Mengajarkan Anak Menghargai Perbedaan dengan Kegiatan Lintas Agama

Anak perlu merasa terbiasa dengan adanya perbedaan untuk meningkatkan rasa toleransi sesama

7 April 2024

Mengajarkan Anak Menghargai Perbedaan Kegiatan Lintas Agama
Dok. HighScope

Sejumlah kasus intoleransi antar umat beragama beberapa kali terjadi di dalam negeri. Salah satu penyebab adanya kasus-kasus yang bisa dianggap menodai kerukunan antar umat beragama dan mencederai demokrasi, adalah semakin hilangnya nilai saling menghormati dan menghargai perbedaan agama yang ada di masyarakat.

Penanaman nilai-nilai toleransi dan menghargai perbedaan adalah hal yang penting ditanamkan kepada anak-anak sejak masa sekolah

Menyikapi kondisi yang ada di masyarakat, Sekolah HighScope Indonesia berkomitmen untuk menanamkan dan menerapkan nilai-nilai toleransi serta menghargai perbedaan kepada seluruh siswa-siswinya dari sejak dini.

Berikut Popmama.com telah merangkum selengkapnya, bagaimana cara mengajarkan anak cinta perdamaian dan memiliki toleransi antar agama yang baik.

Banyak Masalah Bisa Disebabkan karen Belum Terbiasa dengan Perbedaan

Banyak Masalah Bisa Disebabkan karen Belum Terbiasa Perbedaan
Dok. HighScope

Banyak masalah yang terjadi di zaman ini biasanya berasal dari "tidak bisa terwujudnya rasa menghargai terhadap sesama, terhadap suatu hal, terhadap semua perbedaan." 

Banyak masalah dapat timbul karena kurangnya pemahaman akan perbedaan yang berakibat pada perkelahian, perpecahan, dan kurangnya toleransi.

Kegiatan Positif untuk Meningkatkan Kemampuan Bertoleransi pada Anak

Kegiatan Positif Meningkatkan Kemampuan Bertoleransi Anak
Dok. HighScope

Dalam rangka memberikan pemahaman akan konsep menghargai perbedaan dan toleransi kepada seluruh siswa-siswinya, Sekolah HighScope Indonesia menyelenggarakan sebuah kegiatan lintas agama yang bertajuk PTR (Peace, Tolerance, Respect). 

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan sekolah, yang bertujuan membangun sikap menghormati sesama manusia dan makhluk hidup untuk menciptakan kehidupan yang damai dan berkelanjutan. 

Adapun tema PTR yang diangkat pada tahun ini adalah “Membangun Sikap Menghormati Sesama Manusia dan Makhluk Hidup untuk Menciptakan Kehidupan yang Damai dan Berkelanjutan.” 

Tema ini dipilih dengan tujuan agar siswa terinspirasi bertindak dengan saling menghormati dalam kehidupannya sehari-hari untuk mempromosikan kedamaian yang berkelanjutan panjang, dan membawa kebaikan bagi seluruh umat beragama dalam masyarakat.

Kegiatan ini juga merupakan satu cara untuk mempromosikan kehidupan madani dengan mengedepankan sikap dan toleransi antar berbagai pemeluk agama serta menghormati berbagai cara yang dilakukan oleh setiap pemeluk agama untuk berkontribusi bagi kemanusiaan. 

Melibatkan Seluruh Agama yang Diakui di Indonesia

Melibatkan Seluruh Agama Diakui Indonesia
Freepik/prostooleh

Kegiatan PTR diselenggarakan setiap tahunnya di bulan Ramadan, yaitu sejak tahun 2004. 

Meskipun kegiatan ini diselenggarakan pada saat bulan Ramadan, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh siswa peserta yang hanya beragama Islam saja, tetapi juga siswa yang beragama lain yaitu: Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha. 

Dalam kegiatan ini, aktivitas siswa secara umum terbagi menjadi dua, yaitu aktivitas yang sesuai dengan latar belakang agama masing-masing siswa dan aktivitas gabungan seluruh siswa tanpa melihat latar belakang agama.

Setelah sesi pembukaan selesai, barulah para siswa mengikuti sesi-sesi yang sesuai dengan agama mereka masing-masing. Sebagai gambaran, pada saat siswa beragama Islam menjalankan kewajibannya melakukan sholat Isya dan Tarawih berjamaah, maka siswa yang beragama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Budha melakukan pendalaman iman masing-masing di ruang-ruang yang berbeda, dengan mengundang pembicara tamu dari pemuka agama masing-masing. 

Mereka berdiskusi tentang bagaimana keimanan mereka tercermin dalam semua tindakan mereka yang membawa semangat toleransi dan solidaritas dengan sesama, terlebih lagi di era digital saat ini.

Rangkaian kegiatan PTR ini berlangsung di seluruh Sekolah HighScope Indonesia (Alfa Indah, Bali, Bintaro, Bengkulu, Kelapa Gading, Medan, Palembang, Rancamaya, dan TB. Simatupang) dimulai dari program Sekolah Dasar di kelas 4 (empat) sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas. 

Sekolah mewajibkan seluruh siswanya untuk mengikuti kegiatan ini selama 2 (dua) hari, 1 (satu) malam di sekolah.

Kegiatan PTR dibuka dengan sesi Opening, Hopes & Dreams, dan Ice Breaking yang diikuti oleh seluruh siswa. 

Kemudian dilanjutkan dengan sesi talkshow dengan Siti Kholisah (PLH Managing Director - Wahid Foundation), Nurul Sayyidah Hapidoh (Aktivis Perdamaian - Rumah Perdamaian - ICRP), dan Suraji (Sekretaris Nasional Jaringan GUSDURian). 

Pembicara tamu lainnya meliputi Pemimpin Cabang Dompet Dhuafa Sumatera Selatan, Bapak Rizki Asmuni (Sekolah HighScope Indonesia Palembang), Jossy Soenarjo, Head of Service Quality Monitoring & Improvement HighScope Indonesia Institute

Di Sekolah HighScope Indonesia Kelapa Gading, para siswa membagikan takjil kepada pengendara motor dan mobil di sekitar area sekolah. 

Baca juga:

The Latest