Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik
Freepik

Intinya sih...

  • Bayi melepeh makanan karena kemampuan gerakan oromotornya belum berkembang sempurna.

  • Gerakan oromotor penting untuk mengunyah, menelan, dan berbicara.

  • Stimulasi oromotor harus dilakukan bertahap sesuai usia bayi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bayi sering kali membuat orangtua bingung karena kebiasaan mereka “melepeh” makanan. Meski terlihat sepele, kondisi ini bisa membuat Mama khawatir si Kecil tidak mendapat cukup nutrisi. Padahal, perilaku ini bukan berarti si Kecil tidak suka makan, melainkan bagian dari proses belajar makan yang berkaitan dengan kemampuan gerakan oromotor.

Menurut dr. Tan Shot Yen, seorang dokter sekaligus ahli gizi masyarakat yang aktif membagikan edukasi seputar pola makan anak di Instagram pribadinya, @drtanshotyen, kebiasaan makan si Kecil sangat berkaitan dengan perkembangan kemampuan oromotornya. 

Kemampuan gerakan oromotor adalah kemampuan bayi untuk mengoordinasikan struktur di dalam dan sekitar rongga mulut seperti rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir, dan pipi. Jika kemampuan ini belum matang, wajar bila makanan sering dilepeh karena mulutnya belum mampu mengatur gerakan tersebut dengan sempurna.

Untuk memahami hal ini lebih jauh, Popmama.com sudah merangkum tips agar anak tidak melepeh makanan. Yuk, disimak!

Mengapa Anak Sering Melepeh Makanan?

Pinterest.com

Sebelum mencari cara agar anak tidak melepeh makanan, penting untuk memahami penyebab utamanya. Bayi yang sering melepeh makanan bukan berarti rewel atau tidak suka makan, melainkan karena kemampuan gerakan oromotornya belum berkembang sempurna.

Gerakan oromotor membantu bayi mengoordinasikan rahang, lidah, dan pipi agar bisa mengunyah dan menelan makanan dengan baik. Jika otot-otot di sekitar mulut belum terlatih, makanan yang masuk bisa terasa “asing” sehingga didorong keluar oleh refleks alami. 

Selain itu, tekstur makanan yang tidak sesuai usia juga bisa menjadi penyebab utama. Misalnya, bayi baru mulai MPASI langsung diberi makanan yang terlalu padat. Akibatnya, lidahnya mendorong makanan keluar karena belum siap mengolah tekstur tersebut. Faktor lain seperti rasa jijik terhadap tekstur licin atau lembek, serta kebiasaan orangtua yang terlalu terburu-buru memberi makan, juga dapat memperparah kebiasaan melepeh ini.

Apa Itu Gerakan Oromotor dan Mengapa Penting?

Pinterest.com/WileyRoo

Melansir laman Farmville Pediatric Dentistry, gerakan oromotor adalah kemampuan tubuh untuk mengoordinasikan struktur mulut, seperti rahang, lidah, bibir, pipi, dan langit-langit agar dapat mengunyah, menelan, dan berbicara. Kemampuan ini menjadi dasar dari proses makan yang efektif.

Pada bayi baru lahir, refleks oromotor seperti mengisap sudah terbentuk alami. Namun seiring pertambahan usia, kemampuan ini harus terus distimulasi agar berkembang menjadi gerakan yang lebih kompleks seperti mengunyah dan menelan makanan padat.

Jika tidak terstimulasi dengan baik, bayi bisa mengalami kesulitan saat makan. Menurut dr. Tan, ada beberapa tanda kemampuan oromotor pada si Kecil belum bekerja secara optimal. Hal tersebut dapat terlihat apabila:

  1. Bayi kesulitan mengisap ASI atau minum dari dot

  2. Air liur sering keluar berlebihan

  3. Mengunyah makanan terlalu lama

  4. Tampak kesulitan menelan atau sering melepeh makanan

Perlu diingat, keterampilan oromotor tidak berkembang dalam semalam. Butuh latihan terus-menerus, stimulasi yang tepat, serta kesabaran dari orangtua agar kemampuan makan si Kecil terbentuk secara alami.

Stimulasi Oromotor Berdasarkan Usia Bayi

Freepik/wirestock

Menurut dr. Tan, stimulasi oromotor harus dilakukan bertahap sesuai usia bayi. Tujuannya agar setiap struktur mulut berkembang sesuai kemampuannya tanpa dipaksa terlalu cepat. Berikut panduan stimulasi yang bisa Mama lakukan:

  1. Usia di bawah 6 bulan
    Biarkan si Kecil mengemut jempol dan menyusu langsung dari payudara. Aktivitas ini membantu memperkuat otot-otot rahang dan lidahnya sejak dini.

  2. Usia 6 bulan
    Mulai berikan MPASI halus dan biarkan si Kecil berlatih menggenggam serta menggigit benda aman seperti batang tebu atau biji mangga. Pastikan benda yang diberikan tidak mudah “potek” agar terhindar dari risiko tersedak.

  3. Usia 7–8 bulan
    Konsistensi makanan utama bisa mulai dipadatkan, meski masih halus. Latih kemampuan kunyah dan telan dengan finger food seperti buah lunak, wortel kukus, atau brokoli. Jika bayi tampak jijik dengan makanan licin seperti alpukat, Mama bisa melumuri makanan tersebut dengan parutan kelapa sangrai atau kacang matang tumbuk agar lebih nyaman di mulut.

  4. Usia 8–9 bulan
    Bayi bisa mulai makan makanan bertekstur cincang kasar, seperti nasi tim, lontong isi, atau lauk terpisah seperti kentang, telur dadar, dan bakso ayam cincang. Pastikan porsinya sesuai anjuran di buku KIA.

  5. Usia 10–12 bulan
    Ajak si Kecil makan bersama keluarga agar ia belajar meniru. Berikan contoh dengan makan perlahan dan ajak ia berkomunikasi selama makan. Jika si Kecil masih melepeh, ulangi proses latihan hingga terbiasa, bahkan bila perlu puluhan kali.

Tips agar Anak Makan Tanpa Lepeh

Pinterest.com

Setelah mengetahui penyebab anak suka melepeh makanan dan cara menstimulasi kemampuan oromotornya, kini saatnya Mama mulai menerapkan langkah nyata di rumah. Berikut beberapa tips yang bisa Mama coba terapkan:

  1. Latih kemampuan oromotor sejak dini
    Stimulasi tidak hanya dilakukan saat anak mulai MPASI, tetapi sejak bayi masih menyusu. Menyusui langsung dari payudara membantu bayi belajar mengoordinasikan otot rahang dan lidah dengan baik.

  2. Berikan tekstur makanan sesuai usia
    Jangan terus-menerus memberi makanan halus. Tekstur harus meningkat bertahap agar si Kecil belajar mengunyah. Jika selalu diberi makanan lembut, otot-otot mulutnya tidak akan terlatih.

  3. Jadikan waktu makan momen positif
    Hindari memaksa anak makan. Biarkan ia eksplorasi makanan dengan tangannya. Makan bersama keluarga bisa membantu anak belajar dari contoh dan membuat waktu makan terasa menyenangkan.

  4. Ulangi dengan sabar
    Dokter Tan mengingatkan bahwa bayi perlu pengulangan berkali-kali sebelum terbiasa menelan makanan dengan baik. Jadi, jangan cepat menyerah jika anak masih melepeh, ya, Ma.

Kebiasaan melepeh makanan pada bayi adalah hal yang normal dalam proses belajar makan. Dengan stimulasi oromotor yang tepat dan kesabaran dari orangtua, si Kecil akan perlahan belajar mengunyah dan menelan dengan baik. Semangat, ya, Ma!

Editorial Team