Anak adalah peniru ulung. Jika mereka mulai menunjukkan gerakan tubuh, gaya bicara, atau ekspresi yang bersifat provokatif dan sensual yang jelas-jelas tak biasa mereka lakukan sebelumnya, bisa jadi itu tiruan dari video atau gambar yang mereka lihat online.
Perhatikan juga penggunaan kata-kata atau bercandaan bernuansa seksual yang mereka ucapkan tanpa benar-benar memahami maknanya. Tiruan ini adalah cara anak memproses informasi yang ia terima.
Mereka mungkin menganggapnya sebagai hal yang "keren" atau "dewasa" tanpa menyadari konteks dan dampaknya. Peran kita untuk meluruskan dengan penjelasan yang sesuai usia, sekaligus mengingatkan tentang batasan norma dan etika.
Ketiga tanda ini mengingatkan kita bahwa di balik perubahan sikap anak, bisa jadi ada kebingungan dan kebutuhan untuk didengar.
Peran kita sebagai orang tua adalah hadir dengan pendekatan yang hangat dan terbuka, menguatkan komunikasi, dan membimbing mereka navigasi di dunia digital dengan aman.
Apa ciri-ciri anak atau remaja yang kecanduan pornografi? | Sering tampak gugup apabila ada yang mengajaknya komunikasi, menghindari kontak mata, tidak punya gairah aktivitas, prestasi menurun, enggan belajar dan enggan bergaul, sulit konsentrasi, dan senang menyendiri. |
Bagaimana jika anak kecanduan pornografi? | Meningkatkan eksplorasi seks remaja terlalu dini, mudah berbohong, ada risiko depresi, Pendidikan bisa terganggu, dan ada risiko melakukan pelecehan seksual. |
Bagaimana bentuk peran aktif orangtua agar remaja bisa terhindar dari bahaya pornografi? | Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak, mengenali teman dan lingkungan sekitarnya, melatih anak agar mampu berkata TIDAK terhadap ajakan pornografi, mendampingi anak ketika mengakses internet, dan ajak anak untuk rajin olahraga untuk penyaluran energi yang positif. |