Penyebab Skoliosis pada Remaja, Ketahui Cara Penanganan yang Tepat!

Rupanya, membawa tas sekolah yang berat tidak ada hubungannya dengan skoliosis pada anak

22 Agustus 2023

Penyebab Skoliosis Remaja, Ketahui Cara Penanganan Tepat
Freepik

Skoliosis merupakan kondisi melengkungnya tulang belakang secara tidak normal ke arah samping. Kondisi yang kerap dialami oleh anak-anak usia pra pubertas ini banyak terjadi tanpa diketahui penyebabnya sama sekali (idiopatik).

Skoliosis yang dibiarkan tanpa perawatan berisiko merusak postur tubuh, menyebabkan nyeri punggung berkepanjangan, mengganggu fungsi paru dan jantung, hingga merusak saraf tulang belakang.

Meski skoliosis dapat terlihat dengan mudah, pemerikaan lanjutan tetap sangat dibutuhkan guna mengetahui lebih lanjut sudut lengkung tulang belakang. 

Nah, kali ini Popmama.com siap membahas tentang skoliosis pada remaja, mulai dari penyebab utama hingga cara penanganan yang tepat agar para orangtua tidak salah langkah.

1. Sejak umur berapa skoliosis sudah bisa terdeteksi?

1. Sejak umur berapa skoliosis sudah bisa terdeteksi
Popmama.com/Sania Chandra

Sejatinya, skoliosis memang rawan terjadi pada anak yang berada di usia tumbuh kembang. Namun, banyak orangtua yang tidak tahu bahwa skoliosis juga bisa terdeksi sejak anak berada di dalam kandungan.

“Skoliosis tidak hanya usia perkembangan. Ada juga yang sejak kandungan karena pembentukan ruas tulang terbentuk tidak sempurna, jadi pas lahir punggungnya dalam keadaan tidak lurus. Jadi sejak lahir atau bayi bisa terdeteksi,” ungkap dr. Widyastuti Srie Utami, Sp. OT (K) dalam acara ‘Small Group Media Discussion Deteksi dan Penanganan Skoliosis RS Pondok Indah Grup’, Senin (21/8/2023).

Di sisi lain, tak bisa dipungkiri pula bahwa skoliosis banyak menyerang anak di usia remaja. Khususnya, mereka remaja yang duduk di bangku akhir Sekolah Dasar (SD) atau memasuki usia Sekolah Menengan Pertama (SMP).

Editors' Pick

2. Remaja umumnya mengalami skoliosis idiopatik

2. Remaja umum mengalami skoliosis idiopatik
Freepik/prostooleh

Skoliosis banyak jenisnya, tergantung rentang usia penderitanya. Untuk remaja, salah satu yang paling sering dialami adalah Adolescent Idiopathic Scoliosis (AIS) atau skoliosis idiopatik. Skoliosis jenis ini timbul saat anak berada di usia pertumbuhan dan perkembangan.

“Buat penyebab, tergantung jenis skoliosisnya, karena skoliosis jenisnya banyak sekali. Idiopatik itu bisa timbul karena adanya lengkungan dengan sendirinya pada saat pasien usia pertumbuhan,” kata dr. Widyastuti Srie Utami.

Mungkin sebagian dari Mama ada yang berpikiran, apakah membawa tas yang berat untuk kebutuhan sekolah dapat memicu munculnya skoliosis pada remaja? Nah, jawabannya hal tersebut tidak ada hubungannya sama sekali ya, Ma.

Suatu kegiatan yang kerap dilakukan anak di masa tumbuh kembangnya, seperti membawa tas berat berisi buku pelajaran sekolah, tidak akan memengaruhi postur tulang belakang.

“Suatu kebiasaan (seperti membawa tas berat) yang banyak dilakukan remaja tidak akan membuat tulang belakang mereka jadi bengkok,” tambahnya.

3. Tips penanganan skoliosis pada remaja

3. Tips penanganan skoliosis remaja
Freepik/stefamerpik

Lantas, bagaimana ya sebaiknya orangtua menangani skoliosis pada remaja? Apakah penanganannya berbeda dengan orang dewasa?

Salah satu hal yang perlu diingat adalah konsep ‘semakin muda pasien penderita skoliosis, maka semakin berisiko pula derajat lengkungan skoliosis dapat bertambah tinggi’.

Ketika anak memasuki usia tumbuh kembangnya, maka orangtua setidaknya perlu mengetahui apakah si Kecil mengalami skoliosis atau tidak. Semakin dini diagnosis diketahui, semakin cepat pula penanganan yang bisa dilakukan ke depannya.

“Jika diagnosis skoliosis diketahui sedini mungkin, harapannya derajat lengkuk yang terjadi juga masih sedikit. Sehingga, penanganannya pun lebih mudah. Lebih banyak opsi pula untuk mengetahui apa yang harus dilakukan ke depannya. Jangan sampai pasien datang terlambat dalam kondisi derajat lengkung sudah terlanjur tinggi,” papar dr. Widyastuti Srie Utami.

4. Bentuk dukungan mental untuk remaja dengan skoliosis

4. Bentuk dukungan mental remaja skoliosis
Freepik/freepik

Bagi remaja dengan skoliosis, penting untuk tidak menyalahkan diri sendiri akibat kondisi yang sudah terjadi. Pasalnya, kondisi skoliosis bisa muncul bukan karena suatu aktivitas tertentu, melainkan ada karena perkembangan tulang belakang itu sendiri.

“Pasien dengan skoliosis sebaiknya tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena skoliosis ada bukan akibat kemauan. Timbulnya lengkungan tulang belakang itu atas keingianan tulang, bukan salah pasien karena habis melakukan kebiasaan tertentu. Jadi, orangtua nggak boleh nyalahin anak juga,” tegas dr. Widyastuti Srie Utami.

Perlu diketahui pula bahwa kebanyakan pasien dengan skoliosis memiliki fisik yang sehat. Jadi, pasien tidak perlu berkecil hati atau bahkan menganggap diri sendiri tidak normal.

“Kebanyakan pasien yang ada skoliosis sebenarnya mereka sehat. Jadi, tidak perlu minder atau berkecil hati. Masalah yang ada di tulang belakang sebagian besar bisa ditangani dengan baik,” lanjutnya.

Nah, jadi itu dia pembahasan terkait skoliosis pada remaja mulai dari penyebab, cara penanganan, hingga dukungan yang bisa diberikan kepada pasiennya. Semoga bisa menjadi informasi baru, baik untuk orangtua maupun anak, ya!

Baca juga:

The Latest