Taliban Berkuasa, Anak-anak Perempuan di Herat Kembali Bersekolah

Sebagian besar perempuan tidak diberi pendidikan pada masa pemerintahan Taliban tahun 1990-an

19 Agustus 2021

Taliban Berkuasa, Anak-anak Perempuan Herat Kembali Bersekolah
pbs.org

Pada Minggu (15/8/2021), Taliban berhasil menguasai Kabul dan Istana Kepresidenan setelah mengambil alih beberapa kota dari tangan pasukan Afghanistan. Sebelum milisi Taliban memasuki istana, Ghani dikabarkan telah pergi ke luar negeri.

Kini sekolah di Herat, Afghanistan, kembali dibuka beberapa hari setelah Taliban berhasil mengambil alih kekuasaan negara tersebut. Kelas tampak terisi oleh sejumlah perempuan dengan seragam tunik hitam dan hijab putih. Mereka menjalani aktivitas sekolah seperti biasa.

Diketahui, dulu pada masa pemerintahan Taliban tahun 1990-an, perempuan tak memiliki kesempatan bersekolah. Gerak perempuan dibatasi dengan ketat. Apakah kini akan berbeda?

Lebih lanjut, simak berita tentang Taliban yang kembali berkuasa di Afghanistan yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini yuk, Ma.

1. Gerak perempuan dibatasi superketat di masa 1990-an silam

1. Gerak perempuan dibatasi superketat masa 1990-an silam
bbc.com

Herat merupakan sebuah kota yang dekat dengan perbatasan antara Afghanistan dan Iran. Sebelum situasi memanas karena Taliban ingin menguasai Afghanistan lagi, para perempuan, baik anak-anak maupun dewasa, lebih bebas berjalan di jalanan dan bersekolah bahkan sampai perguruan tinggi.

Salah seorang kepala sekolah di Herat, Basira Basiratkha mengaku bersyukur karena sekolahnya boleh dibuka kembali sekarang. Ia juga merasa cukup optimistis atas kondisi ke depan.

"Siswa-siswa kami yang terkasih menghadiri kelas mereka dalam jumlah besar sambil berpegang pada jilbab Islami," ujarnya.

Walaupun begitu, tetap tidak ada yang tahu pasti bagaimana ke depannya dalam jangka panjang mengingat riwayat pemerintahan Taliban di masa lalu.

Pada masa pemerintahan Taliban tahun 1990-an, sebagian besar perempuan tidak diberi pendidikan dan pekerjaan. Penutup wajah penuh juga wajib dikenakan perempuan di depan umum. Para perempuan pun tak bisa keluar rumah tanpa pendamping laki-laki.

2. Taliban berkomitmen akan membiarkan perempuan bekerja

2. Taliban berkomitmen akan membiarkan perempuan bekerja
nationalinterest.org

Selasa lalu (17/8/2021), dalam konferensi pers pertama pasca-pengambilalihan kekuasaan, Juru Bicara Taliban berjanji bahwa mereka tidak akan balas dendam terhadap semua pihak yang berseberangan.

Taliban juga menegaskan bahwa pemerintahannya kali ini akan berbeda dengan masa kepemimpinannya pada tahun 1996-2001. Pada masa itu, diketahui Afghanistan memiliki hukuman rajam dan perempuan dibatasi dengan superketat.

"Kalau soal ideologi, keyakinan, tidak ada bedanya. Tapi kalau kita hitung berdasarkan pengalaman, kedewasaan, dan wawasan, pasti banyak perbedaannya," terang Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban.

Zabihullah mengatakan bahwa pemerintahan baru akan segera dibentuk dan kelompoknya akan menggandeng seluruh pihak.

Ia tak memberi rincian lebih lanjut tentang pemerintahan seperti apa yang akan mereka bentuk.

Namun, ia sebagai juru bicara Taliban mengatakan bahwa perempuan akan diberi kesempatan untuk terlibat di pemerintahan kali ini. Mereka berkomitmen untuk membiarkan perempuan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Hal ini dikatakan sebagai usaha Taliban untuk menunjukkan sikap menahan diri dan lebih moderat.

3. Reaksi warga

3. Reaksi warga
news.un.org

Walaupun Zabihullah telah mengatakan bahwa Taliban akan menunjukkan sikap yang berbeda dalam menjalankan pemerintahannya kali ini, tapi warga masih mempertanyakan langkah ke depannya. Terutama bagi para perempuan.

Tak sedikit warga yang kembali membeli busana tradisional. Para perempuan yang takut dengan Taliban pun kembali memburu burkak. Bahkan, di bandara Kabul warga berebut mendapatkan kursi agar bisa pergi dari Afghanistan.

Di lain sisi, para murid di Herat berharap bahwa Afghanistan bisa maju seperti negara lain dan Taliban dapat mempertahankan keamanan negara agar tercipta perdamaian.

Baca juga:

The Latest