Peristiwa Sumpah Pemuda 1928: Dampak Positif dan Penjelasannya

Ikrar Sumpah Pemuda ditulis menggunakan ejaan van Ophuijsen oleh Mohammad Yamin. Namun, kini telah diterjemahkan menggunakan ejaan yang baru. Berikut isi ikrar Sumpah Pemuda dengan menggunakan ejaan baru:

Pertama, kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tahan Indonesia.

Kedua, kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga, kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Sebelum Sumpah Pemuda terjadi, pemuda-pemudi Indonesia telah mendirikan beberapa organisasi di daerah masing-masing.

Misalnya, Jong Java, Jong Sumatera Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes, dan lainnya.

Meskipun mereka sama-sama menginginkan kemerdekaan Indonesia, tetapi mereka belum pernah bergabung menjadi satu.

Ketika Kongres Pemuda I dan II terbentuk, barulah seluruh pemuda dari berbagai daerah bersatu dengan tujuan yang sama, yakni mencapai persatuan Indonesia. 

Peristiwa Sumpah Pemuda sukses membuat persatuan para pemuda pemudi di Indonesia semakin kokoh tanpa melihat suku, agama, maupun ras. Selain itu, mereka pun menginspirasi para anak-anak muda di era ini untuk saling menguatkan.

Dampak positif dari peristiwa Sumpah Pemuda juga mendukung tumbuhnya rasa nasionalisme dalam diri masyarakat Indonesia.

Salah satu upaya menunjukkan rasa nasionalisme yang bisa anak lakukan adalah dengan melaksanakan upacara di sekolah. Dalan upacara, kita akan mengibarkan bendera merah putih yang diakui sebagai bendera kebangsaan Indonesia.

Selain itu, lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman juga diakui sebagai lagu kebangsaan yang harus dinyanyikan dalam upacara.

Lagu tersebut pun juga menjadi bukti sebagai bersatunya para pemuda Indonesia yang sebelumnya memiliki perbedaan ideologi. Lagu Indonesia Raya juga mempersatukan kita semua ketika sedang berupacara.

Salah satu butir kalimat dalam isi ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan bersama oleh para pemuda, memiliki bunyi:

"Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."

Sebelumnya, bahasa yang digunakan oleh rakyat Indonesia adalah bahasa Belanda dan Melayu. Namun, melalui Sumpah Pemuda, para pemuda berhasil mengubahnya menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. 

Dengan menggunakan bahasa Indonesia, seluruh rakyat Indonesia termasuk Mama dan anak pun telah berkontribusi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 

Sebelum Sumpah Pemuda dibacakan, warga negara dibagi menjadi warga kelas satu atau dua oleh para penjajah kolonial. 

Namun, saat ini seluruh bangsa Indonesia telah sepenuhnya menjadi warga negara kelas satu di negara sendiri dan menolak penjajahan.

Peristiwa Sumpah Pemuda telah mendorong semangat perjuangan masyarakat Indonesia dalam melawan penjajahan para penjajah kolonial. 

Itu dia dampak positif dan penjelasan peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Jadi, apakah kalian sudah merasakan dampak dari peristiwa ini? 

1. Kapan dan di mana peristiwa Sumpah Pemuda terjadi?

Peristiwa ini terjadi pada 28 Oktober 1928, di Jl. Kramat Raya No. 106, Jakarta, yang kini dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda.

2. Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa ini?

Peserta berasal dari berbagai organisasi pemuda daerah, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Celebes, dan Jong Batak Bond, serta tokoh penting seperti Muhammad Yamin, Soegondo Djojopoespito, Amir Sjarifuddin, dan W.R. Supratman.

3. Bagaimana pengaruh peristiwa ini terhadap kemerdekaan Indonesia?

Peristiwa ini memperkuat semangat persatuan dan perjuangan nasional, menjadi landasan moral bagi berbagai gerakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda hingga kemerdekaan 1945.