Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Mendidik Anak Laki-Laki agar Memahami Seksualitas Sehat sejak Dini

ayah dan anak laki-laki
Freepik
Intinya sih...
  • Mencium ubun-ubun anak sambil mendoakannya sebagai bentuk kasih sayang yang kuat secara emosional dan neurologis.
  • Tanamkan pada anak laki-laki bahwa fitrahnya adalah sebagai pemimpin dan pelindung, untuk memperkuat identitas diri dan menanamkan rasa tanggung jawab.
  • Jangan memberi ‘panggung’ kepada anak jika menunjukkan tanda-tanda menyimpang, berikan perhatian, kasih sayang, dan bimbing dengan lembut.

Banyak orangtua tidak menyadari salah satu penyebab penyimpangan terjadi adalah karena pola pendidikan yang salah, menormalisasi hal yang tidak seharusnya dari kecil, sehingga anak memiliki kecenderungan salah dan melenceng dari fitrahnya. 

Hal lain adalah karena lalainya orang tua mengawasi anak, entah dari gadget atau dikelilingi lingkungan menyimpang yang dianggap biasa oleh anak. Itu sebabnya, Mama dan Papa sebagai orangtua perlu membimbing anak laki-laki sesuai dengan fitrahnya. 

Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.comsiap membahas informasi seputar cara mendidik anak laki-laki memahami seksualitas sehat sejak dini.

1. Mencium ubun-ubun anak sambil mendoakannya

ayah dan anak laki-laki
Freepik

Mencium ubun-ubun anak sambil mendoakannya adalah salah satu bentuk kasih sayang yang kuat secara emosional maupun neurologis. 

Area kepala, khususnya ubun-ubun, dikenal sensitif secara saraf dan ketika disentuh dengan penuh kasih sayang, dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin.

Hormon tersebut berperan besar dalam membangun ikatan emosional dan rasa aman. Aktivitas sederhana ini dapat mempererat hubungan antara papa dan anak, serta memberikan rasa nyaman yang mengurangi kecemasan atau kebutuhan anak untuk mencari perhatian di luar lingkungan keluarga.

Saat mencium ubun-ubun, orangtua juga dapat menyisipkan doa dalam hati, memohon kepada Allah SWT agar anak senantiasa dilindungi di mana pun berada. 

Selain itu, doa tersebut juga dapat menjadi bentuk harapan orangtua agar fitrah anak sebagai laki-laki yang bertanggung jawab tetap terjaga dan semakin kuat. Berdoa agar anak tumbuh menjadi pribadi yang hanya takut kepada Allah dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dalam hidupnya.

2. Tanamkan pada anak laki-laki bahwa fitrahnya adalah sebagai pemimpin dan pelindung

Pexels/Ivan Samkov
Pexels/Ivan Samkov

Orangtua dianjurkan untuk rutin menyuarakan kepada anak laki-lakinya bahwa secara fitrah, laki-laki memiliki peran sebagai pemimpin, pelindung, dan pengayom bagi perempuan. 

Anak perlu dibimbing untuk memahami bahwa kelak tanggung jawabnya mencakup menjaga dan melindungi orang-orang terdekat dalam hidupnya, terutama mamanya, saudari perempuannya, dan istrinya di masa depan. 

Pemahaman ini tidak hanya memperkuat identitas diri anak sebagai laki-laki, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab dan empati terhadap orang lain sejak dini.

3. Jangan memberi ‘panggung’ kepada anak jika menunjukkan tanda-tanda menyimpang

Pexels/cottonbro studio
Pexels/cottonbro studio

Ketika melihat anak menunjukkan tanda-tanda perilaku yang dianggap menyimpang, orangtua sebaiknya tidak memberi panggung atau menormalisasi perilaku tersebut karena dapat memperkuat persepsi yang salah. 

Sebaliknya, pendekatan yang lebih tepat adalah dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih besar, membimbing dengan lembut, serta mengajarkan nilai-nilai yang diyakini sebagai kebenaran agar anak dapat kembali memahami dan menjalani fitrahnya. 

4. Tingkatkan bonding antara papa dan anak

pexels/MART PRODUCTION
pexels/MART PRODUCTION

Papa dianjurkan untuk aktif mengajak anak laki-laki dalam kegiatan sosial atau aktivitas bersama sebagai bentuk keterlibatan emosional dan pembelajaran langsung. 

Dalam proses ini, penting bagi Papa untuk memberikan contoh nyata bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik kepada orang lain, misalnya dengan bersikap sopan, ramah, dan percaya diri. 

Jika anak mulai meniru dan mencoba melakukan hal yang sama, Papa perlu memberikan apresiasi secara langsung, seperti mengatakan bahwa dirinya bangga karena sang anak sudah menunjukkan keberanian dan semangat untuk berusaha.

Penguatan positif semacam ini akan menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri anak. Selain itu, melibatkan anak dalam kegiatan ibadah bersama juga sangat penting, khususnya jika Papa mampu menjadi teladan dalam hal spiritual. 

Papa sebagai figur utama dalam keluarga bisa mulai dengan mengajak anak salat berjamaah di masjid, mengaji bersama, atau kegiatan ibadah lainnya yang dilakukan secara rutin. 

Aktivitas tersebut bukan hanya menguatkan kedekatan emosional, tetapi juga menanamkan nilai-nilai religius dan tanggung jawab sejak dini. 

Peran Papa sebagai panutan dalam urusan ibadah dapat memberikan dampak besar dalam membentuk karakter dan spiritualitas anak.

5. Melibatkan anak dalam kegiatan kecil sehari-hari

pexels/Gustavo Fring
pexels/Gustavo Fring

Melibatkan anak dalam aktivitas sehari-hari yang sederhana, seperti mencuci kendaraan dan mencabut rumput, merupakan bentuk pendekatan positif yang berdampak besar pada perkembangan emosional serta karakter anak. 

Saat anak diajak terlibat, mereka akan merasa bahwa dirinya dianggap mampu, dipercaya, dan dihargai oleh orangtua. Pengalaman ini tidak hanya mempererat hubungan antara anak dan orangtua, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab sejak usia dini. 

Anak belajar bahwa kontribusinya penting dan ia memiliki peran dalam lingkungannya. Ketika papa memberi contoh dengan ikut membantu pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci piring, anak akan belajar bahwa membantu di rumah bukan semata tugas perempuan. 

Ini menanamkan nilai bahwa laki-laki juga bertanggung jawab terhadap keseharian keluarga serta mampu menunjukkan empati serta kasih sayang dalam tindakan. 

6. Ajarkan perbedaan laki-laki dan perempuan secara fisik maupun fitrah

freepik/Lifestylememory
freepik/Lifestylememory

Orangtua perlu mengenalkan kepada anak mengenai perbedaan antara laki-laki dan perempuan, baik dari segi fisik maupun dari aspek fitrah. 

Pemahaman ini penting diberikan secara bertahap dan sesuai usia agar anak dapat memahami identitas dirinya secara sehat dan jelas sejak dini. 

Penjelasan yang diberikan sebaiknya bersifat edukatif supaya anak tidak merasa bingung atau salah kaprah dalam melihat perbedaan tersebut di kehidupan sehari-hari.

Penting juga untuk mengajarkan anak kewaspadaan terhadap perlakuan yang tidak pantas. Anak perlu diberi pemahaman tentang bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh orang lain, serta diberi instruksi yang jelas tentang apa yang harus dilakukan jika mengalami situasi seperti itu. 

Misalnya, anak diajarkan untuk segera menolak, memukul jika perlu, berteriak, berlari menjauh, dan segera memberitahu orang dewasa yang dipercaya di sekitarnya. Pembekalan ini bertujuan untuk melindungi anak dari potensi kekerasan atau pelecehan. 

7. Ajarkan anak olahraga yang dapat membentuk karakter laki-laki tangguh

Pexels/RDNE Stock project
Pexels/RDNE Stock project

Apabila memungkinkan, ajak dan bimbing anak untuk mempelajari keterampilan fisik seperti bela diri, berkuda, berenang, dan memanah. 

Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya menyehatkan secara jasmani, tetapi juga dapat membentuk mental dan karakter anak menjadi lebih kuat, berani, dan disiplin. 

Kegiatan tersebut melatih ketangguhan, kepercayaan diri, serta kemampuan anak dalam menghadapi tantangan yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang seorang laki-laki.

Jenis aktivitas ini juga sejalan dengan teladan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Mereka menganjurkan umatnya untuk mengajarkan keterampilan seperti berenang, memanah, dan berkuda kepada anak-anak. 

Tidak hanya bernilai fisik, kegiatan-kegiatan tersebut juga memiliki nilai spiritual dan pendidikan karakter yang tinggi, sehingga mampu membentuk pribadi yang siap memimpin, melindungi, dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, itu dia cara mendidik anak laki-laki memahami seksualitas sehat sejak dini. Semoga informasinya membantu ya, Ma. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us