Terlebih lagi, laporan di atas menunjukkan bahwa anak remaja dan kaum muda perempuan belum memanfaatkan fitur dan dukungan yang tersedia di platform-platform online secara maksimal untuk mendukung kebebasan berekspresi remaja.
"Instagram berkomitmen untuk memastikan keamanan anak remaja dan kaum muda perempuan, serta mendukung mereka dalam mengekspresikan diri di layanan kami. Kami telah bekerja sama dengan para ahli seperti Plan Indonesia dan komunitas untuk mengembangkan fitur-fitur keamanan, termasuk Batasi, Blokir, Lapor, hingga kontrol pada Komentar, Tanda (Tagging), Sebut (Mentioning), hingga Pesan (Messaging)," ujar Philip Chua, Kepala Kebijakan Publik Instagram Asia Pasifik.
Dini Widiastuti selaku Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia juga menyambut baik kolaborasi bersama Instagram ini. Sebagai bagian dari kampanye Girls Get Equal #FreetoBeOnline, pada akhir 2020 lalu Plan International telah mengeluarkan sebuah surat terbuka untuk mengajak perusahaan-perusahaan media sosial agar mengambil langkah konkret untuk memerangi Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
KBGO dapat menghancurkan kepercayaan diri anak dan kaum muda, membuat merasa tidak aman dan nyaman untuk menjadi diri sendiri, dan saat menyuarakan opininya. Bahkan, pada beberapa kasus terberat, pengalaman tersebut juga bisa berujung pada gangguan kesehatan mental.
"Melalui kolaborasi bersama Instagram, kami berharap inisiatif ini bisa menginspirasi para anak remaja dan kaum muda perempuan untuk melindungi pengalaman online mereka, menentukan konten dan komentar apa yang ingin mereka lihat, sehingga membuat mereka lebih nyaman dalam bersuara dan berbagi di Instagram," ujar Dini.
Sejak diluncurkan pada tahun 2019, fitur Batasi telah digunakan oleh lebih dari 35 juta akun Instagram secara global. Selain itu, pembaruan Instagram yang memungkinkan pengguna untuk menghapus komentar, memblokir maupun membatasi beberapa akun sekaligus tahun lalu telah digunakan oleh lebih dari 3,5 juta akun guna mengurangi interaksi negatif di Instagram.
Diharapkan anak remaja dan kaum muda perempuan agar memiliki pemahaman yang lebih baik tentang fitur keamanan tersebut dan memiliki pengalaman online di Instagram untuk menyuarakan aspirasi, mengekspresikan diri, menyebarkan lebih banyak konten positif, bahkan mendukung isu-isu yang penting.