Apabila terjadi gangguan pencernaan seperti sakit perut, diare, mual, dan lainnya.
Ada reaksi alergi terhadap bahan makanan tertentu yang mungkin tidak terdeteksi sebelumnya.
Terjadi kontaminasi ringan pada makanan karena faktor lingkungan atau proses distribusi.
Ketidakcocokan makanan dengan kondisi kesehatan khusus anak.
Risiko keracunan yang disebabkan oleh faktor di luar kendali pihak sekolah atau panitia, misalnya kelalaian pihak ketiga dalam pengiriman.
Orang tua bersedia membayar ganti rugi sebesar Rp80.000 jika tempat makan rusak atau hilang dari anak mereka.
Isi Surat Perjanjian MBG: Jika Anak Keracunan, Ortu Tak Boleh Menuntut
Kembali viral persoalan mengenai program Makan Bergizi Gratis atau MBG, kali ini mengenai isi surat pernyataan antara orangtua siswa dengan pihak MBG.
Foto surat tersebut viral di media sosial, surat pernyataan tersebut viral tekait program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Brebes.
Surat pernyataan tersebut meminta orangtua siswa memilih untuk menolak atau menerima program MBG di sekolah anaknya.
Ada 6 poin yang tertulis dalam surat pernyataan tersebut, yang salah satu isinya menjadi bahan perbincangan di media sosial.
Dalam artikel ini, Popmama.com telah merangkum informasi dari berbagai sumber mengenai viralnya surat perjanjian MBG di Brebes.
1. Isi surat pernyataan
Surat pernyataan MBG (Makanan Bergizi Gratis) di Brebes yang sedang viral adalah surat dari MTs Negeri 2 Brebes yang meminta orangtua/wali murid untuk menyetujui atau menolak program MBG dengan beberapa poin persetujuan risiko.
Surat ini menjadi perhatian karena memuat klausul yang meminta orang tua tidak menuntut pihak sekolah atau panitia jika anak mengalami keracunan makanan dari program tersebut.
Isi surat pernyataan tersebut secara lengkap memuat enam poin berikut yang harus disetujui oleh orangtua/wali murid jika anak mereka mengikuti program MBG:
Surat ini juga dilengkapi pilihan bagi orang tua untuk "Menerima" atau "Menolak" program MBG dengan tanda tangan sebagai persetujuan.
Surat memakai kop resmi Kementerian Agama Republik Indonesia dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes yang menimbulkan polemik sosial.
2. Tanggapan pihak sekolah
Pihak MTs Negeri 2 Brebes memberikan tanggapan atas viralnya surat pernyataan MBG yang meminta orangtua siswa tidak menuntut jika anak mengalami keracunan makanan bergizi gratis (MBG).
Wakil Kepala Sekolah bagian Humas, Jenab Yuniarti, menyatakan bahwa ada miskomunikasi dan perbedaan tafsir terkait surat tersebut. Surat itu sebenarnya adalah angket untuk mengetahui alergi makanan siswa, bukan untuk membebani atau melarang tuntutan orangtua.
Surat pernyataan itu disebar dalam rangka kerjasama dengan penyedia MBG dan untuk memastikan keamanan makanan sesuai kondisi alergi anak-anak.
Setelah viral dan mendapat banyak kritik, pihak sekolah mencabut dan menarik surat pernyataan itu sesuai arahan Kementerian Agama.
3. Sikap dari Kemenag Brebes
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Brebes menanggapi surat perjanjian MBG (Makanan Bergizi Gratis) yang viral dengan sikap, surat pernyataan tersebut merupakan inisiatif internal dari MTs Negeri 2 Brebes, bukan atas instruksi atau perintah dari Kemenag Brebes atau Kanwil Kemenag Jawa Tengah.
Selain itu, Kemenag juga menegaskan mendukung penuh program MBG yang merupakan program pemerintah pusat demi kesehatan dan gizi siswa.
Setelah surat itu viral dan menuai kritik, Kemenag langsung berkoordinasi dengan pihak madrasah dan mengambil langkah cepat dengan meminta surat tersebut ditarik dari peredaran.
Nah Ma, setelah peristiwa ini terjadi, Mama harus lebih teliti apabila menerima surat perjanjian atau pernyataan dari sekolah anak.
Khawatir hal yang tidak diinginkan terjadi, tetapi Mama tidak bisa meminta pertanggungjawaban kepada siapa pun.
