Fakta Menarik 'Pelangi di Mars', Film Hybrid Karya Anak Bangsa

Pertanyaan yang mungkin muncul di benak Mama, apakah 'Pelangi di Mars' ini film animasi atau live action? Ternyata, jawabannya adalah keduanya!

Sutradara Upi Guava dalam sesi press conference bersama media menjelaskan bahwa film ini adalah film hybrid yang menggabungkan berbagai teknik pembuatan film modern.

Dalam satu adegan, bisa terdapat banyak elemen sekaligus, seperti syuting live action biasa, teknologi XR (Extended Reality), green screen, dan animasi.

Produser Dendi Reynando juga menegaskan, metode hybrid ini menjadi "bungkus" utama film, yang dengan mengombinasikan dua dunia untuk menciptakan pengalaman menonton yang unik dan imersif, layaknya film-film internasional.

Bikin kagum duluan ya, Ma!

Dalam kesempatan yang sama, Messi Gusti yang berperan sebagai Pelangi, mengungkapkan perjalanan syuting yang panjang.

Ia memulai syuting pertama kali saat masih duduk di bangku kelas 5 SD dan berlanjut hingga kini ia kelas 9 SMP. Cukup panjang sekali kan, Ma?

Nggak cuma durasinya, tapi prosesnya pun tidak mudah dan penuh tantangan. Messi bercerita bahwa tantangan terberatnya adalah saat syuting menggunakan teknologi XR.

Aktris cilik yang kini sudah beranjak remaja itu harus berakting dan berdialog dengan robot yang tidak terlihat secara fisik, hanya mengandalkan layar kosong dan arahan dialog.

Nah, rupanya hal itu yang menjadikan tantangan tersendiri baginya karena membutuhkan imajinasi dan konsentrasi tinggi.

Selain Messi Gusti, deretan bintang tanah air lainnya juga turut memeriahkan film ini, seperti Lutesha, Rio Dewanto, Livy Renata, dan Myesha Lin.

Sesuai judulnya, film ini tentu mengisahkan kehidupan di planet Mars. Nah, agar cerita yang sepenuhnya berlangsung di Mars terasa meyakinkan, tim produksi film ini sangat totalitas nih, Ma!

Mereka telah melakukan riset visual intensif sejak tahun 2020 untuk menciptakan lingkungan planet Mars yang realistis dan imersif bagi penonton.

Dedikasi ini tentu menunjukkan komitmen tinggi untuk menghadirkan kualitas terbaik, sehingga masyarakat Indonesia bisa benar-benar terbawa dalam petualangan Pelangi yang epik di planet merah tersebut.

Produser Dendi Reynando memiliki harapan besar agar 'Pelangi di Mars' dapat tumbuh menjadi Intellectual Property (IP) besar kebanggaan Indonesia, seperti Doraemon bagi Jepang atau Marvel bagi Amerika.

Mimpi besarnya adalah agar karakter-karakter dalam film ini, seperti robot Batik dan Yoman, dapat menginspirasi generasi anak Indonesia.

Tak hanya lewat film, ekspansi ke berbagai merchandise seperti action figure, buku mewarnai, dan bahkan dunia digital di game Roblox juga sudah mulai dilakukan, menandakan keseriusan proyek ini untuk berkembang di masa depan.

Keren dan bikin kagum banget ya, Ma! Menurut penjelasan sang produser, proses pengerjaan film ini disebutkan sudah hampir rampung dan siap tayang di bioskop pada 2026 mendatang.

Dengan kehadiran film 'Pelangi di Mars' menjadi angin segar yang membuktikan bahwa kreativitas anak bangsa tak kalah dalam menghadirkan karya berteknologi tinggi dan penuh makna.

Jadi, kita tunggu ya, Ma, saatnya nanti menonton 'Pelangi di Mars' sebagai tontonan seru bareng anak-anak!