Bipolar pada Remaja, Bagaimana Cara Orangtua Menghadapinya?

Gangguan bipolar dan mood swing jelas berbeda, orangtua jangan sampai salah langkah!

27 September 2023

Bipolar Remaja, Bagaimana Cara Orangtua Menghadapinya
Freepik/tonodiaz

Apa itu Bipolar? Bipolar adalah sebuah gangguan mood yang menyebabkan perubahan ekstrem pada suasana hati seseorang. Gangguan ini dikenal juga sebagai gangguan suasana hati bipolar.

Bipolar bisa menyerang siapa pun, tak terkecuali anak berusia remaja. Seorang anak yang mengalami gangguan ini pada dasanya harus mendapatkan perawatan yang tepat supaya kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

Itu sebabnya, para orangtua harus mengenali lebih dalam tentang cara menghadapi bipolar pada remaja. Yuk, simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com rangkum.

Penyebab Bipolar pada Remaja

Penyebab Bipolar Remaja
Freepik/8photo

Penyebab pasti dari gangguan bipolar pada remaja belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang dapat berperan sebagai pemicu gangguan tersebut. Berikut beberapa faktor yang dapat berperan dalam perkembangan bipolar pada remaja:

  • Faktor Genetik

Terdapat bukti kuat bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam gangguan bipolar. Jika ada riwayat gangguan bipolar dalam keluarga, risiko seseorang anak untuk mengalamu hal serupa menjadi lebih tinggi. Namun, tidak semua orang dengan riwayat keluarga gangguan bipolar akan mengalami kondisi ini.

  • Faktor Neurokimia

Gangguan bipolar berkaitan dengan ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak, seperti dopamin, serotonin, dan norepinefrin. Perubahan dalam fungsi neurotransmitter ini dapat mempengaruhi suasana hati seseorang.

  • Perubahan Hormonal

Perubahan hormonal yang terjadi selama masa remaja dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan bipolar. Hormon seperti estrogen dan testosteron dapat memengaruhi regulasi suasana hati dan emosi.

  • Stres dan Trauma

Stres dan pengalaman trauma juga dapat memainkan peran dalam perkembangan gangguan bipolar. Pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual, kehilangan orang yang dicintai, atau kejadian-kejadian berat lainnya dapat memicu episode mania atau depresi.

  • Gaya Hidup dan Lingkungan

Pola tidur yang tidak teratur, stres lingkungan, perubahan musim, dan faktor lingkungan lainnya juga dapat memainkan peran dalam memicu terjadinya bipolar.

Editors' Pick

Gejala Bipolar pada Remaja

Gejala Bipolar Remaja
Freepik/jcomp

Bipolar pada remaja memiliki gejala yang mirip dengan bipolar pada orang dewasa. Namun, beberapa karakteristiknya ada yang sedikit berbeda.

Pada dasarnya, gejala bipolar pada remaja dapat sangat bervariasi tergantung individu masing-masing. Seseorang dengan gangguan bipolar akan melalui episode mania (tinggi) dan di lain waktu mengalami episode depresi (rendah).

Seorang remaja yang mengalami episode mania atau hipomania, ditandai dengan:

  • Perasaan euforia atau tinggi yang berlebihan.
  • Tingkat energi yang meningkat secara signifikan.
  • Kepercayaan diri yang berlebihan atau perilaku impulsif.
  • Berkurangnya kebutuhan tidur.
  • Pembicaraan yang cepat dan sulit dihentikan.
  • Terlibat dalam aktivitas berisiko atau perilaku yang tidak biasa.

Sedangkan, bagi remaja yang mengalami episode depresi, kemungkinan akan ditandai oleh:

  • Perasaan sedih yang mendalam, kehampaan, atau putus asa.
  • Kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas yang biasanya dinikmati.
  • Gangguan tidur, seperti insomnia.
  •  Kehilangan energi dan kelelahan.
  • Perasaan bersalah, tidak berharga, atau merasa tidak dicintai.
  • Perubahan berat badan atau nafsu makan.

Selain itu, gejala bipolar pada remaja juga bisa ditandai dengan ciri sebagai berikut:

  • Perubahan suasana hati yang cepat: Remaja dengan bipolar dapat mengalami perubahan suasana hati yang cepat dan ekstrem antara episode mania dan depresi. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memprediksi atau mengendalikan emosi mereka.
  • Gangguan kognitif: Bipolar pada remaja juga dapat memengaruhi kognisi mereka, seperti kesulitan berkonsentrasi, daya ingat yang buruk, dan pengambilan keputusan yang impulsive.
  • Perubahan dalam pola tidur dan makan: Contohnya seperti tidur yang sangat sedikit selama episode mania atau hipomania, tidur berlebihan selama episode depresi, serta perubahan nafsu makan dan berat badan.
  • Perubahan dalam aktivitas sosial: Selama episode mania, mereka cenderung menjadi sangat sosial dan impulsif dalam hubungan interpersonal, sementara selama episode depresi, mereka mungkin menghindari teman-teman dan aktivitas sosial.

Perbedaan Bipolar dan Mood Swing

Perbedaan Bipolar Mood Swing
Freepik/cookie-studio

Bipolar dan mood swing adalah dua konsep yang berbeda. Beberapa orang mungkin pernah merasakan perubahan suasana hati secara tiba-tiba, kemudian melakukan self diagnose dan menyatakan dirinya mengalami bipolar.

Padahal, belum tentu perubahan perasaan yang dirasakan merupakan tanda dari gangguan psikologis. Terdapat perbedaan antara seseorang yang mengalami perubahan suasana hati (mood swing) dan bipolar.  

“Bipolar itu memang ada kecedrungan perubahan emosi secara drastis. Misalnya, tadinya dia happy, terus tiba-tiba dia bisa ada sesuatu ke diri dia (marah). Nah, levelling marahnya itu yang berbeda. Marahnya itu bisa sampai maki-maki atau mengeluarkan kata-kata menyakitkan buat lawan bicaranya,” kata Intan Erlita, Psikolog, mengutip dari kanal YouTube Uya Kuya TV.

“Terus tiba-tiba ada sesuatu yang merubah hatinya, dia bisa lupa bahwa dia tadi sudah marah. Maksudnya lupa itu bukan melupakan begitu saja. Tetapi, intinya bisa aja tiba-tiba adem aja gitu dan biasa lagi,” tambahnya.

Mood swing pada orang normal biasanya tidak akan sampai memengaruhi kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Jika tiba-tiba mengalami bad mood, orang tersebut masih bisa pergi melakukan aktivitas seperti biasanya.

Namun, berbeda jika yang mengalami gangguan bipolar, perubahan suasana hati yang dialami cenderung bisa sampai mengganggu kehidupan. Penderitanya bisa sangat tertekan, sehingga tidak bisa bangun dari tempat tidur bahkan merasa tidak ingin hidup.

Remaja dengan bipolar biasanya akan mengalami perubahan mood yang sangat parah. Untuk mengetahui remaja mengalami bipolar atau tidak, mereka harus melakukan tes kejiwaan yang dilakukan oleh seorang ahli atau psikolog.

Cara Menghadapi Bipolar pada Remaja

Cara Menghadapi Bipolar Remaja
Freepik/DCStudio

Menghadapi bipolar pada remaja bisa menjadi tugas yang menantang bagi orangtua. Tetapi, jangan khawatir ya, Ma. Remaja dengan bipolar tetap bisa meningkatkan kualitas hidup mereka menjadi lebih baik seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Berikut langkah-langkah yang bisa membantu orangtua dalam menghadapi remaja dengan bipolar:

  • Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental

Langkah pertama yang sangat penting dilakukan adalah berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental berpengalaman. Tenaga profesonal dapat memberikan diagnosis yang tepat dan merencanakan perawatan sesuai untuk anak.

  • Memahami dengan Baik Tentang Gangguan Bipolar

Edukasi adalah kunci. Penting bagi remaja dan keluarganya untuk memahami apa itu gangguan bipolar, termasuk gejala, penyebab, dan perawatan yang mungkin diperlukan. Hal ini akan membantu mengurangi stigmatisme serta terhindar dari gangguan buruk lainnya.

  • Perawatan Medis

Biasanya, perawatan medis melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengatur suasana hati dan mencegah episode mania dan depresi pada remaja. Obat-obatan mood stabilizer dan antipsikotik sering digunakan dalam perawatan bipolar. Penting untuk memantau efek samping dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur.

  • Terapi Psikoterapi

Terapi kognitif-behavioral (CBT) atau terapi lainnya dapat membantu remaja mengatasi gejala dan belajar strategi untuk mengelola suasana hati mereka. Terapi ini juga dapat membantu remaja mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang negatif.

  • Mengelola Stres

Belajar mengelola stres adalah keterampilan penting. Remaja dapat mempelajari teknik relaksasi, meditasi, atau yoga untuk membantu mereka meredakan stres dan menjaga keseimbangan emosi.

  • Lakukan Rutinitas yang Teratur

Menjaga rutinitas yang teratur, termasuk tidur yang cukup, pola makan sehat, dan olahraga, dapat membantu anak mengatur suasana hati serta mencegah episode lainnya datang.

  • Pentingnya Dukungan Keluarga dan Teman

Keluarga dan teman  berperan penting dalam mendukung remaja dengan gangguan bipolar. Memberikan dukungan emosional, mendengarkan, dan memahami perubahan suasana hati mereka bisa sangat membantu.

  • Melakukan Jurnal Emosi

Mendorong remaja untuk mencatat perubahan suasana hati mereka dalam jurnal dapat membantu mereka dan profesional kesehatan mental dalam memantau perkembangan gejala  apa saja yang dialami.

Penting untuk diingat bahwa menghadapi bipolar pada remaja adalah proses yang memerlukan waktu dan upaya bersama-sama. Konsultasikan dengan seorang profesional kesehatan mental untuk merancang rencana perawatan yang sesuai untuk anak.

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan dan pengertian selama perjalanan perawatan anak. Semoga informasi cara menghadapi bipolar pada remaja membantu ya, Ma!

Baca juga:

 

The Latest