Sebagai orangtua, Mama tentu ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang peka, peduli, dan mampu memahami perasaan orang lain.
Sayangnya di tengah dunia yang serba cepat dan penuh distraksi, anak-anak bisa saja tumbuh tanpa cukup latihan empati dan akhirnya menjadi “tone deaf” secara emosional.
Istilah tone deaf sebenarnya berasal dari dunia musik, menggambarkan seseorang yang tidak bisa membedakan nada.
Namun, dalam konteks sosial, tone deaf merujuk pada seseorang yang tidak peka terhadap situasi atau perasaan orang lain.
Misalnya, anak yang menertawakan temannya yang sedang sedih, atau tidak menyadari bahwa gurunya sedang lelah. Bukan karena mereka jahat, tapi karena belum terlatih untuk membaca dan merespons emosi dengan tepat.
Empati bukanlah bakat bawaan semata, ia adalah keterampilan yang bisa dilatih sejak dini.
Oleh karena itu, Popmama.com telah menulis rangkuman bagaimana cara Mama mendidik anak untuk empati sejak dini, yuk disimak!
