat, penelitian ini tidak mendefinisikan apa yang dianggap sebagai berjalan lebih lambat.

Peneliti berpendapat bahwa anak-anak yang secara genetik cenderung sedikit lebih aktif dan lebih banyak bergerak juga akan berjalan sedikit lebih awal. Penting untuk diklarifikasi bahwa hubungan tersebut signifikan tetapi sederhana. Oleh karena itu, tim peneliti tidak memperkirakan semua anak yang mencapai tonggak perkembangan berjalan lebih awal itu menderita ADHD.

Namun, ada sedikit tumpang tindih dalam variasi genetik yang terlibat, yang dapat membantu memahami perkembangan anak lebih jauh.

Pexels/Helena Lopes

Bagaimana Lingkungan Membentuk Kemampuan Anak Berjalan?

Gen anak dapat memengaruhi kemampuan berjalan mereka, tetapi begitu pula lingkungannya. Tim peneliti merekomendasikan agar anak-anak membutuhkan pola makan yang bergizi dan berkelanjutan, serta ruang yang cukup untuk melatih kemampuan berjalan mereka.

Dokter juga setuju jika pola makan yang bergizi penting, karena kekurangan gizi dapat mengakibatkan penurunan energi, penurunan interaksi dengan lingkungan, penurunan kekuatan otot, dan penurunan stamina.

Namun, bukan itu saja yang perlu diperhatikan orangtua. Bayi yang terus-menerus digendong atau ditempatkan di ayunan atau lingkungan terbatas lainnya tidak mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam eksplorasi fisik yang tidak hanya membantu tetapi juga penting untuk belajar berjalan.

Sebaliknya, katanya, bayi yang berada di ruang terbuka yang aman dan dapat menjelajah sendiri mungkin mengembangkan kemampuan berjalan lebih awal.

Dorong si Kecil untuk bermain dan bereksplorasi untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan motoriknya. Orangtua perlu diyakinkan bahwa tidak apa-apa jika si Kecil merasa kesal ketika mainannya berada di luar jangkauan. Tapi mereka perlu belajar memecahkan masalah dan memperkuat otot-ototnya.

Freepik

Kapan Harus Melakukan Evaluasi untuk Berjalan pada Bayi dan Balita?

Banyak orangtua dengan antusias menantikan langkah pertama anak mereka, dengan asumsi langkah tersebut akan terjadi pada ulang tahun pertama anak. Dokter mengatakan ada berbagai macam tahapan normal. Studi menunjukkan rata-rata permulaan berjalan adalah antara usia 8 dan 18 bulan.

Keterampilan motorik kasar cenderung berkembang dari "atas ke bawah" saat bayi pertama kali menguasai kepala mereka, diikuti oleh bahu dan badan, lutut, dan kaki.

Penting juga untuk dipahami bahwa ada berbagai tahapan normal, dan pencapaian awal tidak selalu berarti penguasaan yang lebih awal atau pada akhirnya lebih baik.

Namun, jika Mama khawatir tentang perkembangan keterampilan motorik si Kecil, Mama disarankan untuk menghubungi dokter untuk melakukan penilaian.

Berikut beberapa indikator bayi dan balita mungkin memerlukan penilaian atau evaluasi:

  • Tidak dapat berdiri pada usia 12 bulan

  • Tidak dapat bergerak (menggunakan benda sebagai penyangga untuk bergerak) pada usia 15 bulan

  • Tidak dapat berjalan mandiri pada usia 18 bulan

Bayi yang belum dapat berjalan mandiri tetapi dapat berdiri sendiri dan berjalan dengan berpegangan pada benda-benda kurang mengkhawatirkan dibandingkan bayi yang belum dapat melakukan hal-hal tersebut.

Evaluasi perkembangan yang umum untuk keterlambatan motorik akan melibatkan observasi ketat, pengumpulan riwayat pasien, dan pemeriksaan fisik menyeluruh. Untuk bahan evaluasi, orangtua juga bisa mengumpulkan video tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh bayi.

Meskipun studi genetik baru ini tidak akan menggantikan kebutuhan akan pemeriksaan individual, peneliti yakin studi ini menjanjikan informasi tambahan bagi dokter untuk membantu mereka menilai dan mengevaluasi alasan keterlambatan anak dalam mencapai tahapan berjalan.

Nah, Mama sudah mengetahui tentang hal yang menentukan langkah pertama si Kecil. Setiap bayi tumbuh dan berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Tidak ada bayi yang sama. Namun, Mama harus tetap mengamati tumbuh kembangnya, sehingga bila ada yang tidak sesuai, Mama bisa langsung berkonsultasi dengan dokter.

Semoga bermanfaat, Ma!

Editorial Team