Ma, di era serba digital ini, akses untuk mendapatkan informasi dan sesuatu yang dibutuhkan semakin mudah didapat. Sebuah pengguna akun Instagram membagikan sebuah kisah pentingnya komunikasi dengan anak.
Ada seorang anak kecil yang diajak sepupunya yang lebih tua untuk menonton video pornografi. Namun, sesaat setelah menonton video tersebut, anak kecil itu merasa ketakutan dengan suara dan tindakan yang ada dalam video.
Kemudian, anak tersebut mengingat pesan Papanya, apabila ada orang yang menunjukkan video tidak senonoh, dirinya harus segera pergi dan bercerita kepada Papanya.
Anak tersebut kemudian pergi meninggalkan sepupunya, dirinya merasa bersalah telah menonton video tersebut. Ketika sang Anak pergi dan melewati Papanya, Papanya merasa ada hal yang tidak baik menimpa anaknya.
Papanya langsung memahami bahwa perasaan anaknya sedang tidak baik-baik saja karena terlihat dari raut wajah anak kecil tersebut.
Saat anak tersebut didekati oleh Papanya, anak itu bercerita. Selanjutnya, anak kecil tersebut diberi validasi atas perasaannya. Hal ini membuat anak kecil tersebut nyaman dan bisa memahami apa yang terjadi sehingga anak bisa menjaga dirinya lebih baik lagi.
Lalu, bagaimana cara melakukan komunikasi pro-aktif dengan anak agar anak bisa terbuka kepada orangtuanya dan melindungi anak dari paparan yang mereka temui di dunia maya?
Oleh karena itu, Popmama.com merangkum informasi mengenai pentingnya komunikasi pro-aktif dengan anak sesuai usianya.
