Sedang Tren! Perhatikan 5 Hal Sebelum Anak Bermain Virtual Reality

Ini perangkat canggih yang mulai booming. Sebelum anak mama minta dibelikan, pelajari dulu ya!

16 Oktober 2018

Sedang Tren Perhatikan 5 Hal Sebelum Anak Bermain Virtual Reality
Flickr/Andri Koolme

Apakah virtual reality (VR) baik atau buruk untuk anak? VR adalah teknologi baru yang memungkinkan imaji digital menjadi seperti kenyataan.

Di film fiksi karya Steven Spielberg, Ready Player One, digambarkan masa depan manusia dengan VR itu. VR di dalam film digunakan sebagai alat untuk membuat permainan seperti di dunia nyata.

VR sebenarnya diciptakan untuk banyak hal. Rangkaian gambar digital yang ada di rekaman bersifat 4 dimensi. VR dicita-citakan untuk memudahkan orang mempelajari banyak hal seperti tentang tubuh manusia tanpa melakukan pembedahan atau tentang Hutan Amazon tanpa harus pergi ke sana.

Teknologi baru yang segera dikembangkan ke arah sempurna itu sudah banyak juga masuk ke kehidupan keluarga. Mungkin, Mama bahkan sudah punya alatnya.

Sebuah media penelitian berbasis online, Common Sense Media, melakukan survei mengenai hubungan antara VR dan tumbuh kembang anak. Ini kata mereka.

1. Keluarga sudah memikirkan untuk punya alat VR

1. Keluarga sudah memikirkan pu alat VR
Vimeo.com/Anibuddy

Di Amerika Serikat, 21 persen keluarga, menurut Common Sense Media, telah memiliki perangkat VR di rumah. Di Indonesia, angka kepemilikan ini memang belum banyak. Perangkat VR harganya sangat terjangkau dan sudah banyak dijual. VR membutuhkan kacamata khusus dan perangkat alat kontrol. Bahkan tahun lalu Google telah memperkenalkan Google VR Cardboard di Indonesia. Bentukan VR yang sangat sederhana tetapi berfungsi optimal.

Menurut Common Sense Media, meski kebanyakan orangtua masih ragu untuk membeli perangkat VR, anak-anak mereka telah menunjukan minat besar memiliki alat itu. Buat anak-anak, VR adalah alat keren yang bisa membuat imajinasi dan dunia abstrak lebih mudah dipahami.

Di Indonesia, promosi perangkat VR telah merambah ke mal-mal. Mudah sekali dijumpai area bermain dengan VR atau promosi penjualan VR di tempat itu.

Editors' Pick

2. VR sarana belajar di masa depan

2. VR sarana belajar masa depan
Flickr/Maurizio Pesce
Google Cardboard

Apakah VR baik atau buruk untuk anak-anak yang masih berkembang? Tidak bisa dipungkiri bahwa VR adalah perangkat belajar di masa depan. Perangkat VR akan bisa dipakai untuk menggantikan media audio visual atau buku yang sekarang telah populer.

Tidak hanya menonton dalam bentuk dua dimensi atau membaca saja, VR memberikan gambaran 4 dimensi sehingga penjelasan akan terlihat sangat nyata.

Sayangnya, sekarang VR lebih sering dianggap sebagai perangkat permainan elektronik yang menarik saja. Padahal VR bisa melakukan banyak hal lebih dari sekadar peralatan untuk bermain. Banyak program pembelajaran yang bisa dipilih dengan memakai perangkat VR. Contohnya mempelajari ilmu fisika, geografi, bahasa, bahkan matematika, dan sains.

3. Ahli menyarankan umur minimum untuk penggunaan VR

3. Ahli menyarankan umur minimum penggunaan VR
Flickr/Andri Koolme

Produsen perangkat VR telah menetapkan usia minimum untuk penggunaan perangkat VR. Meski banyak yang mengklaim bahwa perangkat ini bisa dipakai oleh anak-anak mulai usia 7 tahun, namun ahli kesehatan anak mengatakan sebaiknya VR dipakai saat anak berusia 12 tahun.

“Alasannya karena otak anak masih berkembang dan di bawah usia 12 tahun, mereka belum stabil secara mental dan fisik.

Merujuk pada Journal of Children and Media yang ditulis B.J. Bond, anak-anak di bawah usia 12 tahun belum terlalu pintar membedakan realita dan fantasi. Bahayanya adalah VR memberikan fantasi yang sangat mirip realita sehingga bisa membingungkan mereka,” tulisnya.

4. VR dikhawatirkan menyebabkan gangguan kesehatan

4. VR dikhawatirkan menyebabkan gangguan kesehatan
Vimeo.com/Anibuddy

Tidak hanya masalah mental yaitu kebingungan membedakan kenyataan dan fantasi, VR juga dikhawatirkan menyebabkan gangguan fisik. Yang banyak terjadi adalah, VR mengajak pemakainya untuk bergerak.

Menurut laporan, banyak pengguna VR mengalami kecelakaan karena terjatuh, tersandung, menabrak sesuatu, atau cedera lainnya karena mereka bergerak berdasarkan gambar yang dilihat tetapi tidak memperhatikan kondisi nyata lingkungan sekitarnya.

Selain masalah mental yang utama adalah otak anak seperti dicuci dengan melihat gambaran fantasi yang mirip kenyataan. Yang mungkin terjadi adalah jika mereka menemukan bahwa kenyataan yang ada tidak seperti gambaran yang mereka lihat di perangkat VR.

5.Perhatikan tips memperkenalkan VR

5.Perhatikan tips memperkenalkan VR
Flickr/Fabrice Florin

Popmama.com merangkum 4 tips pemakaian VR:

  • Pilih perangkat VR dan video yang sesuai dengan usia anak

Ada perangkat yang dipakai hanya untuk melihat, misalnya Google Cardboard, perangkat ini aman dipakai oleh anak usia di bawah 12 tahun. Pilih program yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan mereka, misalnya program pembelajaran ilmu alam atau fisika.

  • Tetap perkenalkan realita kepada anak-anak

Begitu dekatnya imajinasi dengan realita karena alat VR ini, maka sebaiknya Mama tetap memperkenalkan kenyataan. Caranya, setelah belajar melalui perangkat VR, ajak anak melihat kenyataan. Hal ini akan menyeimbangkan pengetahuan mereka.

  • Hindari pengaruh buruk VR dengan memilihkan program terbaik sesuai usia anak

Sama seperti perangkat elektronik lain, VR juga asyik dipakai untuk bermain game. Tetapi banyak juga game yang memicu kelainan perilaku seperti antisosial, agresi, dan membuat anak menjadi kecanduan. Di awal pemakaian, Mama sudah harus menetapkan aturan.

  • Mama harus menyadari bahwa VR adalah perangkat yang punya dua sisi: menguntungkan dan merugikan

Semua hal kemudian akan kembali kepada bagaimana menempatkan perangkat ini di dalam kehidupan keluarga Mama. Semua hal bisa merugikan dan menguntungkan. Jadi tetaplah bijaksana.

Nah, sekarang Mama dan keluarga sudah siap memasuki era teknologi baru?

The Latest