Freepik/azerbaijan_stockers
Sebuah penelitian dari National Institutes of Health (NIH) menemukan bahwa bayi yang rutin diberi produk kacang tanah setidaknya tiga kali seminggu sejak awal MPASI hingga usia 5 tahun memiliki risiko alergi kacang tanah 71% lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengonsumsinya.
Hasil ini memperkuat pandangan bahwa pemberian kacang tanah sejak dini bisa menjadi cara sederhana namun efektif dalam mencegah alergi. Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), Jeanne Marazzo, MD, MPH, menegaskan bahwa strategi ini bisa membawa dampak besar.
“Jika diterapkan secara luas, langkah aman dan mudah ini dapat mencegah puluhan ribu kasus alergi kacang tanah,” jelas Jeanne.
Temuan ini melanjutkan hasil studi Learning Early About Peanut Allergy (LEAP) pada 2015, yang menunjukkan bahwa konsumsi kacang tanah sejak dini mampu mencegah alergi di kemudian hari. Menariknya, efek perlindungan tetap bertahan hingga usia remaja meski anak tidak lagi rutin mengonsumsinya.
Dalam studi lanjutan yang melibatkan hampir 80% peserta LEAP dengan rata-rata usia 13 tahun, tercatat 15,4% anak yang menghindari kacang tanah sejak kecil mengalami alergi, sementara pada kelompok yang dikenalkan kacang tanah sejak dini hanya 4,4% yang mengalaminya.
Menurut Drew Bird, MD, dari UT Southwestern Medical Center, hal ini menunjukkan pentingnya pencegahan sejak awal.
“Bahkan setelah anak berhenti mengonsumsi kacang tanah, perlindungan tetap ada. Hal ini penting karena anak yang sejak kecil tidak rutin mengonsumsi kacang tanah dan kemudian mengalami alergi, tidak bisa mengalami perbaikan, alerginya tetap ada. Begitu alergi terbentuk, kondisinya akan menetap,” jelasnya.