Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat
IDN Times/Azzis Zulkhairil

Kasus keracunan massal yang menimpa 352 pelajar dari jenjang PAUD hingga SMK di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, menarik perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya meningkatkan kesehatan siswa kini mendapat sorotan karena dugaan kelalaian dalam pengolahan dan distribusi makanan.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh agar tujuan dari program ini tidak kembali tercoreng oleh masalah teknis di lapangan.

Ia pun segera melakukan langkah konkret dengan mengundang pihak terkait dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertugas di wilayah Jawa Barat.

Evaluasi ini, menurut Dedi, harus dilakukan secara serius agar kualitas program tetap terjamin sekaligus mencegah kejadian serupa terulang.

Berikut Popmama.com rangkum informasi seputar gubernur Jawa Barat evaluasi program MBG usai keracunan massal di KBB. Simak ya!

1. Dedi Mulyadi akan mengevaluasi program MBG di Jawa Barat

IDN Times/Azzis Zulkhairil

Dilansir dari IDN Times Jabar, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kepastian apakah dapur-dapur penyelenggara program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat akan dihentikan sementara atau tetap berjalan.

Ia masih perlu memahami persoalan secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan.

Oleh karena itu, Dedi berencana mengundang pihak penyelenggara untuk membicarakan langkah terbaik, termasuk apakah program perlu dilanjutkan dengan perbaikan atau dievaluasi lebih ketat.

2. Dedi meminta penyelenggara MBG memperhatikan kualitas makanan anak

(Istimewa)

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat mengungkapkan bahwa penyebab utama kasus keracunan massal di Cipongkor berasal dari makanan yang sudah tidak segar karena jarak waktu terlalu lama antara dimasak dan dikonsumsi siswa.

Proses memasak yang dilakukan malam hari, sementara makanan baru dimakan pada siang hari, membuat kualitasnya menurun.

Oleh karena itu, Dedi meminta penyelenggara program MBG lebih cermat dalam mengatur jadwal memasak agar makanan tetap dalam kondisi baik saat disajikan.

Penyesuaian waktu yang lebih dekat dengan jam makan anak dianggap penting agar nasi dan lauk tetap segar serta aman untuk dikonsumsi.

3. MUI Jawa Barat minta program MBG dihentikan sementara

Kepala BGN, Dadan Hindayana dan Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimmin Iskandar kala meninjau salah satu dapur MBG di Sleman.. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Saat pemerintah daerah masih memilih jalur evaluasi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat justru mendorong agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan sementara.

Langkah ini dianggap penting mengingat kasus keracunan yang terus terjadi serta munculnya persoalan lain di lapangan.

Dengan penghentian sementara, MUI menilai pemerintah bisa lebih leluasa melakukan perbaikan menyeluruh sebelum program kembali dijalankan.

Tidak hanya soal keamanan makanan, MUI juga menyoroti aspek kehalalan yang sampai saat ini belum jelas statusnya.

Sertifikasi halal untuk paket MBG belum pernah diinformasikan secara resmi, sehingga menimbulkan pertanyaan di masyarakat.

Menurut MUI, kualitas gizi memang penting, tetapi jaminan keamanan dan kehalalan juga harus dijaga agar program benar-benar memberi manfaat tanpa menimbulkan keraguan.

Nah, itulah informasi seputar gubernur Jawa Barat evaluasi program MBG usai keracunan massal di KBB. Semoga para korban cepat pulih, ya.

Editorial Team