Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Mengajarkan Anak untuk Berempati dengan Metode Montessori

kids packing together
Freepik

Setiap orang tua tentu ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang peduli, peka terhadap orang lain, dan mampu menjalin hubungan yang sehat.

Namun, kemampuan untuk memahami perasaan orang lain atau berempati bukanlah sesuatu yang otomatis dimiliki anak sejak lahir.

Empati adalah keterampilan yang perlu dilatih sejak dini, karena berkaitan erat dengan kecerdasan emosional dan sosial anak.

Montessori, salah satu metode pendidikan yang menekankan rasa hormat dan kemandirian anak, memiliki pendekatan khusus untuk menumbuhkan empati.

Dengan lingkungan belajar yang mendukung dan kegiatan yang dirancang secara cermat, anak diajak untuk merasakan, memahami, dan menghargai perasaan orang lain.

Berikut Popmama.com bagikan informasi mengenai cara mengajarkan anak untuk berempati dengan metode montessori. Disimak ya, Ma!

1. Orangtua menjadi contoh dan teladan berempati untuk anak

mother embracing her daughter
Freepik

Anak-anak belajar lebih banyak dari contoh nyata daripada sekadar nasehat lho, Ma. Saat Mama menunjukkan perhatian dan pengertian terhadap perasaan orang lain, anak akan meniru sikap itu secara alami.

Misalnya, ketika seorang teman atau anggota keluarga sedang sedih, Mama bisa berkata, “Mama mengerti kamu sedang merasa sedih, apakah ada yang bisa Mama bantu?” atau cukup dengan mendengarkan anak dengan penuh perhatian.

Menggunakan bahasa yang berempati sehari-hari membantu anak memahami bahwa perasaan orang lain penting, sehingga anak akan belajar menjadi pribadi yang peduli dan sensitif sejak kecil.

2. Menciptakan lingkungan yang saling menghormati

Mother and son
Freepik

Anak-anak lebih mudah belajar empati ketika mereka merasa perasaan mereka sendiri dihargai. Ciptakan suasana di rumah atau kelas yang aman untuk mengekspresikan emosi, baik senang, sedih, marah, maupun kecewa.

Mama bisa mendorong anak untuk berbagi cerita tentang hari mereka, bagaimana perasaan mereka, atau situasi yang membuat mereka bahagia atau sedih.

Dengan membiasakan anak mendengarkan dan menghargai perasaan orang lain dalam aktivitas sehari-hari, mereka belajar memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan rasa peduli yang tulus.

3. Melatih empati anak melalui aktivitas sehari-hari

Little boys outdoors hugging
Freepik

Kegiatan sederhana sehari-hari bisa menjadi sarana efektif untuk melatih empati anak. Misalnya, mengajak mereka membantu teman yang sedang kesulitan, memberi makan hewan peliharaan, atau merawat tanaman di rumah.

Melalui aktivitas ini, anak bisa belajar bahwa setiap tindakan kecil dapat membawa manfaat bagi makhluk hidup lain.

Selain menumbuhkan rasa tanggung jawab, pengalaman tersebut juga menanamkan pemahaman bahwa peduli terhadap orang lain dan lingkungan sekitar adalah bagian penting dari kehidupan.

4. Membangun empati anak dengan bermain peran

mother with daughter playing with water
Freepik/prostooleh

Cerita dan permainan imajinatif adalah cara menyenangkan untuk mengajarkan empati. Mama bisa membacakan dongeng atau buku anak yang menggambarkan berbagai perasaan, lalu mengajak anak untuk membicarakan bagaimana tokoh dalam cerita itu merasakannya.

Bermain peran juga membantu anak mencoba berada di posisi orang lain, misalnya berpura-pura menjadi teman yang sedang sedih atau gembira.

Melalui kegiatan ini, anak bisa belajar memahami sudut pandang berbeda sekaligus melatih kemampuan merespons emosi dengan tepat.

5. Mengajarkan anak sopan santun dan kepedulian

Loving mother with her daughter
Freepik/prostooleh

Sopan santun sehari-hari seperti menyapa, berterima kasih, atau mendengarkan orang lain bisa menjadi langkah awal menumbuhkan empati.

Dari situ, Mama bisa lho mengajak anak memahami perasaan orang lain lewat pertanyaan sederhana, “Menurutmu, bagaimana perasaan temanmu?” atau contoh yang lebuh dekat dengan mereka, “Lihat, Sam menangis karena mainannya diambil.”

Dengan membiasakan juga kalimat penuh perhatian seperti, “Bagaimana perasaanmu?” atau “Boleh aku membantu?”, anak belajar bahwa kepedulian bukan hanya ucapan manis, melainkan sikap tulus yang ditunjukkan pada orang sekitarnya.

6. Mengenalkan anak literasi emosi sejak dini

Mom and daughter reading a book
Freepik/pvproductions

Supaya anak bisa benar-benar memahami perasaan orang lain, mereka perlu lebih dulu mengenali perasaan diri sendiri, Ma.

Literasi emosi membantu anak memberi nama pada apa yang mereka rasakan, sehingga lebih mudah mengekspresikan dan menghubungkannya dengan pengalaman orang lain.

Mama bisa menggunakan buku cerita, gambar ekspresi wajah, atau kartu emosi untuk melatih anak. Saat mereka bisa mengatakan, “Aku sedih” atau “Aku lagi bahagia,” maka akan lebih mudah juga bagi mereka untuk menyadari, “Temanku juga merasa sedih.”

Dengan begitu, anak belajar bahwa empati adalah tentang keterhubungan emosi, bukan sekadar ucapan.

7. Ajak anak untuk mengikuti kegiatan yang menumbuhkan empati

Kid hands playing with smiling faces
Freepik

Kegiatan yang dilakukan sehari-hari seringkali lebih mudah dipahami oleh anak daripada sekadar nasihat lho, Ma.

Mama bisa mengajak anak untuk melakukan aktivitas sederhana seperti berjalan sambil membayangkan perasaan orang lain, memainkan kartu emosi untuk mengenali perasaan, atau mengajak anak untuk mengikuti kegiatan bakti sosial.

Melalui pengalaman ini, anak akan belajar bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan perasaan yang berbeda, dan semua itu layak dihargai. Semakin sering anak terlibat dalam aktivitas berempati, semakin kuat pula rasa peduli yang tumbuh dalam diri anak.

Itulah informasi mengenai cara mengajarkan anak untuk berempati dengan metode montessori. Semoga bermanfaat!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid