Tanaman berdaun kecil ini kerap kali dianggap sebagai superfood karena memberikan banyak manfaat, dan harga pun terjangkau, serta bisa diolah atau dikreasikan menjadi beragam masakan lezat, termasuk untuk menu MPASI.
Selain itu, ibu hamil yang mengonsumsi daun kelor selama kehamilan dan menyusui terbukti berhasil mencegah risiko stunting pada bayi. Sebuah studi yang dirilis melalui Jurnal Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Gorontalo menunjukkan fakta bahwa perempuan yang sedang dalam tahap menyusui dan mengonsumsi daun kelor ampuh untuk mengatasi kekurangan gizi pada anak di bawah usia tiga tahun.
Perempuan yang sedang dalam tahap menyusui bayi sangat diajurkan untuk mengonsumsi daun kelor karena kandungan fitosterol tinggi mampu merangsang hormon esterogen untuk memproduksi lebih banyak ASI.
Sekitar enam sendok makan bubuk daun kelor mampu memenuhi kebutuhan zat besi dan kalsium yang dibutuhkan ibu hamil dan bayi selama masa kehamilan dan menyusui. Daun kelor juga mengandung protein dan kalsium yang lebih banyak daripada yoghurt atau susu sehingga sangat mampu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bagi penderita stunting.
Selain Indonesia, beberapa negara di Benua Afrika seperti Ghana, Nigeria, Senegal, Etiopia, Malawi, dan Benin juga mengandalkan daun kelor untuk memenuhi nutrisi pada bayi dengan mengolahnya menjadi bubuk yang bisa dicampurkan ke dalam makanan-makanan bayi atau MPASI.