6 Gangguan Kesehatan Jika Anak Suka Mengunyah Es Batu

Kebiasaan sepele yang ternyata dapat mengganggu kesehatan gigi anak

16 Mei 2020

6 Gangguan Kesehatan Jika Anak Suka Mengunyah Es Batu
Freepik/Racool_studio

Bagi sebagian anak-anak dan orang dewasa memiliki kebiasaan yaitu mengunyah es batu. Walaupun es batu dapat membantu meringankan masalah mulut kering dan memberikan sensasi kesegaran, tetapi kebiasaan anak mengunyah es batu ternyata bukanlah kebiasaan yang dapat Mama abaikan.

Jika anak memiliki kebiasaan mengunyah es batu, dapat merusak Kesehatan gigi serta bisa pertanda adanya gangguan kesehatan pada tubuh anak.

Nah, jika Anak memiliki kebiasaan mengunyah es batu, Mama perlu mewaspadai masalah kesehatan yang mungkin dapat terjadi.

Berikut ini Popmama.com akan membahas tentang 6 gangguan kesehatan jika anak suka mengunyah es batu di bawah ini:

1. Kebiasaan mengunyah es batu dapat memicu keausan enamel gigi hingga menyebabkan gigi patah

1. Kebiasaan mengunyah es batu dapat memicu keausan enamel gigi hingga menyebabkan gigi patah
Freepik

Mengunyah es batu merupakan kebiasaan yang dapat memicu keausan pada enamel gigi, yang pada akhirnya akan mengakibatkan patahan mikro, hal ini berpotensi menyebabkan gigi anak menjadi patah. Dilansir dari The Healthy, kebiasaan mengunyah es batu dapat menimbulkan kerusakan gigi yang parah, bahkan hingga membutuhkan terapi saluran akar untuk mengatasinya.

2. Dapat mengakibatkan keretakan gigi dan terkelupas, juga menyebabkan otot rahang menjadi sakit

2. Dapat mengakibatkan keretakan gigi terkelupas, juga menyebabkan otot rahang menjadi sakit
Freepik/Drobotdean

Selain dapat merusak enamel gigi, anak yang memiliki kebiasaan mengunyah es juga dapat mengakibatkan keretakan gigi dan terkelupas, serta dapat membuat otot rahang menjadi sakit. Selain itu, menurut laman The Healthy, kebiasaan ini dapat membuat gigi menjadi sangat sensitive terhadap minuman dan makanan yang panas dan dingin.

Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa kebiasaan anak yang sering mengunyah es batu dapat membuat gigi menjadi lebih rentan berlubang.

Editors' Pick

3. Risiko pecahan es yang tajak dapat menusuk gusi sehingga menyebabkan infeksi dan masalah serius

3. Risiko pecahan es tajak dapat menusuk gusi sehingga menyebabkan infeksi masalah serius
Freepik

Saat mengunyah es batu, ada risiko pecahan-pecahan es yang tajam dapat menusuk gusi sehingga menyebabkan infeksi dan masalah gusi yang serius. Untuk itu, jika anak suka makan sesuatu yang dingin, Mama dapat mengingatkannya untuk tak mengunyahnya menggunakan gigi.

Melainkan membiarkan es tersebut meleleh dengan sendirinya di dalam mulut. Dengan demikian, anak dapat tetap mendapatkan sensasi rasa kesegaran dari mengonsumsi es batu tanpa membuat gusi dan gigi menjadi bermasalah.

3. Anak yang mengunyah es batu dapat dikaitkan dengan adanya kondisi anemia defisiensi besi

3. Anak mengunyah es batu dapat dikaitkan ada kondisi anemia defisiensi besi
Freepik

Kebiasaan mengunyah es ternyata dapat dikaitkan dengan adanya anemia defisiensi besi. Anemia dapat terjadi ketika darah tidak memiliki sel darah merah yang sehat dalam jumlah cukup. Sel darah merah memiliki fungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringang tubuh.

Tanpa oksigen yang cukup, anak mungkin akan menjadi lebih mudah lelah dan memiliki napas yang pendek. Dilansir dari laman Healthline, sejumlah peneliti percaya jika mengunyah es batu dapat memicu efek pada orang dengan anemia defisiensi besi, agar tubuh mampu mengirim darah lebih banyak yang berisi oksigen ke otak.

Lonjakan oksigen di otak ini kemudian mampu memicu peningkatan kewaspadaan dan kejernihan berpikir.

5. Bisa menjadi pertanda gangguan emosional tertentu, seperti gangguan memakan yang bukan makanan

5. Bisa menjadi pertanda gangguan emosional tertentu, seperti gangguan memakan bukan makanan
Freepik/Jcomp

Kebiasaan mengunyah es batu dapat menjadi pertanda gangguan emosional tertentu, misalnya Pica yaitu gangguan makan yang di mana anak secara kompulsif mengonsumsi makanan yang sebenarnya bukan makanan, seperti es batu, sedotan, kertas, tanah liat, atau yang lainnya.

Subtipe dari pica adalah Pagophagia, yaitu melibatkan kebiasaan makan es, salju, atau air es secara kompulsif.

Pica bisa menjadi pertanda adanya gangguan mental, gangguan ini sering terjadi bersamaan dengan kondisi kejiwaan dan kecacatan intelektual lainnya.

6. Kebiasaan mengunyah es batu juga menjadi pertanda anak mengalami dehidrasi ringan

6. Kebiasaan mengunyah es batu juga menjadi pertanda anak mengalami dehidrasi ringan
Freepik

Dikutip dari laman Medical News Today, dehidrasi ringan dapat menyebabkan seseorang ingin mengunyah es batu. Karena, dengan memakan es batu anak dapat mendinginkan tubuh, memuaskan rasa haus, dan melembabkan bibir kering.

Gejala dehidrasi sendiri meliputi rasa haus serta warna urin yang berubah menjadi lebih gelap dari biasanya. Pada kasus yang lebih parah, dehidrasi juga bisa menunjukkan gejala seperti kepala pusing dan kebingungan.

Mengunyah es batu dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada anak. Untuk itu sebelum terlambat, ajak anak untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan untuk mengetahui alasan mengapa anak suka mengunyah es batu, serta memulai perawatan untuk mengatasi kebiasaan ini.

Baca juga:

The Latest