Penting Diketahui, Kenali Apa Itu Gut Brain Axis pada Anak

Hubungan antara usus dalam saluran cerna dan fungsi otak

1 November 2021

Penting Diketahui, Kenali Apa Itu Gut Brain Axis Anak
Pixabay/JillWellington

Beberapa orangtua mungkin belum mengetahui bahwa sistem pencernaan anak sangatlah penting. Apalagi, saluran cerna ternyata berkaitan dengan fungsi otak, lho. 

Hal ini disebut dengan istilah gut brain axis. Gut brain axis adalah hubungan antara sistem pencernaan tepatnya usus dengan bagian otak anak. Jadi, keduanya saling memengaruhi, Ma. 

Sebaiknya, gut brain axis ini dipahami oleh Mama dan Papa karena berhubungan dengan kesehatan pencernaan si buah hati. Dengan saluran cerna yang sehat, anak pun akan mendapatkan nutrisi optimal sehingga mendukung proses tumbuh kembangnya. 

Lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan mengenai apa itu gut brain axis. Dirangkum dari berbagai sumber. 

1. Apa itu gut brain axis?

1. Apa itu gut brain axis
Pixabay/go_see

Gut brain axis adalah kondisi bahwa terhubungnya usus dengan bagian otak seseorang. Keduanya memiliki kaitan yang terhubung secara fisik dan biokimia dalam beberapa cara berbeda. Bagaimana menandainya?

Adanya hubungan antara usus dengan bagian otak ditandai dengan rasa gugup dan cemas yang dirasakan anak ketika ia mengalami mual atau mulas. Sebaliknya, saat dalam keadaan gugup atau cemas, anak mungkin akan merasa saluran cernanya bermasalah yang ditandai dengan sakit perut. 

Editors' Pick

2. Usus dan otak terhubung secara fisik juga kimia

2. Usus otak terhubung secara fisik juga kimia
Pixabay/5712495

Secara fisik, usus dan otak terhubung dalam sistem saraf. Baik usus maupun otak, keduanya memiliki neuron, sebuah sel yang ditemukan dalam otak dan sistem saraf pusat. Usus dan otak ini terhubung dalam sebuah saraf besar bernama saraf vagus. 

Sementara secara kimia, usus dan otak terhubung oleh bahan kimia yang disebut dengan neurotransmiter. Neurotransmiter yang diproduksi dalam otak berfungsi untuk mengendalikan perasaan dan emosi.

Misalnya, neurotransmitter serotonin yang berkontribusi pada perasaan bahagia dan juga membantu mengontrol jam tubuh. Tidak hanya diproduksi oleh otak, banyak neurotransmiter yang juga diproduksi oleh sel usus dan triliunan mikroba yang hidup di sana. Bahkan, hampir sebagian besar serotonin diproduksi di dalam usus. 

Mikroba pada usus juga menghasilkan neurotransmitter yang disebut sebagai asam gamma-aminobutyric (GABA). Neurotransmitter di dalam usus ini dapat membantu mengendalikan perasaan takut dan cemas. 

Adanya hubungan dua arah antara usus dan otak secara fisik maupun kimia, membuat keduanya saling berkaitan. Jadi, terciptalah istilah gut brain axis yang memengaruhi satu sama lainnya.  

3. Mikroba pada usus memengaruhi kimia lain dalam otak

3. Mikroba usus memengaruhi kimia lain dalam otak
Pixabay/khamkhor

Adanya hubungan antara usus dan otak ditandai dengan triliunan mikroba di dalam usus yang dapat membuat bahan kimia lain sehingga memengaruhi cara kerja otak. Mikroba usus ini menghasilkan banyak asam lemak rantai pendek (SCFA), seperti butirat, propionat, dan asetat.

Asam lemak rantai pendek (SCFA) dibuat dengan cara mencerna serat. SCFA ini dapat memengaruhi fungsi otak dengan berbagai cara atau perilaku. Misalnya, dengan mengirim sinyal dalam tubuh untuk mengurangi nafsu makan. 

Mikroba usus juga bertugas memetabolisme asam empedu dan asam amino untuk menghasilkan bahan kimia lain yang dapat memengaruhi otak. 

4. Usus dan otak juga terhubung dalam sistem imun

4. Usus otak juga terhubung dalam sistem imun
Pixabay/DivvyPixel

Tidak hanya secara fisik atau kimia, usus dan otak juga terhubung dalam sistem imun atau kekebalan tubuh. Hal ini ditandai dengan usus dan mikroba di dalamnya yang juga mengontrol peradangan, serta membuat banyak senyawa berbeda yang dapat memengaruhi kesehatan otak.

Misalnya, jika sistem kekebalan diaktifkan terlalu lama, dapat menyebabkan peradangan, yang terkait dengan sejumlah gangguan otak, seperti depresi dan penyakit alzheimer. 

Selain itu, bakteri tertentu dalam usus juga dapat menghasilkan racun inflamasi yang disebut lipopolysaccharide (LPS). Racun ini dapat menyebabkan peradangan jika terlalu banyak air mengalir dari usus ke dalam darah.

Apalagi, jika pelindung usus bocor sehingga memungkinkan bakteri dan LPS pun masuk ke dalam darah. Terjadinya peradangan dan LPS yang tinggi dalam darah ini bisa berkaitan dengan sejumlah gangguan otak. Mulai dari depresi berat, demensia, hingga skizofrenia.

5. Makanan pendukung fungsi gut brain axis

5. Makanan pendukung fungsi gut brain axis
Pixabay/LuidmilaKot

Setelah mengetahui adanya hubungan antara usus dan otak yang terjadi dalam tubuh. Kini, Mama pun perlu memerhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak. Hal ini penting, guna mendukung kesehatan saluran cerna dan fungsi otak dalam proses tumbuh kembangnya. 

Beberapa makanan yang mungkin dapat mendukung fungsi gut brain axis, yaitu:

  • asam lemak omega 3, dapat meningkatkan bakteri baik di usus dan mengurangi risiko gangguan otak,
  • makanan fermentasi, seperti yogurt, kefir, dan keju mengandung mikroba sehat seperti bakteri asam laktat dan telah terbukti mengubah aktivitas otak,
  • makanan berserat tinggi, seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan dan sayuran, semuanya mengandung serat prebiotik yang baik untuk bakteri usus dan dapat mengurangi hormon stres,
  • makanan kaya polifenol, seperti kakao, teh hijau, minyak zaitun, dan kopi, polifenol meningkatkan bakteri usus yang sehat dan dapat meningkatkan kognisi, dan
  • makanan kaya triptofan, seperti telur, keju, dan kalkun, triptofan merupakan asam amino yang diubah menjadi neurotransmitter serotonin. 

Itulah beberapa hal penting mengenai penjelasan gut brain axis yang perlu diketahui oleh para orangtua. Yuk, perhatikan kesehatan saluran cerna si Kecil dengan menerapkan pola hidup sehat karena dapat memengaruhi fungsi otak. 

Baca juga:

The Latest