Ini Lho, 10 Cara Jitu untuk Membentuk Jiwa Kepemimpinan pada Anak

Mama mana yang tak ingin anaknya jadi pemimpin suatu saat kelak? Ini cara menyiapkannya, Ma

8 April 2019

Ini, 10 Cara Jitu Membentuk Jiwa Kepemimpinan Anak
Pixabay/mohamed_hassan

Semua orangtua tentu ingin anaknya menjadi pemimpin saat dewasa nanti. Mama tentunya juga ingin si Anak memiliki keberanian serta kemampuan untuk menginspirasi orang lain.

Membangkitkan jiwa kepemimpinan dalam diri anak bisa Mama lakukan setiap hari. Caranya, fokuskan diri Mama pada 10 hal berikut ini. 

1. Beri contoh cara menangani masalah

1. Beri contoh cara menangani masalah
Pixabay/1041483

Anak-anak belajar mengenai kecerdasan emosional dari orangtua mereka, yaitu bagaimana orangtua mengatur sikap mereka sendiri, menangani masalah sosial yang ada di sekeliling, dan membuat keputusan yang memunculkan hasil positif.

Perlihatkan kepada anak, bagaimana Mama menangani hal-hal yang terjadi di sekitar. Misalnya mengikuti aturan yang ada, ramah kepada orang lain, melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, anak akan belajar kepemimpinan efektif, yang Mama lakukan sehari-hari.

2. Dukunglah kegiatan kelompoknya

2. Dukunglah kegiatan kelompoknya
Pixabay/federicoghedini

Mama perlu berhati-hati, jangan sampai terobsesi pada prestasi yang harus dicapai si Anak. Ternyata, hanya mementingkan prestasi justru akan memunculkan masalah. Nantinya, anak hanya akan terfokus pada hasil akhir, tanpa mengerti mengapa mereka melakukannya.

Padahal, pencapaian yang baik dihasilkan dari kerja sama tim. Dukunglah ia untuk aktif terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti paduan suara, band sekolah, tim basket, atau kegiatan lain yang mementingkan kerja sama tim. Akan ada banyak nilai yang akan ia pelajari dalam kegiatan kelompok semacam ini.

3. Biarkan anak menghadapi risiko dan kegagalan

3. Biarkan anak menghadapi risiko kegagalan
Pixabay/geralt

Jika Mama bersikap terlalu melindungi atau bahkan menyalahkan orang lain saat si Anak gagal, maka anak tak akan pernah bisa menghadap risiko dan menerima konsekuensinya. Karena nantinya, seorang pemimpin tidak akan bisa mengambil risiko sebelum ia tahu manis pahitnya kegagalan yang menyertainya.

Biarkanlah si Anak merasakan kekalahan dalam pertandingan bola, tidak terpilih menjadi ketua OSIS, atau bahkan berada di urutan terakhir dalam perlombaan makan kerupuk, misalnya. Hal semaacam ini akan mengajarinya sportivitas. Hadirlah saat anak membutuhkan Mama untuk melewati kegagalannya.

4. Biarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri

4. Biarkan anak menyelesaikan masalah sendiri
Pixabay/qimono

Mama perlu berhati-hati. Walaupun Mama memiliki niat baik saat membantunya menyelesaikan masalah, namun jika ini terus menerus dilakukan, nantinya si Anak tidak akan memiliki kemampuan kritis untuk berdiri di atas kakinya sendiri.

Mama perlu membiarkan anak untuk tampil bertanggung jawab, menyelesaikan masalahnya sendiri. Jika masalah yang anak hadapi terlalu sulit, Mama bisa membantunya memilah jalan keluar, dan selanjutnya, biarkan ia menentukan jalan mana yang ingin ia ambil.

Editors' Pick

5. Latihlah keterampilan bernegosiasinya

5. Latihlah keterampilan bernegosiasinya
Pixabay/DarkWorkX

Setiap pemimpin yang baik, tahu cara berkompromi. Ketimbang hanya memberikan jawaban "ya" atau "tidak" saat ia meminta sesuatu, berilah pilihan padanya dan biarkan si Anak bernegosiasi dengan Mama.

Latih ia berpikir "win-win" dan mengungkapkannya pada Mama, agar ia terbiasa bernegosiasi mendapatkan apa yang ia inginkan, sekaligus menunculkan solusi.

6. Latihlah keterampilan komunikasinya

6. Latihlah keterampilan komunikasinya
Pixabay/PhotoMIX-Company

Keterampilan komunikasi adalah salah satu syarat yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang ulung. Bukan tidak mungkin loh, Mama melatih si Anak sedari dini agar kelak ia memiliki keterampilan komunikasi yang hebat.

Salah satu caranya adalah di restoran. Saat memesan, biarkan si Anak yang berbicara kepada pramusaji mengenai makanan apa saja yang diinginkan oleh seluruh anggota keluarga. Atau ajaklah anak ke pasar tradisional dan biarkan ia yang berkomunikasi dengan para penjual saat berbelanja. Hal ini juga akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak.

7. Dukunglah jika ia ingin membuka usaha

7. Dukunglah jika ia ingin membuka usaha
Pixabay/marybettiniblank

Jika tiba-tiba si Anak memberitahu Mama bahwa ia ingin berjualan bersama teman-temannya, entah membuka stand minuman atau berjualan kalung, gelang, atau seni kriya lainya yang mereka buat sendiri misalnya, dukunglah niatnya.

Nantinya, saat ia beranjak remaja, mungkin saja ia mendapatkan kesempatan bekerja paruh waktu, seperti menjadi panitia di kegiatan pagelaran seni atau olahraga, dan mendapatkan uang sakunya sendiri. Pekerjaan yang mungkin nampak sepele di awal, bisa menjadi hal yang penting untuk membangun keterampilan kepemimpinan dalam diri anak.

8. Libatkan si Anak dalam perencanaan

8. Libatkan si Anak dalam perencanaan
Pixabay/pixel2013

Sebentar lagi libur akan tiba? Jangan biarkan si Anak terima beres dalam menjalankan liburan, Ma. Baik mengunjungi museum-museum yang ada di dalam kota, atau berlibur ke luar daerah selama berhari-hari, ajak si Anak merencanakan liburan tersebut.

Libatkan ia dalam menentukan pilihan dan beri ia tanggungjawab seperti menyiapkan makanan kecil dan minuman yang akan dibawa nanti, misalnya. Dengan demikian anak akan belajar merencanakan sesuatu dan menjalankannya.

9. Dorong si Anak agar suka membaca

9. Dorong si Anak agar suka membaca
Pixabay/semslibrarylady

Si Anak suka berkutat dengan buku cerita kesukaannya? Jika ya, Mama beruntung, tapi jika tidak, cobalah tawarkan buku-buku yang sekiranya menarik perhatian si Anak, agar ia senang membaca.

Tahukah Mama, menurut penelitian yang dilakukan oleh Alice Sullivan dan Matt Brown dari UCL Institute of Education, London, membaca akan membuat anak memiliki perkembangan intelektual yang lebih besar dalam berbagai macam subjek. Anak akan mengetahui lebih banyak tentang dunia, bahkan jika membaca hanya ia lakukan sesekali dan sesuka hati. Dengan demikian ia juga akan memiliki wawasan luas, yang akan berguna dalam memimpin nanti.

10. Berikan waktu luang untuk bermain

10. Berikan waktu luang bermain
Pixabay/Bru-nO

Alih-alih menatap layar televisi bersama keluarga di akhir pekan, yuk ajak si Anak bermain permainan keluarga, Ma. Board game seperti halma, Monopoli, dan board game unik lainnya karya anak bangsa yang beredar di pasaran, seperti keluaran Hompimpa Games yang mengenalkan anak pada Suku Anak Dalam di Jambi, bisa jadi permainan yang amat mernarik. Permainan kartu yang bisa dimainkan bersama keluarga bertemakan batik atau pembuatan jamu di zaman Majapahit, juga seru untuk dimainkan.

Selain menyenangkan, mendapatkan ilmu pengetahuan, serta mendekatkan seluruh keluarga, board game dan permainan kartu semacam ini akan mengajarkan anak untuk mengasah otak, berpikir mengatur strategi, bermain sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, dan belajar untuk menjadi sportif, yang tentunya berguna saat ia memimpin di kemudian hari.

Ini, 10 Cara Jitu Membentuk Jiwa Kepemimpinan Anak
Pixabay/Foundry_life

Uniknya, hal-hal di atas ini tidak hanya akan membuat si Anak menjadi pemimpin masa depan loh Ma, namun juga membantu anak untuk menjadi lebih berani dan percaya diri di sekolah, serta memiliki kemampuan untuk membangun relasi dengan sekitarnya.

Baca Juga:

The Latest