Penelitian Sebut Pandemi Turunkan Perkembangan Sosial Emosi Anak
Kapan waktu yang tepat untuk mengajari anak dengan kegiatan sosial?
27 Juni 2022
![Penelitian Sebut Pandemi Turunkan Perkembangan Sosial Emosi Anak](https://image.popmama.com/content-images/post/20220624/shutterstock-1235931457-1-26c1d60391c882550e2d8f488c001b42.jpg?width=40&height=auto)
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menanamkan kebaikan, memang sebaiknya dimulai dari lingkungan keluarga dulu. Berbagi kebaikan sendiri maknanya luas dan nggak melulu soal uang lho Ma.
Terlebih mengajarkan soal berbagi kebaikan kepada anak bisa dilakukan dengan berbagai cara, nggak hanya lewat materi. Penting lho Ma melatih prososial skill si Kecil lewat perilaku berbagi kebaikan.
Pandemi berpengaruh pada keterampilan sosial anak
Dan ternyata, selama pandemi ini cukup berpengaruh pada keterampilan sosial anak. Hal ini terbukti dari ungkapan seorang terapis keluarga di Amerika Serikat, ia mengatakan bahwa pandemi membuat anak kehilangan kesempatan untuk membangun keterampilan sosialnya, seperti kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, memecahkan masalah, hingga berlatih memiliki sikap empati. [1]
Penelitian dari Universitas Negeri Yogyakarta juga menemukan bahwa selama pandemi 96% anak mengalami penurunan terkait pencapaian aspek perkembangan sosial emosi, terutama dalam segi perkembangan perilaku prososial, atau yang awam disebut perilaku tolong menolong [2].
Tentunya hal ini akan berdampak pada anak itu sendiri. Anna Surti Ariani, S.PSi., M.Si., PSi., Psikolog Klinis Keluarga, menanggapi, “Jika kemampuan berempati dan perilaku tolong menolong ini tidak dikembangkan, terdapat risiko jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, anak dapat sulit beradaptasi dan sulit diterima oleh lingkungannya sehingga mengalami masalah pergaulan.”
“Sementara dalam jangka panjang, anak rentan mengalami beragam masalah gangguan psikologis. Perilaku ini tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, dibutuhkan proses panjang sejak usia dini hingga dewasa yang erat kaitannya dengan stimulasi dari orangtua,” imbuhnya.
Lalu, harus bagaimana nih kalau sudah begini? Tentunya selalu ada jawaban dong.
1. Ikutan dalam kampanye “Berbagi Kebaikan”
Terkait hal tersebut, Agus Nugraha, Head of Marketing Hair Care PT Unilever Indonesia, Tbk, menjelaskan bahwa sejalan dengan makna peringatan Hari Anak Internasional yang mengangkat pentingnya menyiapkan pembekalan yang cukup bagi anak untuk masa depan mereka.
Lifebuoy mengadakan kampanye “Berbagi Kebaikan” untuk mendorong peranan orangtua dalam membekali masa depan anak dengan menanamkan nilai kebaikan, termasuk perilaku tolong menolong. “Melalui kampanye ini ingin menginspirasi keluarga Indonesia bahwa rambut sehat – yang bisa didapatkan dengan menggunakan Lifebuoy Shampoo Kuat & Berkilau – dapat menjadi sumber kekuatan untuk melakukan berbagai bentuk kebaikan.”
“Oleh karena itu tahun ini kami bekerja sama dengan YKI (Yayasan Kanker Indonesia) menggalang berbagai bantuan bagi para penderita kanker sebagai bentuk dukungan keluarga Indonesia dalam membantu membangkitkan semangat dan rasa percaya diri mereka,” ujarnya.
Editors' Pick
2. Ajak si Kecil donasi rambut
Karena berbagi kebaikan nggak melulu soal materi, Mama bisa mengajak si Kecil dan keluarga untuk ikut donasi rambut. Mama dan keluarga dapat mendonasikan rambut sehat dan kuat untuk nantinya dijadikan wig yang akan didistribusikan YKI (Yayasan Kanker Indonesia) ke para penderita kanker di berbagai wilayah Indonesia.
Cara untuk ikutan donasi rambut ini juga sangat mudah kok Ma.
Cuci rambut dengan bersih dan keringkan, kemudian kuncir dalam satu atau dua ikatan dengan kuat.
Potong rambut di atas ikatan, pastikan potongan rambut tidak terburai berantakan. Idealnya, dibutuhkan minimal 25 cm untuk membuat wig dengan rambut asli.
Masukkan potongan rambut yang terikat rapi ke dalam amplop/zip lock yang tahan air.
Kirim ke PO BOX LIFEBUOY BERBAGI KEBAIKAN JAKARTA 12000 dengan mencantumkan nama, alamat dan nomor ponsel pendonasi.
Bagi Mama dan keluarga yang rambutnya belum memenuhi persyaratan, donasi bisa tetap diberikan dimana total gramasi dari rambut yang sudah didonasikan akan dikonversi menjadi wig rambut sintetis yang juga akan didistribusikan kepada para penderita kanker.