7 Penyebab Menstruasi Tidak Teratur pada Remaja

Berat badan anak remaja juga dapat membahayakan bahkan mempengaruhi siklus menstruasinya lho!

22 September 2023

7 Penyebab Menstruasi Tidak Teratur Remaja
Freepik

Menstruasi adalah tanda bahwa anak perempuan sudah memasuki masa pubertas. Normalnya, seorang anak memiliki siklus menstruasi rata-rata 28 hari. Namun, siklus menstruasi yang tidak teratur dua tahun pertama, adalah hal yang normal.

Karena, anak yang mulai menginjak masa remaja sedang dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan, sehingga pertumbuhan tersebut dapat mengganggu siklus menstruasi. Kondisi menjadi tidak normal kalau, anak melewatkan menstruasi selama 3-5 bulan berturut-turut.

Terutama, jika sebelumnya anak mengalami menstruasi yang teratur selama beberapa bulan. Dalam dunia medis, siklus menstruasi yang tidak teratur disebut amenore.

Lantas apa yang menyebabkan remaja mengalami amenore?

Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya mengenai penyebab menstruasi tidak teratur pada anak remaja.

1. Jumlah hormon yang diproduksi remaja bisa memengaruhi lamanya waktu menstruasi

1. Jumlah hormon diproduksi remaja bisa memengaruhi lama waktu menstruasi
Freepik/rawpixel

Jumlah hormon yang diproduksi oleh tubuh remaja bisa memengaruhi lamanya waktu menstruasi, termasuk jumlah darah yang dikeluarkan selama menstruasi.

Masa remaja adalah masa-masa pertumbuhan, sehingga selama masa ini anak perempuan memiliki hormon-hormon yang berfluktuasi.

Akibatnya jumlah darah dan lamanya haid pada remaja bisa berbeda dari satu periode ke periode berikutnya.

2. Faktor obat-obatan yang dikonsumsi anak juga dapat memengaruhi siklus haidnya

2. Faktor obat-obatan dikonsumsi anak juga dapat memengaruhi siklus haidnya
freepik/serg60

Selain faktor hormon, beberapa jenis obat-obatan juga dapat memengaruhi siklus haid seorang anak. Obat-obatan seperti antibiotik dan antidepresan dapat memberikan sinyal ke tubuh untuk mengentikan menstruasi.

Kalau anak remaja sedang diharuskan untuk mengonsumsi jenis-jenis obat di atas, maka tanyakan pada dokter tentang efek samping dari obat yang akan dikonsumsi anak. Serta apakah obat-obatan tersebut dapat memengaruhi siklus menstruasi pada remaja.

Editors' Pick

3. Periode menstruasi juga disebabkan oleh kenaikan atau penurunan berat badan secara signifikan

3. Periode menstruasi juga disebabkan oleh kenaikan atau penurunan berat badan secara signifikan
Freepik/v.ivash

Kenaikan atau penurunan berat badan secara signifikan, juga bisa memengaruhi siklus menstruasi anak. Penurunan berat badan secara drastis, dapat menghambat produksi hormon estrogen.

Sementara kelebihan berat badan, dapat memicu tubuh untuk menghasilkan estrogen dalam jumlah yang banyak.

Kedua hal ini berpengaruh dalam proses ovulasi atau pelepasan telur setiap bulannya. Ketika proses ovulasi terhambat, maka siklus haid pun menjadi tidak teratur.

4. Olahraga yang berlebihan sehingga menyita banyak energi tubuh

4. Olahraga berlebihan sehingga menyita banyak energi tubuh
Freepik.com/dusanpetkovic

Olahraga memang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Namun, ketika dilakukan secara berlebihan, tubuh justru tidak mendapatkan manfaat dan memicu masalah kesehatan. Salah satunya siklus menstruasi yang tidak teratur.

Olahraga yang berlebihan bisa menyita banyak energi, bahkan saat tidak ada energi dari makanan yang masuk ke dalam tubuh, akhirnya secara otomatis tubuh akan menyalakan “rescue mode”.

Saat mode tersebut menyala, maka tubuh akan melakukan segala cara untuk menyimpan energi agar aktivitas dalam tubuh tetap terjaga dengan lancar. Tubuh mulai menutup fungsi yang dianggap kurang perlu, salah satunya adalah fungsi reproduksi, yaitu menstruasi.

5. Ketika berat badan remaja dapat membahayakan tubuh dan mengacaukan siklus menstruasi

5. Ketika berat badan remaja dapat membahayakan tubuh mengacaukan siklus menstruasi
Freepik/rawpixel.com

Melakukan diet ketat hingga kekurangan gizi juga dapat membahayakan tubuh, termasuk mengacaukan siklus menstruasi. Ketika tubuh remaja sampai kekurangan gizi, maka produksi hormon estrogen dan progesteron jadi terganggu, yang menyebabkan siklus menstruasi menjadi berantakan.

Siklus menstruasi akibat pola makan yang salah tidak hanya menjadi masalah bagi remaja yang kurang gizi. Namun, remaja yang terlalu gemuk atau obesitas juga dapat mengalami gangguan menstruasi.

Semakin banyak lemak menumpuk dalam tubuh, maka tubuh menjadi kesulitan untuk mengatur produksi hormon estrogen. Akibatnya, jumlah hormon menjadi tidak simbang, dan menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur.

6. Stres mengakibatkan otak mengurasi produksi hormon pada remaja

6. Stres mengakibatkan otak mengurasi produksi hormon remaja
Freepik

Saat remaja perempuan mengalami stres, bagian dari otak yang menghasilkan hormon penting untuk reproduksi justru direspon dengan mengurangi produksi hormon.

Akibatnya, siklus menstruasi menjadi tidak teratur, bahkan bisa berhenti sama sekali. Jadi pastikan orangtua untuk mengenali tanda-tanda stres pada anak yang bisa menjadi penyebab utama siklus menstruasi yang tidak teratur.

7. Anak tidak segera berkonsultasi atau mencari tahu

7. Anak tidak segera berkonsultasi atau mencari tahu
Freepik/Wavebreakmedia

Saat sebelumnya siklus menstruasi anak normal-normal saja, mungkin tidak ada kekhawatiran sehingga Mama dan anak tidak mengantisipasi sebelumnya jika kondisi menstruasi mungkin bisa menjadi tidak lancar.

Sehingga ketika terjadi menstruasi yang tidak lancar, anak akan takut bercerita atau bertanya pada Mama. Hal ini bisa diantisipasi dengan memberikan penjelasan pada anak, tentang bagaimana tahap awal menstruasi dan siklus yang benar.

Selain itu, Mama juga bisa ajak anak untuk membaca untuk lebih mengetahui penyebab menstruasi tidak lancar.

Berikan pengertian pada anak remaja, untuk tidak perlu takut bertanya tentang kesehatan dirinya.

Itulah penyebab menstruasi tidak lancar yang mungkin dialami anak remaja. Setiap remaja perempuan memiliki penyebab yang berbeda, sehingga Mama juga bisa ajak anak untuk berkonsultasi ke dokter jika beberapa kali periode menstruasi anak tidak teratur.

Baca juga:

The Latest