Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik
Freepik

Intinya sih...

  • Bayi menangis terus-terusan sebagai cara utama mereka dalam berkomunikasi.

  • Khawatir bayi "terlalu dimanjakan" tidak berlaku pada bayi yang usianya masih sangat kecil.

  • Baik ASI atau susu formula, keduanya bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di awal menjadi orangtua, wajar kalau Mama merasa mudah cemas melihat perubahan atau perilaku si Kecil. Banyak hal terlihat mengkhawatirkan, padahal sebenarnya masih termasuk bagian normal dari tumbuh kembang bayi.

Namun, penting juga untuk memahami bahwa bayi masih terus beradaptasi dengan dunia di sekelilingnya, dan respons yang mereka tunjukkan sering kali hanya bagian dari proses tumbuh kembang. Dengan mengetahui mana hal yang normal dan mana yang perlu diwaspadai, Mama bisa lebih tenang dalam merawat si Kecil setiap hari. 

Untuk lebih lengkapnya, yuk, simak penjelasan yang sudah Popmama.com rangkum tentang masalah pada bayi yang nggak perlu Mama khawatirkan.

1. Bayi menangis terus-terusan

Freepik/pch.vector

Dikutip dari laman Motherly, menangis adalah cara utama bayi berkomunikasi. Di usia ini, Mama dan si Kecil memang sedang belajar memahami “bahasa” satu sama lain. Jadi, wajar jika beberapa minggu pertama terasa menantang. Tangisan bisa menandakan banyak hal, mulai dari lapar, lelah, tidak nyaman, sampai butuh pelukan Mama.

Sebagian bayi juga mengalami fase Purple crying, yaitu periode menangis intens yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Biasanya memuncak di usia 2 minggu hingga 4 bulan

  2. Muncul tiba-tiba tanpa penyebab jelas

  3. Susah ditenangkan

  4. Wajah tampak seperti kesakitan

  5. Bisa berlangsung berjam-jam

  6. Sering muncul di sore hingga malam hari

Meski melelahkan, fase ini cukup umum terjadi. Solusinya, cek kebutuhan dasar si Kecil dulu, lalu tenangkan perlahan.

Yang penting, Mama tetap tenang dan jangan pernah mengguncang bayi. Jika Mama sudah mencoba segalanya dan butuh istirahat sejenak, tidak apa-apa meletakkan bayi di tempat aman dan istirahat dulu.

2. Khawatir bayi “terlalu dimanjakan”

Freepik/pvproductions

Banyak orangtua baru takut jika terlalu sering menggendong bayi, nanti si Kecil jadi “manja”. Padahal, konsep “memanjakan” tidak berlaku pada bayi yang usianya masih sangat kecil.

Pada tahap ini, bayi belum memiliki kemampuan untuk memanipulasi, yang ia lakukan hanyalah menyampaikan kebutuhan dasar. Ketika Mama cepat merespons tangisan atau mencari tahu ketidaknyamanannya, itu bukan memanjakan, tetapi memberikan rasa aman.

Beberapa survei menyebutkan banyak orangtua percaya bahwa menggendong bayi terlalu sering bisa membuatnya lengket. Namun, penelitian justru menunjukkan bahwa respons cepat Mama membantu proses bonding dan mendukung perkembangan emosional yang sehat.

Jadi, jangan ragu memberikan pelukan, perhatian, dan kenyamanan yang ia butuhkan, ya, Ma.

3. Bingung antara ASI atau susu formula

Freepik/rawpixel.com

Banyak Mama yang merasa bersalah ketika kondisi tidak memungkinkan untuk memberikan ASI eksklusif. Padahal, baik ASI maupun susu formula sama-sama bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayi selama diberikan dengan cara dan takaran yang tepat.

ASI memang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics untuk enam bulan pertama, tetapi kenyataannya tidak semua Mama bisa menyusui karena berbagai alasan, seperti pekerjaan, kondisi kesehatan, atau rendahnya produksi ASI. Dan itu tidak apa-apa, Ma.

Susu formula yang beredar juga sudah melewati standar ketat dan dirancang sesuai kebutuhan bayi, termasuk kandungan nutrisinya agar aman untuk organ pencernaan si Kecil. Yang terpenting, Mama memberikan pilihan yang paling realistis dan sehat bagi bayi dan diri sendiri.

Soal frekuensi menyusu, baik ASI maupun formula punya pola yang berbeda-beda. Mama tidak perlu membandingkan ritme bayi lain dengan bayi Mama sendiri, karena kebutuhan setiap anak juga berbeda.

4. Bonding tidak terjadi secara instan

Freepik

Hubungan batin antara Mama dan bayi tidak selalu langsung terasa pada momen pertama bertemu. Ada Mama yang langsung merasa “klik”, tetapi banyak juga yang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Dan semuanya normal, dikutip dari Motherly.

Bayi yang baru lahir masih beradaptasi dengan dunia baru yang penuh cahaya, suara, dan bentuk-bentuk asing. Sementara Mama pun sedang memulihkan diri secara fisik dan emosional. Tidak ada aturan bahwa bonding harus terjadi dalam hitungan hari.

Yang terpenting, Mama tetap hadir dengan menatap wajah bayi, mengajak bicara lembut, memberi sentuhan, dan merespons kebutuhannya. Perlahan, ritme emosional Mama dan si Kecil akan menemukan titik nyamannya sendiri.

Jadi, tidak perlu merasa bersalah jika hubungan Mama berkembang secara bertahap karena perjalanan bonding setiap keluarga itu unik.

Nah, itulah beberapa masalah pada bayi yang nggak perlu Mama khawatirkan. Ingat, setiap bayi punya ritme tumbuh kembang yang berbeda, ya, Ma! 

Editorial Team