Memberikan tantangan yang sesuai usia adalah kunci sukses membangun resiliensi. Jadi, nggak serta merta kita sebagai orangtua bisa menyamaratakan kemampuan anak, Ma.
Mendidik dan membesarkan anak perlu disesuaikan juga dengan tahap perkembangan sesuai kemampuan masing-masing anak.
Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Mama coba untuk membangun mental tahan banting anak sesuai dengan usia anak, yaitu:
Usia 2-4 tahun: Tantangan sederhana seperti membereskan mainan atau memakai sepatu sendiri bisa dicoba untuk melatih kebiasaan anak. Yang terpenting adalah proses mencoba, bukan hasil sempurna. Jangan lupa untuk memberikan pujian atas usahanya agar anak merasa dihargai.
Usia 5-12 tahun: Kenalkan tanggung jawab seperti mengerjakan PR sendiri atau mengatur jadwal bermain. Bantu anak mengidentifikasi perasaannya saat menghadapi kesulitan dan ajak ia mencari solusi bersama, bukan langsung mendikte apa yang harus mereka lakukan tanpa usaha.
Usia remaja 13 tahun ke atas: Dukung mereka untuk mengejar minat yang lebih menantang, seperti mengikuti organisasi di sekolah. Fokuskan komunikasi bersamanya dengan strategi mengatasi kegagalan dan pembelajaran yang didapat. Jadilah orangtua yang suportif, bukan yang langsung memberikan solusi.
Membangun mental tahan banting bisa kita ibaratkan sebagai sebuah maraton, bukan lari sprint.
Jadi, membangun mental kuat anak bukanlah sekadar urusan mengikutkannya dalam lomba saja, Ma, Pa, melainkan tentang memberikan fondasi rasa aman dan dukungan yang tepat di setiap langkah perkembangannya.
Dengan demikian, kita pun sedang mempersiapkan anak untuk menghadapi segala bentuk tantangan kehidupan dengan percaya diri dan hati yang resilien.