Ketupat merupakan salah satu makanan yang identik dengan Lebaran. Makanan yang satu ini memang wajib hadir di meja makan untuk dikonsumsi bersamaan dengan opor ayam, sayur godog, rendang, semur, ataupun sambal goreng ati.
Nah, saat Mama menyantap ketupat, pernahkah si Kecil merengek ingin ikut mencicipinya? Kalau tidak diberi, si Kecil akan menangis. Namun jika diberikan, Mama mungkin ragu apakah ketupat aman diberikan untuk si Kecil.
Lantas, sebenarnya bolehkah bayi makan ketupat?
Untuk menjawabnya, berikut Popmama.com telah merangkum informasi terkait bolehkah bayi makan ketupat. Yuk, simak sebelum memberikannya kepada si Kecil, Ma
1. Bolehkah bayi makan ketupat?
Freepik/freepik
Jawaban sederhananya, boleh-boleh saja jika Mama ingin memberikan ketupat untuk bayi. Pasalnya, pada dasarnya ketupat berasal dari beras, sama seperti nasi pada umumnya.
Perbedaan paling jelas dari ketupat dan nasi terletak pada teksturnya. Untuk nasi memiliki tekstur butiran yang lebih empuk, sementara ketupat memiliki tekstur yang lebih padat dari nasi.
Namun, sebelum memberikan ketupat untuk si Kecil, ada beberapa hal yang perlu Mama perhatikan, mulai dari usia bayi, tekstur, hingga cara penyajian ketupat.
Editors' Pick
2. Kapan bayi boleh makan ketupat?
Unsplash/hui sang
Sesuai dengan anjuran dunia kesehatan anak, bayi baru boleh mengonsumsi makanan padat sejak menginjak usia enam bulan. Jadi, ketupat tidak boleh diberikan pada bayi yang belum menginjak usia 6 bulan, ya, Ma.
Bayi yang belum genap berusia 6 bulan hanya boleh diberikan ASI atau susu formula. Pasalnya, sistem pencernaan bayi di bawah usia 6 bulan belum berkembang dengan sempurna untuk mencerna makanan padat.
3. Sesuaikan tekstur ketupat
YouTube.com/CR COOK
Meskipun usianya sudah menginjak 6 bulan, pemberian makanan kepada si Kecil tidak bisa sembarangan dan harus diberikan secara bertahap sesuai dengan usianya.
Di awal tahap MPASI, bayi masih perlu beradaptasi dan belajar bagaimana caranya mengunyah dan menelan makanan. Maka dari itu, tekstur makanan yang dikonsumsi bayi pun perlu disesuaikan dengan usianya.
Untuk pemberian ketupat, alangkah baiknya jika Mama memastikan tekstur ketupat cukup lunak untuk dikonsumsi bayi. Pastikan juga potongannya tidak terlalu besar agar mudah dimakan si Kecil dan tidak juga terlalu kecil agar bayi tidak tersedak.
Mama juga bisa memberi ketupat yang sudah dilumatkan dengan sendok hingga menyerupai nasi tim agar lebih mudah dicerna si Kecil.
4. Pilih lauk yang aman untuk bayi
Freepik/jcomp
Ketupat umumnya disajikan dengan lauk pauk seperti opor ayam, sayur godog, semur, ataupun sambal goreng ati dan kentang. Nah, untuk si Kecil, sebaiknya Mama lebih bijak dalam memilih lauk pauk pendamping ketupat.
Pasalnya, lauk pauk untuk orang dewasa umumnya mengandung cukup banyak garam dan gula, serta memiliki rasa pedas yang kuat. Jika si Kecil mengonsumsi makanan tersebut, dikhawatirkan dapat mengganggu pencernaannya.
Untuk bayi di bawah usia 1 tahun, ketupat bisa dinikmati tanpa lauk sebagai finger food. Selain itu, Mama juga bisa membuatkan lauk khusus untuk bayi dengan takaran gula dan garam yang sedikit.
Jika bayi sudah berusia di atas 1 tahun, barulah Mama dapat memberinya ketupat dengan lauk pauk keluarga, seperti opor ayam dan semur.
5. Manfaat memberikan ketupat untuk bayi
Freepik/freepik
Ketupat mengandung karbohidrat yang bisa menjadi sumber energi bagi bayi. Tak hanya sebagai pasokan energi, karbohidrat juga dibutuhkan dalam pengolahan protein dan lemak untuk membentuk dan memperbaiki berbagai jaringan tubuh.
Selain itu, jika dikonsumsi sebagai finger food, ketupat dapat membantu mengembangkan keterampilan motorik halus bayi. Dengan mencoba mengambil, menggenggam, dan memecah ketupat dengan jari-jari mereka, bayi akan melatih koordinasi antara tangan dan mata, serta kekuatan jari-jari mereka.
Nah, itu penjelasan mengenai bolehkah bayi makan ketupat. Semoga informasi ini dapat membantu, ya, Ma!