Demi Bumi, Ajarkan Anak Gaya Hidup Berkelanjutan dengan Memilah Sampah

Langkah kecil untuk ciptakan tempat tinggal masa depan terbaik untuk anak

11 Juli 2022

Demi Bumi, Ajarkan Anak Gaya Hidup Berkelanjutan Memilah Sampah
Pexels/cottonbro

Sebagai orangtua, Mama dan Papa tentu ingin anak-anak hidup bahagia di masa depan. Sekolah dengan baik, belajar dengan tekun, dan meraih cita-cita. Semua hal ini tentu membutuhkan lingkungan yang baik, termasuk lingkungan alam.

Sayangnya, semakin hari bumi dikabarkan semakin tidak baik-baik saja. Sudah banyak bencana alam yang datang tak terduga. Bahkan cuaca pun kian berubah tidak sesuai dengan musimnya.

Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk menjaga lingkungan. Salah satunya yakni menerapkan gaya hidup berkelanjutan dengan memilah sampah seperti yang telah dilakukan anak-anak SMA Regina Pacis Jakarta. Ajakan untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan ini dimulai dengan seminar dan dilanjutkan dengan praktik langsung.

Untuk ikut serta menjaga bumi dan menciptakan lingkungan yang sehat, Mama dan si Anak juga bisa terapkan gaya hidup berkelanjutan dengan memilah sampah seperti yang telah Popmama.com bagikan berikut ini. Simak dan terapkan bersama anak yuk, Ma! 

1. Cara memilah sampah yang baik dan benarĀ 

1. Cara memilah sampah baik benarĀ 
Freepik/jcomp

Membuang sampah pada tempatnya adalah perilaku yang baik. Tetapi itu saja tidak cukup, Ma. Untuk menciptakan keadaan bumi yang lebih baik di masa depan, Mama dan anak-anak harus mulai memilah sampah. Hal ini harus dilakukan agar sampah mudah untuk didaur ulang. 

Cara memilah sampah sangat mudah lho. Mama dan anak-anak hanya perlu memisahkannya sesuai dengan jenis sampah seperti berikut ini: 

1. Sampah organik 

Sampah organik merupakan sampah dari sisa-sisa organisme hidup baik manusia, hewan, atau tumbuhan. Contohnya, sisa makanan, daun-daun yang berguguran, dan kotoran hewan. 

2. Sampah non organik 

Sampah non organik merupakan sampah yang masih bisa didaur ulang kembali. Contohnya, sampah plastik, kaleng, kertas, minyak jelantah. 

Karena sampah non organik sangat banyak jenisnya, maka sampah-sampah ini harus dipisahkan kembali agar bisa didaur ulang. Pisahkan botol dengan botol, plastik dengan plastik, kertas dengan kertas, dan minyak jelantah dengan minyak jelantah. 

3. Sampah B3 

Sampah B3 merupakan sampah yang berasal dari bahan berbahaya dan beracun. Contohnya, batu baterai, detergen pakaian, hair spray, pengkilap kayu, dan masih banyak lainnya. 

Jenis sampah B3 ini mengandung senyawa yang berbahaya, beracun dan berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

2. Buang sampah yang telah terpisah pada pengepulnya masing-masing

2. Buang sampah telah terpisah pengepul masing-masing
Freepik/teksomolika

Sampah yang sudah dipilah sesuai jenisnya bisa langsung didaur ulang. Jika Mama tidak ingin mendaur ulang sendiri, maka bisa langsung memberikannya kepada pengepul. 

Hindari untuk membuang sampah yang sudah dipilah pada petugas kebersihan sampah di rumah. Sebab, kebanyakan petugas sampah akan menyatukan kembali sampah-sampah yang telah kita pisahkan di rumah, Ma. 

Untuk itu, alangkah baiknya Mama mencari beberapa tempat pengepul sampah. Contohnya, tempat daur ulang botol plastik, tempat daur ulang sampah kertas dan kardus, tempat pengepul minyak jelantah, atau pengepul lainnya. 

Sampah-sampah plastik yang Mama berikan kepada pengepul biasanya akan didaur ulang menjadi biji plastik polypropylene. Nantinya biji plastik ini bisa didaur ulang kembali menjadi mesin cuci, laptop, komponen kendaraan, botol hand sanitizer, dan lain sebagainya. 

Sementara sampah kertas bisa dijadikan kertas kembali lho, Ma. Namun, biasanya kertas daur ulang berwarna lebih gelap dibanding kertas yang berasal dari pohon. Namun, walau demikian kerta daur ulang masih dapat digunakan sehingga dapat mengurangi penebangan pohon dan dunia ini menjadi lebih asri. 

Sedangkan sampah minyak jelantah yang diserahkan kepada pengepul bisa diolah kembali menjadi biodiesel. Hal ini sangat berharga dibanding membuang minyak jelantah ke air seperti selokan atau sungai. Sebab, membuang jelantah ke selokan, sungai, atau kali bisa menyebabkan banjir dan berbagai bencana alam lainnya. 

Sementara untuk sampah organik bekas makanan bisa Mama buang kepada pengangkut sampah di daerah rumah.

Selain itu, Mama juga bisa membeli alat untuk menghancurkan sampah-sampah makanan agar tidak ada sampah organik sisa makanan.  

3. Tujuan mengajarkan anak-anak memilah sampah

3. Tujuan mengajarkan anak-anak memilah sampah
Doc. Pocari Sweat

Seminar memilah sampah yang diadakan oleh Pocari Sweat di SMA Regina Pacis bertujuan untuk menggerakkan seluruh siswa dan warga sekolah agar mulai membuang sampah sesuai dengan jenisnya.

Tidak hanya itu, diharapkan, para guru dan siswa juga bisa mengajak kerabat, keluarga, dan sanak saudara untuk melakukan hal yang sama. 

Untuk melancarkan program memilah sampah ini, Pocari Sweat juga akan menyediakan tempat sampah daur ulang di sekolah Regina Pacis Jakarta agar warga sekolah dapat menerapkan materi edukasi seminar di dalam kehidupan sehari-hari. 

Di samping itu, Ir. Agung Murti Nugroho, ST., MT.,  selaku Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Brawijaya menuturkan, "Sekolah merupakan sarana pembentuk karakter siswa merupakan kunci strategis untuk mulai menerapkan pengelolaan sampah pada generasi muda."

Ia pun berharap agar sekolah lain dapat mencontoh gerakan memilah sampah yang dilakukan oleh SMA Regina Pacis Jakarta. Sebab, dengan melakukan pengolahan sampah serentak, maka akan meminimalisir penumpukan sampah dan pencemaran lingkungan. 

Jika sekolah anak mama belum menerapkan hal tersebut, Mama dapat melakukannya di rumah dengan beberapa cara seperti yang telah dijelaskan di atas. Mungkin pada awalnya hal ini akan sulit, Ma. Anak pasti merasa repot dan malas untuk membuang sampah dipisah-pisah. 

Namun, jika hal ini dibiasakan, nantinya anak-anak akan terbiasa sehingga di masa depan tidak akan ada penumpukan sampah yang bisa merusak lingkungan bumi dan menyebabkan bencana alam. 

Dengan begitu, keadaan bumi akan sangat  nyaman, aman, dan damai untuk ditinggali. Sehingga anak-anak dapat meraih cita-citanya tanpa perlu merasa terganggu dengan keadaan lingkungan yang buruk.

Untuk itu, yuk mulai biasakan memilah sampah di rumah bersama anak-anak, Ma!

Baca juga:

The Latest