Jenis Isyarat Sosial yang Perlu Anak Tahu saat Berkomunikasi

Ketika anak mencondongkan tubuhnya pada lawan bicara, kira-kira apa ya artinya?

6 Maret 2022

Jenis Isyarat Sosial Perlu Anak Tahu saat Berkomunikasi
Freepik/Pressfoto

Berkomunikasi adalah hal penting dalam hidup manusia. Jika kita umumnya berkomunikasi dengan mengeluarkan kata-kata, isyarat sosial salah satu bentuk komunikasi tanpa menggunakan kata-kata.

Isyarat ini melibatkan aspek-aspek seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, nada suara, jarak fisik dengan orang lain, dan cara lain mengekspresikan diri di luar komunikasi verbal.

Isyarat sosial ini cenderung sama pada setiap orang. Namun juga dapat dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk kepribadian, budaya, dan tingkat kenyamanan seseorang.

Nah, untuk membantu anak mempelajari bagaimana menggunakan isyarat sosial dan mengenalinya pada orang lain, berikut ini Popmama.com telah merangkum jenis isyarat sosial yang perlu anak tahu saat berkomunikasi.

Baca terus yuk!

1. Postur atau sikap tubuh

1. Postur atau sikap tubuh
Freepik/romeo22

Postur adalah bagaimana seseorang mengendalikan tubuhnya. Tanpa disadari, gerakan tubuh bisa mengungkapkan bagaimana perasaan seseorang atau pesan apa yang ingin disampaikan.

Misalnya, jika seseorang memiliki postur tertutup, dengan lengan atau kaki (atau keduanya) disilangkan, kemungkinan besar mereka merasa tidak nyaman, tidak tertarik, frustrasi, atau emosi atau reaksi tidak menyenangkan lainnya.

Sebaliknya, jika seseorang memiliki postur terbuka (lengan dan kaki tidak disilangkan dan santai), mereka mungkin menunjukkan tingkat kenyamanan atau minat yang lebih tinggi.

Namun ingatlah bahwa kenyamanan fisik juga merupakan faktor dalam postur, misalnya seseorang mungkin menyilangkan tangan atau duduk dalam posisi terbuka karena itu terasa lebih baik bagi mereka.

2. Memiringkan tubuh

2. Memiringkan tubuh
Pexels/Katerina Holmes

Ketika anak berbicara dengan teman, ia mungkin secara tak sadar mengarahkan tubuhnya ke temannya tersebut. Tahukah anak, bahwa mencondongkan tubuh atau memiringkan tubuh, terutama kaki, ke arah seseorang, ini dapat menunjukkan bahwa ia terlibat dan tertarik dalam apa yang orang lain katakan atau lakukan. 

3. Gestur

3. Gestur
Freepik

Beberapa orang menggerakkan tangan atau berbicara dengan tangan mereka saat berinteraksi dengan orang lain, tetapi gerakan yang digunakan orang biasanya memiliki makna di baliknya.

Gestur adalah jenis ekspresi nonverbal. Lambaian tangan dari sisi ke sisi, misalnya, bisa berarti halo atau selamat tinggal. Tangan tegak dengan telapak tangan keluar biasanya berarti berhenti. Jari telunjuk menjulur ke arah sesuatu berarti melihat atau pergi ke sana

Terkadang gerakan digunakan untuk menekankan apa yang dikatakan. Misalnya, seseorang yang menceritakan kisah yang menarik mungkin melambaikan tangan saat berbicara.

Gestur juga bisa berbasis budaya. Beberapa gerakan yang digunakan secara positif di satu bagian dunia, seperti gerakan tangan "OK" di Amerika, dapat bersifat ofensif atau agresif di area lain. Sehingga, anak perlu berhati-hati dengan gerak tubuhnya saat bepergian.

4. Pencerminan

4. Pencerminan
Freepik/Pressfoto

Anak mama mungkin pernah mendengar bahwa menguap itu menular, atau sulit menahan diri untuk tidak tertawa saat melihat orang lain tertawa.

Ini adalah contoh mirroring atau pencerminan. Adalah umum bagi orang untuk meniru, atau menyalin, gerakan kepala, gerakan tubuh, dan ekspresi wajah satu sama lain ketika mereka saling berkomunikasi.

Editors' Pick

5. Sentuhan

5. Sentuhan
Pexels/Kindel Media

Menyentuh dapat menyampaikan berbagai makna, dari keakraban hingga membangun dominasi. Misalnya ketika Mama menepuk punggung anak, bisa menjadi isyarat rasa bangga, sementara tepukan cepat pada bahu biasanya merupakan cara untuk mendapatkan perhatian.

Penting juga bagi anak untuk memerhatikan bagaimana orang lain merespons sentuhan. Hal ini karena tidak semua orang suka disentuh, baik secara umum, oleh orang tertentu, atau dengan cara tertentu. Menyentuh orang lain, terlepas dari niatnya, tetap membutuhkan persetujuan.

6. Gerakan tubuh berulang

6. Gerakan tubuh berulang
Freepik/User18526052

Fidgeting atau gerakan tubuh berulang seperti bermain-main dengan rambut, mengetuk-ngetuk pulpen, atau berpindah-pindah kursi, bisa memberi kesan tidak tertarik, gelisah, atau bosan.

Seorang anak yang biasanya tidak gelisah tetapi berperilaku seperti ini, mungkin menunjukkan kurangnya fokus. Tetapi bagi sebagian orang, termasuk seseorang dengan ADHD, gerakan tubuh yang berulang adalah alat yang digunakan untuk meningkatkan fokus.

7. Gerakan mata

7. Gerakan mata
Freepik/Master1305

Mata bisa menjadi indikator yang baik tentang bagaimana perasaan seseorang. Ini termasuk:

  • Mata terbuka lebar dan alis terangkat mungkin berarti terkejut atau takut.
  • Kelopak mata yang menegang dan alis yang diturunkan ke arah satu sama lain bisa berarti kemarahan atau kebingungan.
  • Tersenyum bahagia sehingga menyebabkan munculnya kerutan di sekitar mata.
  • Pupil yang melebar dianggap sebagai tanda semangat, meskipun ini dapat dipengaruhi oleh pencahayaan
  • Menatap mata orang lain dapat menunjukkan perhatian dan minat, sementara memalingkan muka atau ke bawah dapat menunjukkan ketidaknyamanan atau ketidaktertarikan
  • Kontak mata atau tatapan mata yang lama bisa terasa mengintimidasi atau mengancam. 

8. Gerakan mulut

8. Gerakan mulut
Freepik/Gpointstudio

Tentu saja, mulut dapat berkomunikasi. Namun jika diperhatikan, gerakan mulut yang berbeda juga menunjukkan tanda-tanda isyarat sosial, misalnya seperti:

  • Mulut terbuka tanpa ketegangan dapat menunjukkan keterkejutan.
  • Bibir yang kencang, tegang, atau mengerucut dapat menunjukkan bahwa seseorang sedang marah, takut, atau skeptis.
  • Bibir atas yang terangkat dan hidung yang berkerut dapat menunjukkan rasa jijik.
  • Senyum yang ditarik ke atas bisa berarti kebahagiaan. Namun ini juga bisa berarti kelicikan, sarkasme, dan banyak ekspresi lainnya, tergantung pada konteks dan ekspresi wajah lainnya.
  • Mulut yang ditarik ke bawah atau bibir yang bergetar dapat menunjukkan kesedihan.
  • Seseorang mungkin juga menggigit bibir, sering menjilat bibir, atau menggemeretakkan atau mengatupkan gigi ketika gugup atau stres.

9. Intonasi saat berbicara

9. Intonasi saat berbicara
Freepik/Zinkevych

Bagaimana cara anak mengatakan sesuatu, juga dapat menentukan arti dari kata-kata yang kita ucapkan. Ini dibantu dengan adanya infleksi atau intonasi (mengubah nada atau nada suara), yang menjadi cara untuk lebih ekspresif dan memperjelas apa yang dikatakan.

Berbicara dengan sedikit intonasi, dapat menunjukkan kebosanan dan mungkin kehilangan minat. Sedangkan, sering mengubah intonasi, dapat membuat terkesan lebih menyenangkan.

Volume juga membuat perbedaan. Bergumam mungkin menunjukkan kegugupan, sedangkan berteriak mungkin menunjukkan antusiasme atau kemarahan.

10. Proksemik

10. Proksemik
Freepik/artursafronovvvv

Seperti yang disebutkan di atas, seberapa dekat seseorang berdiri dengan orang lain, ini sering menunjukkan tingkat kenyamanan atau keakraban.

Dilansir dari Very Well Heatlh, seorang antropolog yang menciptakan istilah tersebut bernama Edward Hall, menggambarkan empat zona proksemik, yaitu:

  • Intim (18 inci atau kurang): Orangtua dan anak-anak, kekasih, dan pasangan
  • Pribadi (1,5-kaki): Teman dekat
  • Sosial (4-12 kaki): Teman dan rekan kerja
  • Umum (12 kaki atau lebih): Orang asing dan pejabat

Namun perlu diingat bahwa norma proksemik ini sangat bervariasi antar budaya.

11. Pakaian

11. Pakaian
Freepik/DCStudio

Bukan rahasia umum lagi jika pakaian juga bisa memberi tahu banyak tentang identitas seseorang. Ketika anak mama melihat seseorang yang mengenakan seragam militer kemungkinan besar ia adalah seorang tentara. Seseorang dengan jas lab putih kemungkinan besar berada di bidang medis atau sains.

Beberapa pakaian kurang jelas, tetapi masih memberikan petunjuk tentang orang yang memakainya dan dalam konteks apa. Misalnya pakaian "formal" dan "santai" dianggap memiliki pengaturan yang berbeda.

Ketika anak menghadiri acara sekolah, kemungkinan ia akan berpakaian dengan cara yang memproyeksikan kerapihan dan kebersihan. Sementara anak yang menggunakan kaus saat bermain, menunjukkan santai dan gerak bebas.

Nah itulah jenis isyarat sosial yang perlu anak tahu saat berkomunikasi. Dengan mengetahui isyarat sosial, seorang anak dapat meningkatkan keterampilan komunikasinya dengan baik. Tak hanya itu, ia juga lebih pandai dalam menyampaikan atau menerima makna saat berkomunikasi.

Semoga informasinya bermanfaat ya!

Baca juga:

The Latest