5 Cara Orangtua Merespons “Crush” Remaja Menurut Psikolog

Menjadi momen penting bagi orangtua untuk merespon perasaan romantis anak saat memasuki masa remaja

28 Maret 2024

5 Cara Orangtua Merespons “Crush” Remaja Menurut Psikolog
Freepik

Dalam hubungan orangtua-anak, penting untuk mengakui bahwa setiap fase perkembangan membawa tantangan dan peluang yang unik. Salah satu momen penting adalah ketika anak memasuki masa pre-teen dan mulai mengalami perasaan romantisme, seperti "crush" di sekolah.

Sebagai orangtua, penting untuk merespons dengan bijaksana dan memahami kebutuhan emosional anak dalam situasi ini. 

Menurut Psikolog Anastasia Satriyo melalui akun Instagram pribadinya @anassatriyo, dengan memberikan respon yang tepat, orangtua dapat mendampingi remaja supaya tetap mau bercerita dan terbuka ke orangtua tanpa merasa dihakimi.

Respon yang langsung marah-marah saat anak memiliki “crush” justru membuat orangtua kehilangan kesempatan untuk terkoneksi secara emosi di masa pra-remaja yang penuh gejolak emosi baru di otak mereka.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa cara orangtua merespon “crush” remaja menurut psikolog yang dapat orangtua terapkan ketika anak mulai mengungkapkan perasaan romantis mereka. Yuk, simak lebih lanjut!

1. Validasi perasaan anak

1. Validasi perasaan anak
Freepik/tirachardz

Validasi perasaan anak merupakan langkah penting dalam interaksi orangtua-anak, terutama ketika anak membagikan perasaan atau pengalaman pribadinya. Orangtua memiliki peran besar dalam membentuk rasa percaya diri dan kepercayaan anak terhadap diri mereka sendiri serta lingkungan sekitarnya. Dalam konteks ini, ungkapan terima kasih menjadi landasan penting untuk memulai interaksi yang penuh empati dan pengertian.

Dengan mengatakan, "Terima kasih ya nak udah mau ceritain yang kamu rasakan ke Papa/Mama," orangtua tidak hanya mengakui keberanian anak untuk berbicara, tetapi juga menunjukkan bahwa perasaan dan pengalaman anak dihargai. Ungkapan terima kasih ini menciptakan iklim yang aman dan nyaman bagi anak untuk terus berbagi, mengekspresikan diri, serta mencari dukungan ketika diperlukan.

Lebih jauh lagi, ungkapan terima kasih ini menjadi sinyal bahwa orangtua siap mendengarkan tanpa penilaian, membantu anak merasa didengar, dan menerima segala perasaan yang mereka alami. Dengan demikian, anak merasa diterima dan dihargai sebagai individu dengan pengalaman dan perasaan yang sah. Hal ini memperkuat hubungan emosional antara orangtua dan anak, serta membuka jalan bagi komunikasi yang lebih terbuka dan bermakna di masa depan.

Editors' Pick

2. Memahami perasaan anak

2. Memahami perasaan anak
Freepik/tirachardz

Pemahaman tentang perasaan merupakan aspek krusial dalam perkembangan emosional anak. Saat anak mulai mengalami perasaan yang mungkin baru bagi mereka, seperti perasaan cinta atau ketertarikan terhadap seseorang, penting bagi orangtua untuk membantu mereka memahami bahwa apa yang mereka rasakan adalah hal yang alami dan wajar.

Melalui dukungan dan pemahaman yang ditunjukkan oleh orangtua, anak akan merasa lebih nyaman dengan perasaan yang mereka alami. Psikolog Anastasia Satriyo menekankan bahwa "Apa yang kamu rasakan itu sangat wajar," menjadi sebuah poin penting yang menegaskan validitas dari perasaan yang anak rasakan. Dengan menyampaikan pesan ini, orangtua memberikan sinyal kepada anak bahwa mereka tidak sendirian dalam pengalaman perasaan tersebut, dan bahwa banyak orang pada usia mereka juga mengalami hal yang serupa.

Lebih dari itu, pemahaman tentang perasaan membantu mengurangi kemungkinan anak merasa aneh atau canggung dengan apa yang mereka alami. Dengan menyediakan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya tanpa takut dihakimi atau diabaikan, orangtua membantu membangun kepercayaan diri anak dalam menghadapi dan memahami dunia emosional mereka.

Dengan demikian, upaya orangtua untuk memperluas pemahaman anak tentang perasaan adalah langkah penting dalam membantu mereka berkembang menjadi individu yang lebih sadar akan emosi dan mampu mengelola perasaan mereka dengan baik di masa depan.

3. Memberikan perspektif dan saran

3. Memberikan perspektif saran
Freepik

Memberikan perspektif dan saran yang sehat kepada anak dalam menghadapi perasaan suka atau ketertarikan adalah salah satu tugas penting orangtua dalam mendampingi perkembangan emosional mereka. Dalam menghadapi situasi ini, bertanya kepada anak tentang pengalaman mereka dan memberikan pemahaman tentang apa yang mereka rasakan adalah langkah yang penting.

Dengan bertanya, "Kayak apa sih menurut kamu rasa sensasi di badan kalau ngelihat crush kamu?" orangtua tidak hanya memberikan kesempatan kepada anak untuk merenungkan dan mengartikan pengalaman mereka sendiri, tetapi juga membantu mereka menyadari bahwa perasaan suka adalah sesuatu yang alami dan umum dialami oleh banyak orang pada usia mereka. Dengan menyediakan ruang untuk berbicara tentang perasaan tersebut, orangtua membantu anak merasa didengar dan diterima dalam pengalaman emosional mereka.

Selain itu, memberikan saran kepada anak untuk tetap fokus pada kegiatan lainnya juga penting dalam membantu mereka menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan memberikan perspektif yang sehat tentang perasaan suka dan memberikan saran untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari, orangtua membantu anak memahami bahwa perasaan suka adalah bagian normal dari tumbuh dewasa dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengatasi perasaan tersebut dengan baik.

4. Mendorong anak untuk tetap aktif dalam kegiatan sehari-hari

4. Mendorong anak tetap aktif dalam kegiatan sehari-hari
Freepik/our-team

Mendorong anak untuk tetap aktif dalam berbagai kegiatan merupakan langkah yang penting dalam membantu mereka menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika anak mulai mengalami perasaan suka atau ketertarikan terhadap seseorang di sekolah, sangatlah penting bagi orangtua untuk mengingatkan mereka bahwa kehidupan mereka tidak hanya berputar di sekitar perasaan terhadap orang tersebut.

Dengan mengatakan, "Cobalah untuk tetap fokus pada hal-hal lain juga, seperti belajar, bermain, dan menghabiskan waktu bersama teman-teman," orangtua memberikan dorongan kepada anak untuk tetap aktif dan terlibat dalam berbagai aktivitas yang bermanfaat. Aktivitas seperti belajar membantu anak tetap fokus pada pencapaian akademis mereka dan mengembangkan potensi intelektual mereka. Bermain merupakan cara yang baik untuk melepaskan stres dan menjaga keseimbangan emosional anak, sementara menghabiskan waktu bersama teman-teman memperkuat hubungan sosial mereka dan memperluas lingkaran pergaulan.

Dengan mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas tersebut, orangtua membantu mereka memahami bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak hanya bergantung pada perasaan terhadap seseorang, tetapi juga pada keberagaman pengalaman dan pencapaian dalam berbagai bidang kehidupan. Ini juga membantu anak memperkuat identitas dan minat mereka di luar hubungan romantis potensial, serta mengembangkan keterampilan sosial dan kepribadian yang diperlukan dalam interaksi dengan orang lain.

Dengan demikian, dorongan untuk tetap aktif dalam kegiatan lainnya adalah langkah yang penting dalam membantu anak mengatasi perasaan suka atau ketertarikan mereka dengan cara yang sehat dan seimbang, sambil tetap mengembangkan diri mereka.

5. Menjaga komunikasi tetap terbuka

5. Menjaga komunikasi tetap terbuka
Freepik

Pentingnya komunikasi terbuka dalam hubungan orangtua-anak tidak bisa diabaikan, terutama ketika anak mengalami perasaan dan pengalaman baru seperti memiliki "crush" di sekolah. Orangtua perlu mengingatkan anak bahwa mereka selalu bisa berbicara terbuka tentang apa pun yang mereka rasakan, tanpa rasa takut atau hambatan.

Dengan mengatakan, "Ingat, kamu selalu bisa berbicara dengan Papa/Mama, Ayah/Bunda tentang apa pun yang kamu rasakan, ya," orangtua secara langsung menegaskan bahwa mereka adalah sumber dukungan dan pemahaman yang selalu tersedia bagi anak. Hal ini tidak hanya membuka pintu untuk dialog yang terbuka dan jujur antara orangtua dan anak, tetapi juga menciptakan ikatan emosional yang kuat antara keduanya.

Komunikasi terbuka memberikan anak rasa aman untuk menyampaikan perasaan dan pikiran mereka tanpa takut dihakimi atau diabaikan. Ini memberikan kesempatan bagi anak untuk merasa didengar, dipahami, dan diterima dalam segala hal yang mereka alami, baik itu sukacita maupun kekhawatiran. Dengan demikian, mereka tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi perasaan mereka, dan orangtua dapat memberikan dukungan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif.

Selain itu, komunikasi terbuka juga membantu memperkuat hubungan emosional antara orangtua dan anak. Dengan terus-menerus membuka diri untuk berbicara dan mendengarkan satu sama lain, hubungan ini menjadi lebih intim dan saling percaya. Anak belajar bahwa mereka memiliki tempat yang aman untuk membagikan pengalaman hidup mereka, sementara orangtua menjadi lebih baik dalam memahami dan mendukung perkembangan emosional anak.

Dengan demikian, pentingnya komunikasi terbuka tidak hanya memastikan kesejahteraan emosional anak, tetapi juga memperkuat hubungan yang penuh kasih antara orangtua dan anak. Ini adalah fondasi yang kokoh bagi perkembangan pribadi yang sehat dan hubungan yang harmonis dalam keluarga.

Nah, itulah beberapa cara orangtua merespon “crush” remaja menurut psikolog yang dapat orangtua terapkan. Dalam menjalani peran sebagai orangtua, memahami dan merespons perasaan anak merupakan bagian dari membangun hubungan yang kuat dan sehat. Dengan memberikan validasi, pemahaman, perspektif yang sehat, dorongan untuk tetap aktif, dan menjaga komunikasi tetap terbuka, orangtua dapat membantu anak menghadapi dan mengelola perasaan romantisme mereka dengan baik.

Baca juga:

The Latest