Mama sudah tahu bahwa World Health Organization (WHO) telah memuat "kecanduan game" sebagai kondisi kesehatan mental terbaru? Artinya, menurut WHO yang tercantum dalam edisi ke 11 International Classification of Diseases, kecanduan game adalah masalah gangguan kejiwaan.
Nah, jika anak mama suka bermain video games, bagaimana caranya mengetahui bahwa kesukaannya sudah menjadi candu?
Menurut WHO, ada 3 kriteria utama untuk mendiagnosis kecanduan game, yaitu:
- Kecanduan game adalah jika seseorang lebih mengutamakan main game daripada aktivitas lain.
- Ia juga tidak berhenti bermain game meskipun hal tersebut menyebabkan masalah dalam kehidupan mereka
- Mereka merasa mereka tidak bisa berhenti, sehingga gaming menimbulkan tekanan dan gangguan yang signifikan dalam kehidupan sosial, kerja, dan sekolah.
Jika anak mama terbawa dalam permainan selama beberapa hari, tetapi kembali ke normal setelahnya, anak mama tidak termasuk kecanduan.
Sebaliknya, seseorang harus terlibat dalam perilaku ini selama kurang lebih 12 bulan, kata WHO.
Perlu diperhatikan bahwa sudut pandang WHO terhadap kecanduan game berbeda dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), buku pegangan yang digunakan oleh profesional kesehatan di Amerika dan negara lain untuk mendiagnosa gangguan mental.
DSM-5 menyebutkan bahwa "gangguan game internet" adalah sebuah kondisi yang menjamin lebih banyak penelitian dan pengalaman klinis sebelum dapat diklasifikasikan dalam buku sebagai gangguan formal.
Dalam websitenya, WHO menyebutkan bahwa semua orang yang bermain game harus menyadari bahwa kecanduan game adalah kondisi nyata, dan juga pentingnya memperhatikan seberapa sering mereka bermain game.
Namun, WHO juga menyatakan bahwa hanya sebagian kecil pemain game yang mengalami kecanduan.
Nah, bagaimana langkah yang perlu Mama ambil untuk mencegah anak mama tidak kecanduan?
Simak rangkuman Popmama.com berikut ini!
