Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
lutfhi coc 2
Instagram.com/luthfibimaputra

Intinya sih...

  • Orangtua Lutfhi Bima Putra, peserta Clash of Champions 2, utamakan akhlak dan agama dalam mendidik anak.

  • Mengarahkan mainan anak untuk mengasah otak, mengenali bakat sejak dini, dan memberi kesempatan belajar hal lain jika bosan.

  • Kebiasaan membaca, disiplin dalam membatasi gadget, dan tegas ke anak untuk hal baik di usia SD menjadi pola asuh yang diterapkan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi orangtua memang bukan hal yang mudah, apalagi dalam mendidik anak agar tumbuh menjadi pribadi yang cerdas sekaligus berakhlak baik. Hal inilah yang ditunjukkan oleh orangtua dari Lutfhi Bima Putra, peserta Clash of Champions 2 yang belakangan mencuri perhatian publik. 

Tidak hanya prestasi dan kecerdasannya yang dikagumi, tetapi juga cara orangtuanya mendidik Lutfhi yang penuh dengan nilai disiplin serta kedekatan dengan agama.

Dalam sebuah wawancara bersama Nikita Willy, Mama Marina, orangtua Lutfhi, membagikan pola asuh yang diterapkan di rumah. Mulai dari pemilihan mainan, kebiasaan membaca, hingga cara mengatur waktu anak-anak agar seimbang antara akademik dan agama. 

Berikut Popmama.com rangkum parenting orangtua Lutfhi Clash of Champions 2, utamakan akhlak dan tidak lupa agama.

1. Tidak beri main mobil-mobilan, lebih pilih balok susun

Instagram.com/luthfibimaputra

Saat diwawancara oleh Nikita Willy, Mama Marina, orangtua Lutfhi mengatakan kalau anaknya hobi bermain balok susun. Hal itu tidak hanya dilakukan oleh Luthi saja, tetapi juga kakak dan adiknya.

Ya, orangtua Lutfhi memang mengarahkan mainan anaknya untuk tujuan mengasah kemampuan otak dan berpikir mereka. Selain itu Mama Marina juga menyebut membiasakan satu mainan untuk dimainkan bersama secara kooperatif.

"Kami nggak kasih mobil-mobilan kayak gitu di bawah 5 tahun. Kami nggak biasakan itu karena sekali dituruti dia minta lagi takutnya. Kita arahkan main bersama," jelas Mama Marina.

2. Mengenali bakat si Kecil sejak dini, Lutfhi TK B belum bisa baca

Youtube.com/Nikita Willy Official

Diceritakan kalau Lutfhi Bima Putra ia belum bisa membaca saat baru masuk TK. Namun, karena sejak balita dibiasakan untuk bermain hal yang mengasah otak, perkembangan belajarnya justru pesat.

"Baru kelihatan itu pas di TK, dia belum bisa baca pas masuk. Tapi sebulan sebelum itu diajarkan ya dia belajar sendiri, cepat sekali," tuturnya.

Diceritakan kalau Lutfhi adalah anak yang aktif. Saat ia TK ia punya kakak dan adik laki-laki yang berdekatan umurnya. Sang Mama sempat kewalahan dengan Lutfhi, adik dan kakaknya.

Tak tinggal diam, Mama Marina sempat ke psikolog anak untuk bisa tahu metode yang tepat untuk masing-masing anak. Saat tes IQ baru diketahui kalau Lutfhi memiliki IQ jenius!

3. Punya kebiasaan membaca, hadiah ulang tahun adalah buku

Instagram.com/luthfibimaputra

Kebiasaan membaca juga diterapkan oleh keluarga Lutfhi sejak kecil. Misalnya, saat salah satu anaknya ulang tahun, keluarga ini tidak punya perayaan khusus. Hanya makan-makan di restoran dan membeli buku.

Ya, saat anak-anaknya ulang tahun ini Mama Marina membebaskan mereka membeli buku apapun tanpa membatasi jumlahnya. Lutfhi mengaku ia hobi baca komik sejak kecil dengan berbagai genre, termasuk sains.

"Kami nggak ada pesta ulang tahun gitu, hanya makan-makan lalu anak-anak beli buku sesuka mereka, berapapun," jelas Mama Marina.

4. Memberi kesempatan anak belajar hal lain jika bosan

Instagram.com/luthfibimaputra

Lutfhi mengaku tantangan belajarnya adalah menemui kebosanan. Namun, sang mama atau papa tidak pernah mendorong untuk terus-menerus belajar satu hal saja.

Ketika ia bosan, Lutfhi tidak dipaksa untuk terus belajar. Melainkan memberi kesempatan untuk mengeksplor hal lain yang bisa dikerjakannya.

"Karena kalau belajar matematika terus juga bosan kan. Akhirnya belajar hal lain, entah itu baca novel, mama juga beliin buat selingan, belajar agama juga enak," tutur Lutfhi.

5. Disiplin dalam membatasi gadget di keseharian

Instagram.com/luthfibimaputra

Mama Marina membagikan cerita Lutfhi, adik dan kakaknya untuk berdisiplin dalam memiliki gadget. Keempat anak laki-lakinya tidak memiliki gadget sendiri sampai kelas 6 SD.

Selain itu, waktu untuk menonton TV juga dibatasi. Senin sampai Jumat fokus untuk belajar dan membaca buku setelah makan malam. Televisi tidak hidup lagi setelah jam 6 sore.

Keempat anak-anak Mama Marina baru bebas untuk tidak belajar dan menonton TV hanya saat Sabtu dan Minggu. Kedisiplinan ini diterapkan sang Mama sampai usia anak-anaknya 12 tahun atau kelas 6 SD.

6. Tegas ke anak untuk hal baik di usia SD

Instagram.com/luthfibimaputra

Mama Marina mengaku cukup tegas keempat anaknya hingga mereka lulus SD. Selain membatasi gadget, ia dan suaminya juga cukup tegas agar anak-anaknya jauh dari game.

Salah satu cerita Lutfhi pernah berbohong belajar kelompok tetapi justru malah main PlayStation di rumah temannya. Dari kejadian itu, sang mama berusaha memberikan pemahaman ke anaknya tersebut.

Setelah SMP, Mama Marina dan suaminya berusaha mendukung apapun keinginan anak-anak mereka. Sebisa mungkin jika tujuannya baik akan selalu difasilitasi.

7. Belajar agama tidak kalah penting dari pelajaran akademik

Instagram.com/luthfibimaputra

Bagi Lutfhi dan keluarga, kedekatan kepada agama dan Allah SWT bukan soal status saja. Diakuinya ia sudah rajin salat tahajud sejak SMP. Hal itu berawal dari kebiasaan yang dibentuk sang Mama sejak kecil yang mengharuskan anak-anaknya belajar membaca buku Iqro.

Selain itu, Mama Marina juga mendukung penguatan agama itu dengan memilih SD yang berbasis Islam atau MI (Madrasah Ibtidaiyah). Diamini Lutfhi kalau belajar pendidikan formal dan agama juga bisa beriringan seperti yang dicontohkan mamanya ke anak-anaknya.

"Kita kan ambil TK Islam, otomatis belajar agama dan umum. Terus SD juga Islam, jadi ya sejalan," jelas Mama Marina, orangtua Lutfhi.

Itulah tadi informasi mengenai parenting orangtua Lutfhi Clash of Champions 2. Semoga bisa menjadi inspirasi!

Editorial Team