Jangan Kurang, Lebih pun Tak Baik. Ini Tanda Bayi Kelebihan Zat Besi

Itulah mengapa tidak boleh memberi suplemen sembarangan tanpa pengawasan dokter

19 Desember 2019

Jangan Kurang, Lebih pun Tak Baik. Ini Tanda Bayi Kelebihan Zat Besi
Freepik/Vgstockstudio

Di masa tumbuh-kembangnya, anak membutuhkan asupan nutrisi yang berasal dari berbagai sumber makanan. Tetapi bukan hanya memenuhi saja, melainkan orangtua perlu mempertimbangkan kecukupannya. Tidak kurang, apalagi berlebih.

Pada dasarnya, kebutuhan zat besi bayi telah tercukupi secara alami sejak lahir hingga usia empat sampai enam bulan. Tetapi kecukupan zat besi ini juga bergantung dari asupan makanan yang dikonsumsi, dalam hal ini susu formula atau ASI. 

Umumnya, bayi mengalami masalah kekurangan zat besi. Tetapi tidak menutup kemungkinan bayi mengalami masalah kelebih zat besi pula. Entah itu dari faktor genetik atau pun konsumsi makanan tambahan. Berbahayakah hal ini? Berikut Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari livestrong.com:

Fungsi Zat Besi bagi Tubuh

Fungsi Zat Besi bagi Tubuh
Freepik

Zat besi merupakan bagian penting dari banyak protein dalam tubuh, termasuk hemoglobin yang terlibat dalam proses transportasi oksigen. Zat besi juga diperlukan untuk meregulasi pertumbuhan sel. 

Kemampuan tubuh menyerap zat besi dipengaruh oleh tingkat penyimpanannya. Ketika tingkat penyimpanannya tinggi, maka penyerapannya menurun. Ini adalah mekanisme mencegah zat besi menjadi toksin bagi tubuh. 

Namun, suplementasi zat besi yang secara konsisten tinggi dapat menyebabkan kelebihan yang membahayakan. Untuk itu, Anda tidak boleh memberikan suplemen zat besi kepada bayi tanpa izin dokter anak.

Editors' Pick

Gejala Bayi Kelebihan Zat Besi

Gejala Bayi Kelebihan Zat Besi
Pixabay/joffi

Tanda-tanda bayi mengalami kelebihan zat besi bisa terlihat dari warna tinja yang gelap dan tekanan perut yang ekstrem. Selain itu, biasanya gejala ini diiringi dengan mual, muntah, diare atau sembelit. 

Bila kondisi ini berlanjut tanpa penanganan segera, bisa terjadi pendarahan, hipoglikemia dan berujung fatal pada kematian. Jika si Kecil mengalami gejala-gejala ini, segera cari bantuan medis.

Gangguan Genetik Penyebab Kelebihan Zat Besi

Gangguan Genetik Penyebab Kelebihan Zat Besi
Freepik/Onlyyouqj

Percaya atau tidak, Ma, kelebihan zat besi bukan hanya karena konsumsi suplemen yang tidak sesuai dosis. Hemachromatosis adalah kelainan genetik yang menyerang satu dari 250 orang. Penderita hemachromatosis tubuhnya terlalu efisien menyerap zat besi, yang mengakibatkan kelebihan penyimpanan dalam tubuh.

Kelebihan zat besi dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ, termasuk hati dan jantung. Bila ada anggota keluarga yang mengidap hemachromatosis, tidak menutup peluang bayi Mama berisiko mengidapnya pula.

Perlukah Menambah Suplemen Zat Besi untuk Bayi?

Perlukah Menambah Suplemen Zat Besi Bayi
pixabay/PublicDomainPictures

American Academy of Pediatric merekomendasikan mama menyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan untuk memenuhi zat besi secara alami. Tambahkan makanan kaya zat besi secara bertahap setelah usia 6 bulan untuk melengkapi ASI. Untuk bayi yang minum susu formula, penambahan suplemen zat besi perlu dikonsultasikan dengan dokter agar dosisnya tepat. 

Perlu diingat, suplemen zat besi memiliki risiko negatif jika konsumsinya digabungkan dengan beberapa obat atau suplemen lain. Quinolone atau tetracycline antibiotics, penicillamine, chlorthalidone dan hydrochlorothiazide, misalnya. Untuk itulah, sebaiknya tidak memberikannya sendiri tanpa pengawasan dokter.

Semoga informasi seputar kelebihan zat besi ini bermanfaat bagi Mama dalam proses memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi si Kecil. 

Baca juga:

The Latest