5 Bahaya Oversharing dengan Teman Virtual, Remaja Perlu Tahu

Mulai dari data diri yang tersebar hingga risiko pencurian, hati-hati!

4 Juni 2022

5 Bahaya Oversharing Teman Virtual, Remaja Perlu Tahu
Freepik

Tak dapat dimungkiri, dengan adanya teknologi memudahkan anak untuk mencari teman baru. Dengan adanya media sosial, forum atau ruang diskusi online, game online, dll, kini remaja dapat menemukan teman secara virtual. 

Dengan akses yang tak terbatas, anak bisa berkenalan dengan siapa saja. Bahkan tak menutup kemungkinan ia akan menemukan teman yang membuatnya nyaman bercerita dan menjadi tempat curhat.

Meski begitu, penting bagi remaja untuk tahu apa risiko oversharing dengan teman virtual. Tujuannya agar anak dapat mengetahui batasan untuk berbagi informasi.

Berikut Popmama.com telah merangkum 5 bahaya oversharing dengan teman virtual, yang remaja perlu ketahui. Segera jelaskan ya Ma!

1. Informasi diri yang tersebar

1. Informasi diri tersebar
Freepik

Bahaya oversharing yang pertama adalah penyebaran informasi atau data diri. Anak mungkin tak menyadari bahwa dirinya sedang membongkar seluruh informasi pribadinya seperti:

  • Nomor telepon
  • Alamat rumah
  • Alamat email
  • Hal yang disukai
  • Hal yang tidak disukai
  • Kebiasaan
  • Hobi
  • Rutinitas

Meski terlihat sepele, semua informasi di atas bisa disalahgunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab lho!

Bahkan mereka bisa menggunakan informasi itu dan berpura-pura sebagai teman dekat atau keluarga, terutama untuk meraup keuntungan hingga penculikan.

2. Lokasi yang mudah dilacak oleh orang asing

2. Lokasi mudah dilacak oleh orang asing
Freepik/creativeart

Bahaya selanjutnya jika anak sering oversharing dengan teman virtualnya, adalah lokasinya yang jadi mudah dilacak orang.

Karena seringkali tak disadari, oversharing membuat anak mudah memberitahukan di mana tempat tinggal, lokasi kegiatan, atau bahkan tempat-tempat yang biasanya dikunjungi.

Hal tersebut bisa jadi berbahaya, lho!

Risiko dari terlalu terbuka adalah jika informasi tersebut diberitahu ke orang yang memiliki niatan jahat pada anak mama. Maka hidupnya bisa jadi tidak tenang karena diikuti penguntit.

3. Rawan menjadi korban teror

3. Rawan menjadi korban teror
Freepik

Bahayanya yang kedua dari oversharing dengan teman virtual adalah rawan untuk terkena aksi teror.

Kebiasaan yang berlebihan ini bisa membuat orang berniat buruk pada anak. Bahkan menjadikan anak menjadi sasaran orang jahat yang meneror demi keuntungan.

Entah itu demi mengambil keuntungan berupa harta, atau bahkan meneror demi kepuasan pribadi untuk menyiksa mental orang lain.

Inilah mengapa, Mama harus terus mengingatkan anak agar berhati-hati dan jangan sampai sembarangan sharing ke orang lain, tidak cuma teman virtual tapi juga yang orang-orang di sekitarmu.

Editors' Pick

4. Menjadi sasaran hacker

4. Menjadi sasaran hacker
Freepik/Racool-studio

Informasi tentang kehidupan atau masa lalu juga dapat digunakan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk menebak kata sandi yang umumnya muncul dalam pertanyaan keamanan.

Misalnya, "Siapa nama hewan peliharaan pertama Anda?" atau "Di mana Anda pergi ke sekolah tinggi?". Ini adalah pertanyaan keamanan umum yang sering dapat ditemukan oleh hacker.

Jika anak sering oversharing tanpa mengenal batas, maka ia sangat mudah menjadi target mereka.

5. Mengundang pencuri

5. Mengundang pencuri
Freepik/jcomp

Berbagi foto rumah atau hobi pada teman virtual dapat secara tidak sengaja mengungkapkan bahwa remaja memiliki barang berharga.

Mengerikannya lagi jika anak secara sukarela menunjukkan letak barang berharganya. Seperti seni, pakaian, aksesori atau perhiasan, elektronik, atau koleksi berharga.

Jika tak dihentikan, maka ini juga bisa mengarahkan anak pada orang yang mungkin ingin mencurinya.

Kini Mama telah mengetahui apa bahaya dari oversharing. Selain menyampaikan ini pada remaja, ada beberapa hal yang bisa Mama ajarkan pada anak untuk mencegah oversharing dengan teman virtual.

Cara Mengurangi Kebiasaan Remaja yang Suka Oversharing dengan Teman Virtual

Ada beberapa hal yang dapat Mama lakukan untuk membantu mengurangi kemungkinan remaja oversharing dari teman virtua; dan melindungi privasinya, serta privasi keluarga dan teman dekat anak. Berikut beberapa diantaranya:

1. Jadilah bijaksana tentang apa yang ingin dibagikan

1. Jadilah bijaksana tentang apa ingin dibagikan
Freepik/Pvproduction

Setelah anak mengirimkan pesan, anak tidak akan pernah bisa menghapusnya sepenuhnya.

Biasanya sepele bagi seseorang untuk menyimpan salinan pesan atau foto tersebut, jadi meskipun anak telah menghapusnya dari obrolan teks atau media sosial, pesan tersebut masih ada. 

Orang yang tak bertanggung jawab masih bisa membagikannya atau menggunakannya dengan cara yang tidak diinginkan.

Maka sebelum berbagi sesuatu dengan teman virtual, pastikan anak telah mempertimbangkan bagaimana akibatnya. Selain itu, sebelum anak membagikan foto atau video, luangkan waktu sejenak untuk melihat dengan cermat latar belakang gambar tersebut.

Apakah ada sesuatu di latar belakang, catatan di papan, sesuatu di layar, Post-It, orang lain, atau pantulan di cermin. Pastikan pesan atau barang tersebut dicrop atau diblur sebelum dikirimkan.

2. Buat daftar "teman"

2. Buat daftar "teman"
Freepik

Sebaiknya bantu anak untuk meninjau secara berkala dengan siapa ia terhubung di pesan obrolan, forum diskusi, dan media sosial. Lalu pertimbangkan untuk memblokir atau menghapus siapa pun teman virtual yang rasanya tidak nyaman untuk berbagi konten.

Agar tidak terjadi kesalahpahaman, pastikan juga anak tahu bahwa cara ini adalah untuk melindungi dirinya sendiri, keluarga, dan temannya. Bukan semata-mata karena Mama ingin ikut campur dalam hubungan pertemanan anak.

3. Berhati-hatilah dengan siapa anak membagi kontennya

3. Berhati-hatilah siapa anak membagi kontennya
Freepik

Ini tak hanya berlaku dengan teman virtual, tapi dengan semua orang yang berhubungan dengan anak di media sosial.

Sebagian besar situs media sosial memungkinkan anak memilih apakah foto atau status akan dibagikan dengan "Semua Orang" atau hanya dibagikan dengan "Teman".

Luangkan beberapa menit untuk membantu anak membiasakan diri dengan pengaturan berbagi akun media sosial ini. Beberapa konten yang mengandung banyak informasi seperti nama, alamat, lokasi, jangan sampai disebar pada "Semua orang".

Pertimbangkan untuk membuat grup khusus seperti "Keluarga" untuk konten yang hanya ingin dibagikan dengan anggota grup tersebut. Anak juga mungkin ingin menyiapkan daftar khusus lainnya seperti "Teman les menari" atau "Klub buku".

Nah itulah 5 bahaya oversharing dengan teman virtual, yang remaja perlu ketahui. Meskipun anak merasa akrab dan nyaman dengan teman virtualnya, pastikan anak tetap tahu batasan saat sharing, ya! Jangan sampai ini merugikan anak dan orang-orang di sekitarnya.

Baca juga:

The Latest