Seorang Papa di Depok Tega Pukuli Bayinya yang Berusia 7 Bulan

Apa penyebabnya?

17 Maret 2021

Seorang Papa Depok Tega Pukuli Bayi Berusia 7 Bulan
Freepik

Seorang papa di Depok tega memukul anak kandungnya yang masih berusia tujuh bulan. Papa berinisial EP itu kini masih dalam pengejaran polisi. 

Lantas, apa penyebab EP tega memukul anak kandungnya? Bagaimana kronologi kejadiannya? Berikut Popmama.com rangkum penjelasan mengenai kronologi pemukulan oleh EP terhadap bayinya.

1. Dipukul karena bayi terus menangis

1. Dipukul karena bayi terus menangis
Freepik/User19622617

Kasat Reskrim Polres Depok AKBP I Made Bayu mengatakan, pemukulan oleh EP terhadap bayi kandungnya itu terjadi pada Jumat (12/3/2021). Kala itu, EP hanya berada di rumah bersama si Kecil. 

Berdasarkan pemeriksaan sementara, EP diduga memukul bayinya karena merasa kesal mendengar tangisan si Kecil. Sementara itu, sang istri sedang berada di luar rumah. 

“Kenapa dipukul? Karena bayi ini nangis, terus ayahnya dongkol ya dipukul lah,” ujar Bayu, Selasa (16/3/2021). 

Istri EP kemudian melaporkan kasus pemukulan tersebut ke polisi. Namun, EP terlebih dahulu melarikan diri sebelum polisi mendatangi rumahnya. 

“Kita lagi cari suaminya,” ujar Bayu. 

Editors' Pick

2. Bayi menderita luka lebam

2. Bayi menderita luka lebam
Freepik/sorapop

Istri EP mengetahui kejadian pemukulan tersebut ketika melihat luka lebam pada tubuh anaknya. Luka lebam itu ditemukan di bawah mata dan area sekitar wajah. 

“Istrinya lagi keluar, terus pulang-pulang anaknya lebam,” kata Bayu. 

Sang istri sudah menduga bahwa EP yang memukul bayinya karena dia juga pernah menjadi korban kekerasan dari suaminya. 

“Istrinya sebelumnya pernah jadi korban KDRT tapi enggak pernah laporan. Kalau untuk anaknya ini yang pertama kali,” ujar Bayu. 

3. Mengapa seorang papa bisa tega memukul bayi?

3. Mengapa seorang papa bisa tega memukul bayi
Freepik/Yanalya

Bayi yang masih berusia di bawah satu tahun memang kerap menangis. Tangisan itu sebagai tanda protes atau cara komunikasi si Kecil dengan orang dewasa. Namun, tak jarang tangisan bayi justru menguji kesabaran orangtua, termasuk Papa. 

Papa bisa mudah terpancing emosinya ketika mendengar tangisan suara bayi karena seorang papa lebih jarang mengurus si Kecil dibanding Mama. Kondisi panik atau tidak tenang justru bisa memperparah emosi papa. 

Menenangkan si Kecil yang menangis memang bukan pekerjaan mudah, melainkan butuh keterampilan khusus. Sebagai pemimpin keluarga, Papa juga perlu bertanggung jawab mengasuh bayi karena bukan hanya Mama yang memiliki tanggung jawab untuk mengurus dan merawat si Kecil. 

4. Cara mengendalikan emosi saat bayi menangis

4. Cara mengendalikan emosi saat bayi menangis
Freepik/cookie_studio

Psikolog Klinis Reynitta Poerwito pernah mengatakan dalam siaran Instagram live nya pada Sabtu (27/6/2020) bahwa emosi orangtua yang mulai terpancing ketika mendengar si Kecil menangis harus segera ditenangkan. 

Apabila Papa harus mengurus si Kecil seorang diri, maka Papa bisa menarik napas panjang terlebih dahulu untuk menenangkan perasaan hati dan emosi yang mulai terpancing. 

“Tarik napas dulu karena kita sebagai orangtua kan juga perlu energi. Kita enggak bisa tenangkan anak kita kalau kita enggak tenang,” kata Reynitta. 

Kemudian, berikan sentuhan atau pelukan kepada anak agar dia merasa lebih tenang dan tangisannya mulai mereda. Hindari memarahi anak atau bahkan melakukan kekerasan fisik untuk menenangkannya. Jangan lakukan kekerasan fisik atau verbal ketika Papa masih emosi. 

“Kita kasih support bentuknya seperti kenyamanan biasanya dipeluk atau dengan sentuhan untuk mengontrol energi anak,” ujar Reynitta. 

Menenangkan bayi yang menangis memang tidak mudah. Namun, jangan sampai orangtua melakukan kekerasan fisik maupun verbal kepada bayi. Sebab, hal itu bisa memberikan efek trauma kepada bayi ketika beranjak dewasa. 

Nah, itulah informasi mengenai seorang papa yang tega memukul bayinya yang masih berusia tujuh bulan. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi ya, Ma.

Baca juga:

The Latest